Awal pertemuan

27 6 0
                                    

Masa liburan telah berlalu,

Alhamdulillah aku bisa menabung dari hasil jerih payahku sendiri.

Libur panjangku bermanfaat kali ini. 

Karena selain aku bisa bekerja di café, aku juga diminta untuk mengajarkan anak – anak dari tingkatan TK hingga SMP membaca Al – Qur'an. 

Darisana, aku mendapatkan gaji sampingan untuk tambahan.

Alhamdulillah.

Lagi – lagi kuucapkan syukur atas rahmat-Nya yang tiada henti menghampiriku saat ini.

Hari ku sangat produktif dengan kegiatan bermanfaat.

Pagi nya aku membantu Ummi terlebih dahulu, setelah itu kurang lebih jam 10.00 aku pergi ke café dan selesai melayani pembeli sekitar jam 16.30. Setelahnya aku lanjutkan mengajar di Masjid Al – Insan. Lokasinya pun tidak terlalu jauh untuk ditempuh.

Ini hari pertama aku mengajar disana,

Aku terpesona dengan keindahan masjid tersebut, bernuansa keemasan dengan tiang - tiang bercat putih.

Lantainya bersih sekali, tempatnya sejuk dan wangi.

Kulihat sekeliling.

Namun baru setengah kakiku melangkah ke masjid,

seketika sorot mataku terfokus pada seseorang.

Koko berwarna putih dengan motif polos dan aksen abu, peci hitam, dan sarung berwarna hitam bermotif satu garis abu – abu dipinggirnya.

Hidung mancung, kulitnya sawo matang.

Mata nya tidak sipit, tidak pula lebar.

Dan tidak terlihat jelas dari kejauhan.

Sepertinya tinggi.

Menunduk, pandangannya fokus pada Al – Qur'an.

Suaranya indah, walaupun tidak terlalu terdengar.

***

"Sya?"

Seseorang memanggilku.

"De fisya?" Sambil menepuk pundak.

Astaghfirullah.

Aku terkejut, seketika aku tersadar dari lamunan.

Ternyata Bu Siti memanggilku daritadi,

Beliau adalah sekretaris DKM di masjid ini, yang mengundangku untuk datang dan mengajarkan anak - anak Al – Qur'an. Beliau sangat ramah padaku, baik hati dan tidak sombong. Aku sudah mengenalnya sejak beberapa bulan lalu. Karena beliau juga aktif di masjid dekat rumahku, selalu mengisi kajian setiap hari sabtu.

Sekarang beliau butuh teman untuk mengajar, dan akulah yang akan menemaninya. 

Maka sebisa mungkin aku akan maksimalkan kinerja mengajarku.

"Eh afwan, Assalamu'alaikum bu Siti. Apa kabar?"

Kami berdua saling melempar senyum kemudian bersalaman.

"Wa'alaykumussalam, baik Alhamdulillah. Kamu sendiri? Ehiya silahkan masuk"

"Alhamdulillah baik bu, terimakasih"

Kami berjalan menuju madrasah inti tempat anak – anak biasa belajar.

Anak – anak melihatku dengan antusias.

"Assalamu'alaikum anak – anak" sapa Bu Siti

"Wa'alaykumussalam ibuuu" Jawab anak – anak dengan penuh semangat

If You Believe That You CanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang