Luka Baru

17 2 0
                                    

Keyra Hijab berkembang dengan sangat cepat, omzet pertahun selalu naik dan tidak pernah mengecewakan.

Gaji para pegawai pun tercukupi, bahkan lebih dari cukup.

Alhamdulillah, berkat Allah impianku sejak dulu untuk membeli rumah tercapai.

Aku hadiahkan rumah tersebut untuk Ummi, agar Ummi bahagia.

Aku pun kini lebih terbuka untuk bersosialisasi dengan orang lain.

Bahkan mungkin aku selalu bercerita tentang hal yang baru aku alami. Dan tidak hanya itu,

Menjadi pimpinan menuntutku untuk banyak berbicara di depan umum.

Seorang Fisya yang pemalu, hanya berani berbicara di depan teman terdekat, dan sangat menghemat kata, sekarang tumbuh menjadi sosok yang dewasa, berpikiran terbuka, juga mampu bersosialisasi dengan baik dengan masyarakat global.

Kuncinya? Do'a.

Aku selalu berdo'a agar Allah mampukan aku untuk berbicara di depan umum, di depan semua orang, dan bersosialisasi dengan baik seperti orang lain.

Dan alhamdulillah untuk kesekian kalinya,

Satu persatu target yang aku tulis dalam buku sudah tercapai.

Walaupun ada beberapa target hidup yang memang belum aku capai.

Tidak apa – apa, semuanya butuh proses.

Untuk membangun Keyra Hijab pun, lewat jalan yang tidak disangka bukan?

***

Sudah satu tahun lamanya Shifa tidak pernah meneleponku sama sekali,

Apakah dia sudah melupakanku?

Atau bahkan, dia sedang sibuk?

Tidak lama dari itu, Handphone ku berdering.

Nelpon juga ternyata.

"Assalamu'alai...?"

"Wa'alaykumussalam syaaaa, hey aku di rumah nih"

"Belum juga beres aku ngucap salamnya, udh main jawab aja. Maksudnya? Di Mesir?"

"Aku udah pulang Sya, lagi libur. Aku di Indoo"

"Masa? Beneran?"

"Kalau bohong juga buat apa"

Baru saja aku ingin menanyakan sesuatu.

"Eh Sya, aku ke rumah ya"

"Aku pindah rumah Shif"

"Yaudah kasih alamatnya aja ya"

"Kenapa ga aku yang ke rumah kamu aja?"

"Inget janji aku satu tahun lalu? Aku mau ngenalin seseorang?"

"Inget lah, ohhh yaudah lah terserah. Ditunggu okay"

"Okey, aku siap – siap dulu yes"

"Sip, fii amanillah"

"In syaa Allah"

Sambungan telepon terputus.

Ku kirimkan alamat lengkap rumah ini ke Shifa.

Aku penasaran, baru kali ini dia begitu bersemangat untuk mengenalkan seseorang kepadaku.

Dan, untuk apa?

Manfaatnya apa? Kenapa aku harus tau? Kenapa tidak kenalkan pada mama nya saja?

Ah sudahlah, lambat laun juga aku akan tau alasan Shifa mengenalkannya.

If You Believe That You CanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang