Bab 25 | Be Carefully

14.7K 732 5
                                    

Sejak pertemuannya dengan Beti di kantor Papanya beberapa hari yang lalu, Relline selalu menyempatkan dirinya untuk menemui Bayu. Padahal suaminya itu melarangnya dan lebih baik ia yang kesana daripada harus Relline yang menghampirinya, Bayu khawatir dengan keadaan Relline yang tengah mengandung malah sering bolak-balik pergi ke kantornya dan pulang kembali ke kantor Relline.

Bukan tanpa alasan Relline seperti ini, jiwa possessivenya keluar ketika Beti masih menjadi sekretaris dari Bayu. Pria itu belum memindahkan Beti karena belum mendapatkan sekretaris pria sesuai dengan kemauan Relline. Relline harus berhati-hati dengan keberadaan Beti, siapa tau Beti memiliki niat untuk menggoda suaminya karena sepertinya Beti itu sangat menyukai milik orang lain.

Hanya Dani saja yang boleh Beti ambil, jangan sampai Bayu juga ia ambil. Ia tidak akan rela menjadi janda dan anaknya yang belum lahir harus kehilangan Papanya hanya karena wanita licik itu.

"Kamu kesini lagi sayang?" Tanya Bayu ketika Relline memasuki ruangan Bayu.

"Kenapa? Kamu gak suka?" Sinis Relline.

"Ya udah aku pulang lagi." Belum sempat Relline melangkahkan kakinya keluar, Bayu menahan pergelangan tangannya dan menuntun istrinya itu untuk duduk di sofa ruangannya.

"Gak gitu sayang, aku malah senang kalau kamu sering kesini. Aku jadi tambah semangat kerja, tapikan aku khawatir kalau kamu harus bolak balik kesini dan ke kantor kamu. Kenapa gak aku aja nanti ke kantor kamu? Aku yang menemui kamu bukan kamu yang datang kesini." Mata Relline memicing, ia mulai curiga kenapa Bayu harus melarangnya segala. Apa suaminya itu mulai tergoda dengan Beti dan takut ketahuan olehnya?

"Kamu punya hubungan sama Beti?" Tuduhnya sambil memandang Bayu tajam, sedangkan Bayu tidak mengerti mengapa Relline menuduhnya seperti itu.

"Astaga, kamu kok nuduh aku yang enggak-enggak dengan Beti? Aku  dan Beti gak punya hubungan apa-apa selain bos dan sekretaris."

"Habisnya kamu larang-larang aku kesini, gak senang aku kesini? Kamu gak bisa mesra-mesraan lagi sama Beti karena ada aku gitu?" Relline mulai berkaca-kaca, jiwanya yang sensitif tidak dapat menerima penjelasan dari Bayu sedikitpun.

"Jangan nangis dong, kamu kan istriku yang kuat. Aku gak ada apa-apa sama dia, kalau kamu takut aku seperti itu oke aku akan mindahin Beti secepatnya." Relline berbinar mendengarnya, itu yang dia inginkan Beti yang jauh-jauh dari Bayu.

"Tapi nanti ya, setelah aku mendapatkan penggantinya. Ternyata susah juga ya mencari sekretaris seperti yang kamu inginkan." Relline memberengut mendengarnya.

"Gak mau tau, pokoknya kamu harus cari. Aku gak mau Beti dekat-dekat kamu lagi, dia itu... berbahaya." Relline mengecilkan nada suaranya diakhir kata sehingga Bayu tidak dapat mendengarnya dengan jelas.

"Pokoknya kamu harus cari sekretaris pria." Relline beringsut untuk duduk dipangkuan Bayu, tangannya mengalung dileher suaminya sedangkan Bayu merengkuh pinggang ramping istrinya.

"Manja ya.." Bayu menciumi wajah dan leher Relline bergantian membuat wanita itu terkik kegelian karena bulu-bulu halus dirahang dan kumis Bayu yang mulai tumbuh mengenai kulitnya.

"Ha.. ha... Udah geli ih Bayu, kamu belum sempat cukur ya?" Relline membelai rahang dan kumis tipis Bayu bergantian.

"Gak sempat, lagi sibuk-sibuknya ini."

"Cieee yang sekarang sibuk." Goda Relline sambil menaik-turunkan alisnya.

"Aku gak ganggu kamu kan hari ini?" Tanya Relline sambil memandang meja kerja Bayu dan wajah suaminya bergantian.

"Sebenarnya ganggu sih." Bayu balas menggoda Relline, wanita itu mengerucutkan bibirnya ketika mendengar ucapan Bayu.

"Ya udah aku pulang aja kalau gitu." Relline yang akan turun dari pangkuan Bayu ditahan oleh pria itu.

"Eh jangan, kamu temenin aku aja disini. Gak ganggu sama sekali kok, aku tadi cuma bercanda." Bayu mengangkat tubuh Relline, ketika pria itu duduk di kursi kerjanya ia menaruh tubuh Relline dipangkuannya.

"Aku selesaikan kerja ini dulu ya? Nanti baru kita makan siang." Relline mengangguk sambil mengalungkan tangannya dileher Bayu, sesekali ia mengecup bibir Bayu membuat pria itu salah fokus akan pekerjaannya dan Relline.

Sebenarnya Bayu merasa terganggu dengan Relline yang berada dipangkuannya, ia merasa sesak dan gerah. Namun ia tahan daripada Relline harus marah padanya.

'Tok... Tok.. Tok...'

"Masuk."

Relline dengan sengaja mencium pipi dan bibir Bayu bergantian begitu melihat Beti melangkah kearahnya dan Bayu, ah ia salah lebih tepatnya hanya Bayu karena mungkin wanita itu pasti enggan melihatnya disini.

"Permisi Pak, hari ini Bapak ada jadwal meeting bersama CV. Mandiri setelah makan siang nanti." Beritahu Beti, wajahnya tersenyum sok manis kepada Bayu membuat Relline mencibir dan ingin sekali memuntahkan isi perutnya tepat diwajah wanita itu.

"Iya terimakasih Beti." Ucap Bayu menoleh sekilas kearah Beti dan kembali sibuk dengan pekerjaannya.

Beti tak kunjung keluar, ia malah memandang Relline dan Bayu bergantian. Apakah bosnya itu tidak merasa risih dengan Relline yang berada di pangkuannya?

"Maaf Pak sebelumnya kalau saya lancang, apakah Bapak tidak merasa terganggu dengan Bu Relline? Inikan masih jam kantor Pak." Relline memandang Beti garang, berani sekali Beti berkata seperti itu. Ini dia berbicara didepannya loh, didepan istrinya Bayu dan yang ia bicarakan adalah dirinya. Lancang katanya? Yah sangat lancang sekali.

Ingin sekali Relline mengarahkan sepatu flat shoesnya diwajah menyebalkan dan tidak tau malu Beti,  ia memang kini mengganti sepatu haknya dengan tak ber hak karena Bayu yang melarangnya.

Bayu memandang Beti tajam, auranya terlihat menyeramkan. Baru kali ini Relline melihat Bayu yang polos berubah menjadi dingin dan datar seperti ini, biasanya suaminya itu selalu beramah-tamah kepada siapapun, bahkan orang jahat mungkin akan diramahi oleh suaminya itu.

"Bukan urusan kamu Beti." Tukasnya dingin.

"Mm.. Maaf Pak saya tidak bermaksud-.."

"Kamu boleh keluar Beti." Belum sempat Beti undur diri, Bayu kembali membuka suaranya.

"Oh iya, mulai besok kamu bukan sekretaris saya lagi." Beti membelalak mendengarnya.

"M-maksud Bapak saya di pecat?" Tanya Beti tidak percaya.

"Bukan, saya pindahkan kamu ke bagian HRD saja."

"Terimakasih dan sekali lagi maaf atas kelancangan saya tadi Pak, kalau begitu saya permisi." Relline memandang Beti dengan senyum puas penuh kemenangannya sedangkan Beti menggeram tertahan dengan Relline yang sepertinya mengejek dirinya, awas saja nanti. Batinnya.

"Tadi katanya gak mau mindahin Beti, kok sekarang langsung dipindahin?" Tanya Relline yang tidak dapat menyembunyikan kebahagiaannya karena Beti sebentar lagi menjauh dari Bayu.

"Aku gak suka dia bilang begitu sama kamu, dan akhir-akhir ini juga tingkahnya mencurigakan." Ucap Bayu, tangannya terulur untuk mengusap kepala Relline dengan lembut.

"Mencurigakan? Maksudnya?"

"Ya kayak semisal dia berusaha goda aku, seperti sengaja memakai pakaian ketat dan seksi."

"Terus kamu tergoda gitu?" Bayu tentu saja langsung menggeleng.

"Untuk apa mencari diluar kalau didalam hidup aku saja ada istri secantik kamu." Relline menepuk lengan Bayu keras.

"Gembel nih?" Bayu tertawa, ia mengecup pipi Relline singkat.

"Bisa dibilang begitu." Ucap Bayu mengeratkan pelukannya dipinggang Relline.

"Sudah selesai, ayo kita makan siang." Bayu menurunkan Relline dari pangkuannya kemudian merangkul bahunya mengajak Relline makan siang diluar.

Sekarang Relline sedikit tenang dengan Beti yang tak lagi dalam jangkauan Bayu walaupun mereka masih satu kantor, sebenarnya Relline ingin sekali memecat Beti tapikan itu bukan hak kuasanya di perusahaan ini. Lagi pula sepertinya perusahaan tidak akan memecat karyawannya dengan alasan yang tidak jelas, semoga saja tidak ada lagi badai rumah tangga yang akan menghancurkan mereka.












Possessive WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang