Bab 10 | Call Me Baby

23K 994 6
                                    

Hubungan Relline dan Bayu semakin lengket saja kecuali di area kantor tentunya, istrinya itu masih menjunjung tinggi profesionalitas kerjanya membuat Bayu berdecak kagum akan kehebatan sang istri baik dari segi kinerja dan wibawa menjadi seorang pemimpin perusahaan. Akhir-akhir ini Bayu tak lagi bercengkrama dengan Vira meskipun kerap kali wanita itu mengajaknya bicara namun Bayu segera menghindar dengan dalih ingin mengerjakan pekerjaannya, ia takut kalau-kalau istrinya melihat dan akan salah paham lagi dengannya.

Relline yang marah adalah sesuatu yang sangat dihindari oleh Bayu karena ketika wanita itu marah aura dingin dan mengintimidasinya lebih tajam, layaknya singa betina yang ingin membunuh mangsanya. Sebaliknya Relline yang agresif dan selalu menyosor dirinya sekarang bagaikan candu untuknya, tanpa kecupan dan sentuhan dari jari lentik Relline rasa-rasanya ia akan mati saja. Ah kenapa pikirannya sekarang jadi terarah dengan hal yang iya-iya? Sungguh pesona Relline telah membutakan seluruh harinya.

"Bayu..." Sebuah suara menghentikan lamunan-lamunan Bayu akan sang istri.

Vira menghampiri Bayu yang sepertinya tengah duduk termenung, layar laptop menyala namun pria itu tak kunjung mengetikkan sesuatu. Lembar word itu masih kosong tanpa ketikkan satu kata pun, sebenarnya apa yang tengah dipikirkan Bayu? Batinnya bertanya-tanya.

"Kamu lagi mikirin apa?" Tanya Vira sambil menelisik raut wajah Bayu yang gelagapan seperti kucing yang tertangkap basah telah mencuri ikan di kolam.

"Ah? Bukan apa-apa..." Gelagap Bayu.

"Kamu gak mau makan siang? Ini udah jam makan siang loh.." Beritahu Vira yang membuat Bayu langsung melirik jam tangannya.

"Ah iya kalau gitu aku duluan ya?" Baru baru saja akan beranjak namun terhenti ketika Vira kembali memanggilnya.

"Bayu..."

"Hhmm?"

"Kamu gak ngajak aku makan siang bareng?" Tanya Vira penuh harap membuat Bayu menimbang-nimbang.

"Maaf Vira sepertinya aku gak bisa, a-aku ad-..." Ucapan Bayu terhenti ketika Relline tiba-tiba menghampiri mereka.

"Bayu ada urusan dengan saya." Potong Relline cepat.

"Ah siang Bu Relline.." Sapa Vira sedikit kikuk.

Relline tak menanggapi sapaan Vira, wanita itu melirik Bayu singkat. Dan seakan mengerti kode yang Relline tujukan untuknya Bayu mengikuti langkah Relline memasuki lift, sedangkan Vira memandang nanar punggung keduanya yang telah hilang karena telah memasuki lift dengan sempurna.

"Seharusnya aku yang sekarang berada diposisi Bu Relline." Gumam Vira kemudian wanita itu melangkah lesu menuju lift setelah pintu lift kembali terbuka.

Mereka hanya berdua didalam lift, tak ada karyawan lainnya karena sebelum mereka tadi memasuki lift Relline seperti memberi isyarat pada karyawan lainnya agar tak ikut masuk. Hingga mereka keluar pun Relline hanya diam membuat Bayu yang mengikuti langkah Relline hanya bisa terbingung dengan pemikirannya sendiri, apakah Relline kembali marah karena ia tadi tertangkap mengobrol yang sebenarnya tidak bisa disebut mengobrol karena terlalu singkat itu?

"L-loh k-kita mau kemana Bu?" Tanya Bayu ketika menyadari langkah Relline yang menuju area parkiran dan bukannya kantin kantor.

"Ambil, kamu yang nyetir." Bukannya menjawab Relline malah memberikan kunci mobilnya kemudian memasuki mobilnya diikuti Bayu yang menurut meskipun sempat bingung.

"Kita mau kemana Bu?" Relline mendelik tajam ketika mendengar ucapan Bayu yang memanggilnya Bu.

"Ini bukan area kantor sayang, masih aja formal gitu." Gerutu Relline membuat Bayu menggaruk kepalanya.

"I-iya, m-maaf aku lupa." Bayu mulai menjalankan mobil mengikuti instruksi dari Relline.

"L-loh?" Bayu mengikuti langkah Relline yang telah keluar dari mobil begitu ia memberhentikannya.

"Kita ke restoran? Kirain aku memang ada urusan penting.." Gumam Bayu sambil mengikuti langkah Relline yang tentunya gumaman itu masih terdengar dikedua telinga sang istri.

"Udah diem, cerewet banget sih." Kesal Relline.

"Aku lagi pengen makan diluar tau, bosen sama makanan di kantin kantor apalagi yang dipesan sama Nita.." Ucap Relline memberitahu alasan mereka berada disini.

"Mbak..." Panggil Relline pada seorang waitress.

"Saya pesan ayam rica-rica, jus jambu, sate telur puyuh.. Kamu mau pesan apa?" Tanya Relline kepada Bayu setelah wanita itu menyebutkan pesanannya.

"Samakan saja Mbak, kecuali minumnya saya jus jeruk.." Waitress itu menulis pesanan mereka dan setelah menanyakan apakah ada pesanan tambahan ia pun pergi untuk mengambilkan pesanan mereka.

Tak lama menunggu pesanan merekapun tiba, Relline dan Bayu mulai menyantap makan siang mereka sambil mengobrol singkat selebihnya memilih menikmati makanannya daripada harus bersuara karena itupun mungkin tidak baik bagi kesehatan tenggorokan jika makan sambil berbicara. Setelah membayar semua yang mereka makan, Bayu dan Relline memutuskan kembali ke kantor karena jam makan siang sebentar lagi akan habis.

"Kamu tadi kenapa bisa berduaan gitu sama Vira?" Tanya Relline memulai pembicaraan mereka yang membuat Bayu menghela nafasnya, dia pikir Relline lupa karena itu sudah beberapa puluh menit yang lalu.

"Bukan berduaan Relline, tadi aku mau makan siang tapi Vira tiba-tiba ngedatengin aku dan ngajakin makan siang bareng-.."

"Terus kamu mau terima ajakan dia kalau misalkan aku tadi gak dateng?" Relline melipat kedua tangannya didepan dada, menatap penuh kemarahan pada Bayu.

Entah mengapa emosinya menjadi sedikit tinggi ketika mengingat kembali Bayu dan Vira yang berduaan tadi, tidak boleh ada yang mengusik apapun yang dimilikinya termasuk pria disebelahnya ini.

"Enggaklah, aku kan selalu pegang janji aku kalau aku gak akan lagi makan bareng sama Vira karena kamu gak suka itu." Ucap Bayu mengulang kembali janjinya pada Relline kala itu.

"Lagian Vira kayaknya getol banget ngedeketin kamu, jangan-jangan dulu kamu pernah ngebaperin dia ya? Terus kamu malah nikah sama aku dan akhirnya dia kamu phpin dan sekarang masih ngarep sama kamu." Mata Bayu membulat mendengar segala tudingan Relline yang semuanya tidak benar.

"Aku sama dia dulu pernah mau dijodohin sama Bunda.." Ucap Bayu dengan suara lirih.

"Apa?!! Jadi kamu sama dia-..." Relline bahkan tak sanggup melanjutkan ucapannya.

"Iya tapi aku menolak karena aku selama ini cuma bisa nganggep Vira sahabat, gak lebih.."

"Kenapa kamu baru cerita sih?!! Tau gitu aku pindahin aja Vira ke kantor cabang!!" Kesal Relline.

"Eh gak boleh gitu, yang profesional dong.." Bayu terkekehn geli diujung kalimatnya, seakan mengejek Relline yang terlalu profesional.

"Tau ah!!"

"Relline jangan ngambeng ya?" Relline semakin kesal saja mendengarnya.

"Rell-..."

"Call me baby Bayu!! Kamu udah aku kasih tau jangan panggil nama aja kenapa gak mau nurut?" Sungut Relline membuat Bayu menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Iya aku usahain kalau gak lupa." Gumam Bayu mengusap kepala Relline sejenak kemudian kembali fokus ke jalanan.

Kehidupan pernikahan mereka terasa lebih berwarna karena keduanya bisa mengekspresikan berbagai tingkah laku mereka tanpa dibatasi oleh rasa canggung seperti awal-awal mereka menikah dulu, warna baru dalam pernikahan Bayu dan Relline yang berharap semoga saja pernikahan mereka akan tetap berjalan baik seperti biasanya.

















Possessive WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang