Sebuah Keajaiban

30 6 2
                                    


Hari ini aku memiliki kebiasaan baru.

Setelah pulang sekolah, aku bekerja di café Ayahnya Shifa.

Darisitu aku mendapatkan gaji perharinya, walaupun tidak terlalu besar. 

Setidaknya cukup untuk makan sehari - hari dan bekal pergi sekolah. 

Ummi senang dengan kegiatan tambahan ku yang sekarang, Alhamdulillah.

Ternyata, tidak semua ujian yang Allah berikan itu akan membuat kita susah gundah dan gelisah.

Melainkan banyak sekali hikmah yang terkandung di dalamnya, juga banyak yang harus aku pelajari dari peristiwa kemarin.

***

Esoknya aku kembali ke sekolah, namun kali ini bukanlah pembelajaran lagi.

Melainkan pembagian raport semester 2. 

 Artinya, aku akan naik kelas.

Jantungku berdebar tak karuan.

Detik - detik yang mendebarkan.

Ketika walikelasku akan mengumumkan ranking kali ini.

Akankah aku mendapatkan kembali ranking yang ku raih dulu?

Nyatanya ranking ku tetap,

Aku kembali ranking satu.

Suara tepuk tangan dari teman - teman ditambah raut wajah Ummi yang bahagia membuat diri ini semakin bersyukur pada-Mu.

Seperti janji Allah dalam Al - Qur'an, Q.S. Ibrahim Ayat 7,

"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat."

Tidak hanya ranking ku yang menetap, ternyata aku mendapatkan beasiswa. 

Oleh karena itu, aku tidak perlu membayar DSP ataupun SPP.

Yaa Allah, sebaik itukah engkau kepadaku?

Namun ternyata bukan ranking 1 saja yang mendapat beasiswa tersebut, 

Melainkan ranking 2 pun mendapatkannya.

Siapa dia?

"Bapa akan umumkan ranking berikutnya, ranking 2 diraih oleh.."

"Kira - kira siapa ya?" gumamku

Karna sebelumnya yang meraih ranking 2 adalah Dhina.

Salah satu temanku yang cantik dan pendiam.

"Apa mungkin Shifa? Tapi waktu itu dia ranking 5"

Tapi tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah, bisa saja dia.

Kami semua menunggu Bapa Wanto untuk memberitahu siapa yang ranking 2 kali ini

Namun tiba - tiba,

Bu Erni masuk.

"Assalamu'alaikum, pak.."

Pak Wanto pun pergi keluar sebentar menemui Bu Erni

Bapak berhasil membuat satu kelas penasaran dengan ranking kali ini.

Semuanya ribut, mengaku - ngaku bahwa dirinya yang akan menjadi ranking 2

Namun Shifa hanya terdiam.

Kupegang tangannya erat - erat, dan yang aku sangat berharap dia yang ranking kali ini.

Pak Wanto pun kembali ke kelas,

Semua terdiam.

"Ranking kedua kali ini berbeda."

Suasana menjadi hening setelah Bapak menghentikan pembicaraan

"Ranking dua diraih oleh, Shifa Mardiana Chintya"

Shifa memelukku dan tersenyum bahagia.

Akhirnya ia meraih beasiswa bersamaku.

Pembagian raport tidak berlangsung lama. 

Setelah selesai, kami dipersilahkan untuk pulang.

***

Sepertinya kali ini aku akan menghabiskan waktu liburanku untuk bekerja.

Aku tidak mempermasalahkan berapa gajiku saat ini, yang terpenting aku senantiasa bersyukur. 

Membantu meringankan beban Ummi saja sudah lebih dari cukup untuk membuatku senang. 

Walaupun aku tau, pengorbananku tidak selaras dengan pengorbanan Ummi selama ini.

Terima kasih Ummi.

Darimu aku belajar banyak hal,

Tidak hanya sekedar calistung dan menggambar.

Kau mengenalkanku bagaimana menghadapi dunia.

Kau yang selalu mengingatkanku bahwa dunia bukanlah segalanya,

Kata Ummi,

Dunia hanya sementara,

Dunia hanyalah perantara,

Dunia itu fanatisme semata,

Dunia bukan tempat tinggal,

Melainkan tempat kita meninggal.

Dunia tidak bernilai,

Bahkan hanya sepotong sayap nyamuk.

***


If You Believe That You CanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang