Together

1.8K 248 41
                                    

Hello
2 hari ini aku gak update apapun karna entahlah maafkan aku yang malas ini...
Selamat membacaaa...






Tuan Seo sempat murka ketika mengetahui keadaan anak bungsuknya yang tidak bisa dikatakan baik-baik saja. Menuntut penjelasan pada Johnny via telefon pun tak membuatnya menemukan titik terang. Bagaimana mungkin, ia justru memperoleh kejelasan mengenai apa yang terjadi setelah kakek dan nenek Jung menghadapnya dan secara tiba-tiba menuntut pemindahan hak asuh atas Hangyul.

“Seo Johnny bagaimana bisa kau menyembunyikan segalanya dari Daddy? Apa kau sudah tidak butuh daddy lagi? Begitu? Bagaimana nasib adikmu jika saja sampai detik ini Daddy tidak tahu apapun?”

Tuan Seo menangis, tangannya bergetar ingin rasanya menampar anak pertamanya itu. Ia mungkin bisa memaklumi ketidak siapan Johnny untuk mempertemukan Hangyul dengan keluarga kandungnya. Karna dalam hidup Tuan Seo, Hangyul sama berartinya dengan Johnny. Tapi menyembunyikan fakta bahwa Hangyul tengah nyaris depresi karena diperkosa seseorang yang belakangan diketahui Tuan Seo merupakan kekasih dari anak bungsunya membuatnya ikut hancur.

“Apa yang akan berubah jika aku memberitahu Daddy? Dari dulu daddy juga tak pernah punya waktu sekedar untuk memperhatikan kami, kenapa sekarang begitu perduli?”

Plakkk
“Apa kau tak sadar? Kau membahayakan nyawa adikmu sendiri Seo Youngho!”

Mereka berdua sama-sama keras kepala. Meski tuan Seo adalah seorang yang acuh dan tak tahu bagaimana mengungkapkan cinta pada anak-anaknya, beliau juga bukanlah seorang yang tempramen hingga memiliki kecenderungan melakukan kekerasan. Sejauh ini kesibukannya semata-mata hanya untuk memastikan kedua anaknya tak pernah kekurangan dan selalu mendapatkan yang terbaik. Tapi ini sudah keterlaluan baginya.

Pagi tadi dikantornya, kakek nenek Jung mendatanginya dikantor dengan raut wajah tak bersahabat. Terlihat Jaehyun menyusul mereka untuk melarang keduanya melakukan sesuatu yang buruk. Tapi begitu mereka berempat bertemu pandang, Jaehyun memutuskan menceritakan segalanya. Tentang Hangyul yang adalah saudara kembarnya yang hilang. Tentang Hangyul yang tak baik-baik saja, dan tentang Johnny yang mengusirnya ketika Jaehyun hendak bertemu Hangyul.

Setelahnya mereka berempat menyambangi kediaman keluarga Seo dan dengan terpaksa membiarkan Hangyul dibawa kerumah sakit oleh keluarga Jung. Tuan Seo menahan Johnny yang menurutnya telah melewati batasnya. Alangkah hancur hatinya ketika si sulung akhirnya mengatakan bahwa alasannya menyembunyikan segalanya adalaha karna ia mencintai adiknya. Kali ini seluruh syaraf dalam tubuh Tuan Seo rasanya telah lumpuh. Ia telah gagal menjadi orang tua untuk kedua anaknya.


.
..
...
....
.....

Hari dan minggu berganti, Hangyul menolak siapapun datang ke kamar rawatnya. Ia masih berada dirumah sakit karna emosinya tidak stabil dan kakek nenek Jung terlalu takut jika cucunya yang akhirnya kembali itu akan melakukan percobaan bunuh diri untuk yang kedua kalinya. Belakangan hanya Jaehyun yang eksistensinya dapat diterima Hangyul disekitarnya selain dokter dan perawat. Mungkin karena ikatan batin keduanya yang sangat kuat.

“Hangyulie, cepatlah sembuh.”

Jaehyun menangis entah untuk yang keberapa kali. Ia kini tengah berbaring berhadapan dengan Hangyul di kasur rumah sakit yang sempit. Keduanya masih terjaga meski malam sudah cukup larut. Menikmati kerinduan akan separuh nafas masing-masing yang terlampau lama terpisah.

“Jaehyunie, kenapa pipimu begitu kurus.”

Hangyul memang sudah lebih baik dari sebelumnya. Namun di beberapa kondisi tertentu, ia masih sering histeris. Triggernya adalah ketika ia merasa terlalu menjadi beban bagi orang lain. Itu sebabnya, orang-orang yang membuat Hangyul mengingat tentang ‘malam itu’ sangat dilarang oleh dokter untuk menemui Hangyul untuk sementara waktu. Pun untuk mengawasi apakah ada tendensi bagi Hangyul untuk hamil akibat kejadian tersebut, karena akibatnya akan sangat fatal bagi psikologisnya.

“Katakan sesuatu jika ada seseorang yang melakukan hal buruk padamu. Aku akan menghajarnya untukmu seperti dulu.”

Jaehyun memeluk Hangyul ketika saudara kembarnya itu terus mengelus wajahnya. Ia tak mungkin mengatakan pada Hangyul jika kelainan pola makan yang diidapnya disebabkan oleh ibu mereka. Jaehyun tak ingin Hangyul mengingat hal-hal buruk tentang ibu mereka. Jaehyun sudah cukup bersyukur Hangyul mau berusaha untuk pulih. Bahagia rasanya bisa bersama kembali meski rasa sedih karena keadaan mereka saat ini tak bisa ditampiknya.

“Kau ingat, dulu kau selalu merebut makananku lalu aku mengejarmu sambil menangis. Kita selalu bertengkar karna makanan tapi akhirnya kita kelelahan dan saling memeluk sampai jam tidur siang habis” Tambah Jaehyun bernostalgia, berharap dapat membangun suasana hati yang baik bagi Hangyul sesuai anjuran dokter.

“Eum, kau selalu cengeng. Bahkan sampai sekarang.”

“Aku tidak gyulie~”

“Tapi kau baru saja melakukannya Jaehyunie~”

“Mataku hanya berkeringat.”

“Memangnya apa yang kau lihat sampai matamu kelelahan begitu? Bilang saja kau senang bertemu lagi denganku, karna akupun begitu.”

Mereka terus berbincang diatas bangsal yang sempit namun terasa hangat. Sedang diluar kaca ruangan ada Seungyoun yang hanya bisa mengamati mereka dalam diam. Ia terlalu malu untuk menghadapi Hangyulnya, tapi rindunya selalu mendesaknya untuk datang. Rowoon yang beberapa kali mengantar-jemput Jaehyun ke rumah sakitpun  hanya bisa memandang sedih sahabatnya karna Jaehyun pun masih tampak begitu membenci Seungyoun atas apa yang dilakukannya pada saudara kembarnya.

Begitu pula dengan Johnny yang tak pernah absen datang walaupun tak pernah mendapat izin keluarga Jung untuk menemui Hangyul ataupun Jaehyun. Meski masih sering bertemu ditempat lain, suasana antara Jaehyun dan Johnny pun terasa jauh lebih canggung dari sebelumnya. Kini Jaehyun benar-benar sudah tahu dari bibir Johnny secara langsung jika pria itu mencintai adiknya. Namun alih-alih cemburu Jaehyun justru merasa sedih karena secara tidak langsung ia telah memisahkan Johnny dari Hangyul.

“Gyulie-ya, apa kau tidak merindukan Johnny hyung?”

Jaehyun mengusap surai adik kembarnya dengan lembut, pertanyaan itu terlontar tanpa rasa sakit lagi darinya. Jaehyun telah belajar untuk menerima segalanya. Begitupun dengan kenyataan jika Johnny tak melihat kearahnya.

“Tidak usah dijawab jika tidak ingin.” Tambah Jaehyun sembari kembali mengikis jarak mereka.

“A-aku merindukan Johnny hyung seperti aku merindukan Daddy. A-aku hanya...”

“Hanya apa?”

“Aku ingin marah padanya karna tak memberitahuku jika Jaehyunie datang mencariku. Tapi aku tidak bisa karna aku menyayangi daddy dan Johnny hyung. Mereka satu-satunya tempatku pulang saat aku ditinggalkan sendiri.”

Melihat Hangyul yang hampir terisak Jaehyun berinisiatif mengelus sepanjang garis punggung Hangyul berulang-ulang. Berusaha menjadi penenang sekaligus pendengar yang baik bagi Hangyul meski secara garis besar, ia pun memahami perasaan adik kembarnya.

“Sekarang ada aku dan yang lainnya, kau tidak akan ditinggalkan Gyulie-ya. Aku janji. Mulai sekarang kita akan selalu bersama. Kau hanya perlu memaafkan Johnny hyung pelan-pelan. Bagaimanapun juga kalian adalah keluarga.”

Hangyul dan Jaehyun tersenyum dibawah sinar bulan yang menelusup lewat jendela karam rawat Hangyul yang sengaja dibuka. Angin malam memang tak baik, tapi setidaknya bisa sedikit mengurangi rasa sesak yang keduanya rasakan tanpa alasan. Kini mereka telah berada disisi satu sama lain, Saling berjanji dan menggenggam tangan satu sama lain jika mereka takkan dengan mudah dipisahkan lagi. Memandangi sisi lain diri mereka hingga keduanya terlelap menanti apapun yang menanti esok hari.






Guys aku harap kalian tetep sayangi Jaehyun yaa dia mungkin bukan manusia sempurna, tapi aku rasanya sedih banget kalo liat orang yang menggunakan ketidak sempurnaan orang lain untuk menghalalkan diri menyakiti orang lain secara verbal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Guys aku harap kalian tetep sayangi Jaehyun yaa
dia mungkin bukan manusia sempurna, tapi aku rasanya sedih banget kalo liat orang yang menggunakan ketidak sempurnaan orang lain untuk menghalalkan diri menyakiti orang lain secara verbal...
ayo kita hidup dengan penuh kasih dan kurang2i berkata atau menulis atau mengetikkan sesuatu yang buruk...
kita udah nikmatin kelebihan jaehyun jauh lebih banyak dari satu kekurangan yang dia lakuin ...
itupun juga sudah dia sertai dengan permintaan maaf...
Tuhan pasti sayang kok sama orang2 yang mau memberi maaf, semoga kalian juga termasuk orang2 yang disayangi Tuhan...
salam, Wei 🙏

My Twin [[JOHNJAE, SEUNGYUL]] End. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang