Bab 11 | Honeymoon

25.6K 977 3
                                    

Liburan akhir tahun kini telah tiba, baik Bayu maupun Relline memilih memanfaatkan liburan akhir tahun untuk mengunjungi beberapa destinasi wisata yang ada di Bali sekaligus honeymoon pertama mereka. Awalnya Relline meminta agar mereka berlibur keluar negeri saja, namun Bayu memberi usul bahwa lebih baik mereka berlibur didalam negeri saja mengingat bahwa waktu libur mereka tak lebih dari satu minggu. Pekerjaan kantor sedang banyak sehingga perusahaan hanya meliburkan karyawannya beberapa hari saja, setelahnya mereka akan disibukkan kembali dengan rutinitas mereka yaitu bekerja.

Bayu mengusap pelan kepala Relline yang bersandar dibahunya, mereka kini tengah berada didalam pesawat. Begitu mereka tadi masuk dan duduk dikursi penumpang, Relline lantas menjatuhkan kepalanya dibahu Bayu dan memejamkan matanya. Bayu sama sekali tidak keberatan meskipun ia harus menahan rasa pegal karena Relline yang menyandar dan tertidur berjam-jam selama penerbangan berlangsung.

"Relline..." Bayu menepuk pipi Relline pelan ketika mendengar interupsi bahwa pesawat sebentar lagi akan mendarat di Bandara.

Relline terlihat menggeliat pelan, wanita itu dengan perlahan membuka matanya dan menegakkan tubuhnya. Bayu tersenyum ketika melihat rambut acak-acakan Relline, tangannya terulur untuk membenarkan rambut Relline membuat wanita itu mematung sejenak. Namun tak berlangsung lama ketika Bayu kembali menarik tangannya.

"Ayo kita turun." Ajak Bayu sambil mengulurkan tangannya yang pastinya segera disambut baik oleh sang istri.

Mereka berjalan bersisian dengan tangan Bayu yang menggenggam tangan Relline sedangkan yang satunya menggeret koper berukuran sedang, mereka berdua menghampiri seorang pria paruh baya yang tengah berdiri disamping mobil hitamnya. Orang suruhan Handoko yang ditugaskan untuk mengantar kemanapun mereka pergi.

"Saya Cokro Pak, Bu yang ditugaskan oleh Pak Handoko untuk mengantarkan Ibu dan Bapak kemanapun." Relline dan Bayu mengangguk, mereka tidak perlu mengenalkan diri karena Cokro sudah pasti tau siapa mereka.

"Silahkan masuk, saya akan mengantarkan Ibu dan Bapak ke sebuah villa yang letaknya ada didekat pantai." Ucap Cokro sambil membukakan pintu penumpang untuk Relline dan Bayu.

"Pak, bisakah kita mampir makan siang dulu?" Tanya Bayu ketika melihat jam di pergelangan tangannya, waktu makan siang telah terlewat sedangkan tadi ketika mereka berada dipesawat mereka belum memakan apapun.

Bayu mengkhawatirkan Relline yang belum mengisi perutnya dengan nasi sejak tadi pagi, istrinya itu hanya menyantap dua lembar roti tawar. Saat Bayu menawarkan Relline agar sarapan nasi goreng, wanita itu menolak dengan dalih sudah kenyang. Bayu yang memang tidak pernah membantah ucapan Relline pun hanya bisa pasrah, tapi tidak untuk saat ini.

"Bayu, kita langsung ke villa saja oke? Aku gak lapar." Ucap Relline tapi Bayu menggeleng.

"Kamu belum makan, aku gak mau nanti kamu sakit. Percuma kita liburan kalau kamu malah sakit, jadi kita mampir makan siang dulu aja ya?"

"Tapi Bayu kita bisa makan siang di villa nanti." Bayu kembali menggeleng.

"Letak villa lumayan jauh dari sini, nanti keburu jam makan siangnya habis. Jadi untuk kali ini kamu harus nurut, aku gak terima penolakan sama sekali." Relline memberengut, sejak kapan Bayu yang penurut menjadi pemaksa seperti ini.

"Tapi-..."

"Sekali nurut sama suami bisakan sayang?" Relline akhirnya diam ketika Bayu memanggilnya sayang karena meskipun ia memaksa berkali-kali Bayu agar memanggilnya sayang, pria itu selalu saja kagok dan canggung. Tapi kali ini dengan kemauan sendiri pria itu memanggilnya sayang.

"Ya sudah deh." Pasrah Relline sambil memyandarkan kepalanya dibahu Bayu, Bayu tersenyum puas sambil mengusap lembut pucuk kepala sang istri.

Mereka tiba disebuah restoran yang menyajikan berbagai makanan laut, Bayu memasankan Relline nasi yang awalnya ditolak oleh wanita itu namun lagi dan lagi Relline kalah ketika Bayu memaksanya dan berkali-kali memanggilnya sayang agar ia menurut. Kapan lagi mendengar Bayu yang kaku dan polos memanggilnya sayang? Selama ini dirinyalah yang selalu memulai.

"Sekarang puaskan?" Suntuk Relline sambil memperlihatkan piring yang semula berisi nasi sekarang telah kosong melompong.

"Nah gitu dong, ini baru istriku." Padahal perkataan Bayu termasuk manis tapi karena Relline sedang kesal wanita itu hanya mendengus membuat Bayu tersenyum sambil mengacak rambut Relline.

"Ish gak usah diacak-acak, kan jadi berantakan." Sungut Relline sambil membenarkan rambutnya, Bayu hanya terkekeh pelan dan mengajak Relline kembali memasuki mobil setelah membayar makanan mereka tentunya.

Mereka seperti remaja yang sedang dimabuk cinta, dimana sikap dan sifat Relline yang agkuh, sombong dan perfeksionis hilang tergantikan dengan sikap kekanakannya yang mudah kesal, mengambek dan ketus karena kejahilan Bayu yang suka sekali mengacak rambutnya.

Ketika mereka tiba di villa Relline langsung memasuki kamar dan membaringkan tubuhnya diatas kasur empuk beralaskan sprei putih, sedangkan Bayu menaruh koper hitam itu dipojok ruangan dan menyusul sang istri untuk berbaring disebelahnya.

Villa yang mereka tempati kondisinya cukup sepi dengan letak yang berada dipesisir pantai, begitu mereka keluar villa pemandangan pasir pantai dan hamparan lautlah yang menjadi objek paling menarik. Kamar mereka yang berada dilantai dua mempermudah mempermudah mereka jika ingin melihat pemandangan laut melewati balkon kamar, ada orang yang dikhususkan untuk menjaga dan merawat villa ini yaitu sepasang suami istri yang bekerja untuk Papa Relline.

Relline beringsut mendekati Bayu, ia mengambil lengan Bayu dan menaruhnya dibawah kepalanya untuk ia jadikan bantal. Sedangkan wajahnya menatap dada Bayu sambil sesekali menghirup aroma wangi parfum bercampur keringat Bayu yang malah membuatnya tenang. Bayu juga sepertinya tak keberatan dengan tingkah Relline yang selalu menempel padanya, ia sih senang-senang saja asalkan Relline menempel padanya dan bukan pria lain.

"Tidurlah, kita butuh istirahat. Mungkin nanti sore jika ingin menjelajahi pantai disini." Gumam Bayu menarik Relline dalam dekapannya.

Relline malah menggerakan tangannya untuk mengusap-usap dada Bayu, membentuk pola abstrak membuat Bayu yang semula terpejam membuka kedua matanya. Pria itu menahan tangan Relline yang akan membuka kancing kemejanya membuat Relline mengerucutkan bibirnya karena penolakan Bayu, padahalkan ia sedang ingin.

"Tidur ya sayang? Kita butuh istirahat, masih banyak waktu untuk melakukan itu semua." Akhirnya Relline menurut, ia menjadi sedikit luluh mendengar Bayu yang memanggilnya sayang. Ah efek sayang yang dilontarkan Bayu memang sedahsyat itukah?

Suara nafas berhembus teratur membuat Bayu tersenyum, ia mencium singkat kening Relline sebelum ikut memejamkan matanya. Tangannya tiada henti memberikan usapan lembur dipunggung Relline agar sang istri merasa nyaman dan hangat. Ternyata mereka memang membutuhkan waktu istirahat apalagi Relline yang sepertinya sangat kelelahan, padahal sepanjang mereka berada didalam pesawat wanita itu terus tidur dengan kepala yang menyandar dibahu sang suami. Namun nyatanya sepertinya waktu tidur itu tidak cukup, buktinya kini Relline malah tertidur dengan pulasnya dalam pelukan Bayu.


Halo semua...

Author come back nih...

Adakah yang kangen sama Bayu-Relline?

Maaf gak pernah update nih cerita, lagi kehilangan ide sekalian namatin lapak sebelah jadi gak inget lagi sama ni cerita...

Possessive WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang