Bab 18 | Don't Touch

19.7K 837 6
                                    

"Nita, bisakah kamu ikut ke ruangan saya sebentar?" Tanya Relline ketika membuka pintu ruangannya kemudian kembali masuk ketika mendapati anggukan mengiakan dari. Nita.

"Baik Bu."

"Tolong kamu selesaikan laporan ini setelah itu kamu temui Pak Brata dari PT. Brawijaya nanti di Care Resto." Relline memberikan beberapa berkas laporan kearah Nita.

"Iya Bu, apakah Ibu akan ikut saya bertemu Pak Brata?" Tanya Nita sambil menerima berkas yang Relline berikan.

"Saya percayakan saja kepada kamu, nanti kamu beritahu saja hasilnya kepada saya. Saya percaya kamu bisa memenangkan hati Pak Brata agar beliau bisa menandatangani kontrak kerjasama dengan perusahaan kita, saya akan mengerjakan pekerjaan yang lainnya. Nanti setelah kamu menemui Pak Brata kamu bisa kembali ke kantor."

"Baik Bu, terimakasih atas kepercayaannya. Saya akan berusaha agar Pak Brata bisa menandatangani kontrak kerjasama dengan perusahaan kita."

"Oke, kamu boleh keluar."

"Permisi Bu." Relline hanya mengangguk singkat.

Lama Relline berkutat dengan laptopnya untuk menyelesaikan pekerjaannya hingga tak terasa jam makan siang telah tiba, Relline memilih keluar dari ruangannya dan mendapati Nita yang sepertinya tengah bersiap pergi ke Care Resto menemui Pak Brata.

"Oh Bu Relline mau pergi makan siang ya? Apakah saya perlu memesankan makan siang untuk Ibu sebelum saya pergi?" Tanya Nita membuat Relline menggeleng.

"Tidak perlu, saya akan makan siang diluar saja. Kamu segeralah pergi, jalanan sepertinya akan macet diwaktu jam makan siang seperti ini." Ucap Relline.

"Iya Bu, kalau begitu saya permisi."

Setelah kepergian Nita Relline lantas melangkahkan kakinya menuju lift, belum sempat kakinya menapaki lantai lift ia melihat didekat pintu toilet tengah ada dua orang yang tengah berdebat. Sebenarnya ia tidak peduli dengan dua orang itu, namun ketika ia mendengar suara yang ia kenali. Kakinya mengikuti kata hatinya untuk berjalan mendekat kearah dua orang itu, dan bertepatan itu pula ia melihat wanita itu dengan berani mencium bibir pria yang berusaha menghindar dari sentuhan wanita itu.

"DON'T TOUCH!!!" Teriak Relline dengan suara menggema membuat kedua orang itu tersentak kaget dan langsung menjauhkan diri.

Untunglah keadaan lantai ini begitu sepi mengingat bahwa para karyawan yang lainnya pasti sibuk berada di kantin menghabiskan jam makan siangnya untuk membeli makanan dan mengobrol ria, jadi sepertinya suaranya yang begitu keras tadi tidak akan mengagetkan orang lain kecuali dua orang dihadapannya.

"B-Bu Relline?"

"B-Bu s-saya bisa jelasin, ini bukan seperti yang Ibu kira-..." Relline mengangkat tangannya memberitahu Bayu agar tak banyak berucap.

"Wahh hebat ya kalian, berbuat mesum di area kantor. Untunglah sedang sepi, kenapa tidak sekalian didalam toilet saja supaya lebih leluasa. Untunglah hanya saya saja yang melihat kelakuan kalian, kalau sampai orang lain yang melihat saya yakin kalian berdua akan jadi bahan gosip di kantor." Ucap Relline dengan suara sinisnya.

"Rell-..." Relline kembali menaikkan tangannya ketika Bayu membuka suaranya.

"Saya sedang bicara, tidak ada yang boleh memotong pembicaraan saya ketika saya belum selesai bicara." Tukas Relline dengan nada tajam.

"Bayu, bukankah kamu sudah menikah? Berniat berselingkuh eh?"

"Ini salah paham a-..." Bayu menghentikan ucapannya ketika melihat Relline memandangnya tajam.

Possessive WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang