Hangyul berlari tergesa-gesa dengan tas dan camera yang menggantung serampangan di bagian depan tubuh solidnya. Garis wajah tampannya memancar meski dengan pipi tembam yang begitu menggemaskan jika diperhatikan dengan baik.
Ia terlambat, jelas sekali ini sudah lewat duapuluh menit dari jam kuliahnya yang hanya akan dimaklumi sang dosen sebanyak tiga perempatnya. Konklusinya, ia terusir dengan tidak hormat meski peluh dan wajah lelahnya sudah mencoba berkombinasi untuk mengiba agar diijinkan ikut kuliah.
Puk
“Aishhh, siapa yang-“
Baru saja hendak memaki, ia menelan kembali niatnya ketika melihat lelaki tinggi berjalan menghampirinya, yang tidak lain ialah si pelaku pelemparan segepok tissue ke kepalanya. Senyum lelaki itu membuat Hangyul terdiam sepersekian detik sampai-
“Jangan memaki Gyul, wajahmu seram.” Ucap yang lebih tinggi sembari mengusak helai rambut Hangyul yang tertata naik dan sedikit berantakan.
“Kalau Hyung pulang hanya untuk mengejekku, aku akan menendang hyung kembali ke Amerika.” Gerutu Hangyul sambil mengepalkan tinjunya main-main.
“Coba saja kalau bisa, tubuhmu saja sekarang semakin gemuk seperti babi. Lihat ini.” Si lelaki tinggi mencubiti pipi Hangyul yang memang tampak lebih berisi sejak terakhir mereka bertemu.
“Kau gila hyung. Sepertinya otakmu lupa kau bawa pulang.”
“Berhentilah ketus begitu, aku tahu kau merindukanku. Babi gembul.” Final, yang lebih tua menekan pipi Hangyul kemudian berlari dengan tawa yang sangat menyebalkan ditelinga Hangyul.
“Yak!! YOUNGHO HYUNG!!!”
“Aigoo lucu sekali adikku yang biasanya sok tampan ini.” Gumam lelaki yang ternyata bernama Youngho tadi ketika sang adik menyusulnya ke dalam BMW silver yang dikendrainya.
“Mau langsung pulang?” Tanya Youngho lagi sembari menyalakan mesin mobilnya.
“Memangnya mau kemana lagi. Kalau aku bilang mau bertemu kak Seungyoun juga pasti hyung melarang.”
“Eii kau tidak rindu hyungmu ini eoh? Kenapa pacaran saja yang kau pikirkan. Pantas tadi diusir dari kelas.”
“Ish aku diusir karna terlambat habis bekerja tahu! lagipula kenapa hyung bisa ada di kampus sih?”
“Hangyul-ah, hyung bilang apa padamu soal bekerja? kenapa kau tidak fokus saja pada sekolahmu. Kami lebih dari mampu untuk menyekolahkanmu.”
Hangyul menatap lurus kedepan dengan leher yang tertunduk. Ia hanya merasa tak pantas dan kesal setiap kali orang-orang yang mengetahui masa lalunya menjulukinya ‘benalu’ karna bergantung pada keluarga Seo. Ia bisa saja memukul mereka tepat diwajah, namun Hangyul memiliki orang-orang yang namanya harus dijaga. Orang-orang yang sudah membuatnya hidup lagi sebagai manusia.
Youngho yang menyadari Hangyul tenggelam dalam sifat insecurenya memilih menepikan mobilnya agar leluasa memeluk sang adik.
“Kau adikku, jangan pikirkan masalalumu dan hiduplah sebagai Seo Hangyul.” Ucap Youngho yang kemudian menyentil keras dahi adiknya.
“Jadi bisakah kau tidak jadi adik yang bandel.” Tambah sang kakak disertai kekehan dari keduanya.
“Nee, nee.. tapi aku masih penasaran kenapa Hyung bisa ada di kampusku?”
“Tadi hyung dari minimarket dan mengikuti seseorang, kukira itu kau. Hyung sempat ragu sih, kukira kau sekarang rajin perawatan seperti Chaeyeon makanya kulitmu jadi seputih salju. Tapi ketika hyung melihatmu diusir dari kelas, hyung baru sadar ternyata hyung salah orang hehe.”
“Hish, hyung tadi mengataiku babi, sekarang juga mengataiku hitam. Hyung bodoh pergi saja lagi sana!” Gerutu Hangyul sembari membuang muka ke arah jendela mobil samping.
“Hyung tidak mengatakannya, kau saja yang terlalu perasa.”
Johnny tergelak, secara fisik adiknya memang terlihat dewasa dan tangguh. Tapi baginya, Hangyul hanya seorang adik manis yang menggemaskan dan rapuh. Bagi Johnny, Hangyul adalah sumber kebahagiaan terbesarnya. Hangyul adalah harta yang ditinggalkan mendiang ibunya untuk ia jaga.
*
**
***
FLASHBACK
Youngho dan Hangyul adalah kakak beradik, meski bukan kandung namun keduanya sudah terikat cukup lama. Youngho adalah putra pasangan pengacara yang sekaligus menjadi saksi pemicu trauma yang dimiliki Hangyul. Sekitar sepuluh tahun yang lalu, ketika Youngho bertemu dengan anak kecil penuh memar dan darah memohon perlindungan padanya.
Saat itu adalah saat dimana Youngho sadar bahwa selama hidupnya sebelum bertemu Hangyul, ia adalah putra yang sangat buruk. Memberontak pada orang tuanya sebab tak pernah ada dirumah bersamanya. Rasanya ia begitu tak pantas berhadapan dengan anak itu. Ia memutuskan membawa hangyul kerumahnya dan memberi anak itu pakaian yang lebih pantas.
Ketika dibawa kerumah olehnya pertama kali, Hangyul tampak sangat hancur. Orang tua Youngho yang kala itu baru pulang dari kantornya menatap bingung sambil menuntut penjelasan dari sang anak. Sampai ketika Youngho menjelaskan segalanya, si kecil tetap merunduk dan menangis di sofa tempat semula Youngho menyuruhnya mendudukkan dirinya.
“Uljima, paman tidak akan memarahimu, tapi bisa kau katakan siapa namamu nak?” Ucap ayah Yungho sembari menatap intens ke arah Hangyul.
“H-han.. Han..g-gyul.. hiks.”
Tuang Seo hanya diam selama beberapa saat kemudian berbalik. Suasana terasa begitu sepi dan mencekam karna sang kepala keluarga yang tenggelam dalam pikirannya, dan Youngho yang terlanjur bersimpati pada anak itu. Ketika Tuan Seo hendak melangkah, suara bedebum membuat atensinya kembali tertuju pada Hangyul yang ternyata tengah berlutut.
“Hey apa yang kau lakukan nak?” Ujar nyonya Seo dengan raut khawatir yang kentara di wajah ayunya.
Bocah kecil itu mengatupkan telapak tangannya sambil mengusap-usapkannya didepan dada.
“Paman, kumohon jangan marahi Youngho hyung karna membawaku kemari. Aku akan mengembalikan baju ini nanti. Tapi bolehkan aku minta tolong satu hal lagi. Tolong bawa aku ke kantor polisi paman. Jangan pulangkan aku, kumohon.” Ujar si kecil dengan wajah ketakutan yang terlihat amat menyakitkan dimata keluarga kecil itu.
Hangyul adalah korban penganiayaan dari ayah kandungnya. Selama dua tahun penuh setelah ayahnya bercerai dari sang ibu dan memutuskan pergi membawa Hangyul, sang ayah mulai menjadi abusif. Sosok pelindungnya itu mulai mabuk-mabukan dan berganti-ganti wanita.
Ketika tak memiliki uang, ia akan menyiksa sang anak dan menyuruhnya bekerja. Namun karna usianya yang terlampau muda, tak ada banyak pekerjaan paruh waktu yang mau menerimanya. Alhasil, siksaan yang lebih kejam menanti dari sosok ayahnya sendiri. Lebih parahnya lagi, neneknya yang tinggal jauh di Busan tak mengetahui perlakuan sang anak pada cucunya.
Hari dan minggu berlalu. Setelah awalnya Tuan dan Nyonya Seo membawa Hangyul ke lembaga perlindungan anak, mereka sepakat untuk menemui keluarga besar Hangyul dan mengadopsi anak tersebut karna sang ayah harus mendekam dipenjara. Nenek Hangyulpun akhirnya merelakan cucunya meski dengan berat hati. Tak tega melihat Nyonya Seo yang memohon, anaknya sangat mendambakan sosok adik dikeluarganya namun Nyonya seo yang memiliki tumor rahim tak dapat mengabulkannya.
Sejak saat itu Youngho dan Hangyul menjadi saudara tak terpisahkan. Terlebih sepeninggal nyonya Seo yang terbilang cukup mendadak. Tuan Seo yang semakin sibuk tak bisa mencurahkan banyak waktunya meski ia mencintai kedua putranya. Hingga Hangyul dan Youngho hanya memiliki satu sama lain sampai ketika secara diam-diam salah satu dari mereka menyadari bahwa perasaan lain mulai tumbuh dihatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Twin [[JOHNJAE, SEUNGYUL]] End.
FanfictionJaehyun dan Hangyul tak pernah menyangka bahwa mereka akan dipertemukan kembali. Setelah segala drama perpisahan orang tua mereka yang mengharuskan keduanya hidup dalam neraka yang berbeda. Namun pada dasarnya mereka tetaplah satu, sedarah, sempat b...