“Grandma senang sekali melihat akhir-akhir ini kau lebih banyak bicara Jaehyun-ah. Apa yang membuat suasana hatimu begitu baik? Apa pria yang mengantarmu tadi penyebabnya?” Jaehyun dibuat salah tingkah dengan pernyataan tiba-tiba sang nenek.
“Jangan menggoda cucu kita yeobo. Lihatlah wajahnya memerah seperti buah persik.”
Hari ini memang hari dimana Jaehyun akan mulai tinggal sendiri di apartemen barunya yang sebelumnya sudah ia survey bersama sang kakek. Sejak pagi, anggota keluarga yang lebih tua itu sibuk memerintah beberapa pekerja yang bertugas memindahkan barang-barang belanjaan Jaehyun dan Kai kemarin ke unit barunya. Krystal pergi bekerja sedang Kai yang seharusnya menemani Jaehyun bertemu pengacara Taebaek justru menyusul istrinya. Alhasil Johnny yang mengantarnya pulang dan bertemu dengan kakek neneknya.
“A-aniyo grandma. Pengacara Seo hanya mengantar.” Jaehyun tersenyum tipis, namun cukup untuk membuat yang lebih tua yakin jika cucunya baik-baik saja.
“Jaa, sementara Jaehyunie bisa meminta Jongin atau Krystal yang mengantar dulu jika ingin kemana-mana okay? Kuliahmu masih harus menunggu beberapa minggu lagi untuk semester baru dan grandpa juga belum sempat membelikanmu kendaraan.”
“Tidak perlu, Jaehyunie tidak bisa naik kendaraan grandpa.”
Alasan kenapa kakek dan nenek Jaehyun membeli unit apartemen pribadi untuk Jaehyun adalah karena jarak kediaman mereka dan kampus baru Jaehyun yang cukup jauh. Jadilah sang kakek berinisiatif membeli apartemen dari koneksinya yang berdekatan dengan rumah anak bungsunya beserta sang suami.
“Nanti kan bisa grandma carikan supir sekalian sayang. Oh iya grandma sudah siapkan bahan makanan dan juga kimchi di kulkas. Jika sewaktu-waktu Jaehyunie ingin masakan rumah, telefon saja grandma. Grandma akan buatkan apapun untuk cucu kesayangan granma supaya segera diantar kesini.” Ujar sang nenek sembari mengusakkan tangannya di kedua pipi chubby milik cucu kesayangannya itu.
“Jangan lupa kunci pintumu dan sering-seringlah memberi kami kabar atau berkunjung kerumah.” Sang kakek ikut mengusak surai halus cucunya dengan gemas.
Sepasang pria dan wanita paruh baya yang masih tampak rupawan itu kemudian mengemasi barang-barang mereka yang tak seberapa. Berpamitan pulang setelah memastikan semua keperluan sang cucu telah tersedia. Sedikit merasa berat karna harus berpisah dengan bayi manis itu meski hanya dalam jarak yang tak seberapa.
Harusnya Jaehyun merasa bahagia, hidupnya terasa mengalami banyak kemajuan. Kini ia sudah tak lagi terkekang oleh segala peraturan ibunya. Ia dikelilingi oleh orang-orang yang tulus menyayanginya. Meski terkadang ia juga merasa rindu pada orang tua serta adik kembarnya yang entah sedang berada dimana.
Terlebih baru saja pria yang disukainya mengantarnya pulang sampai apartemen dan mulai berbalas pesan dengannya. Tapi entah mengapa Jaehyun justru merasa resah dan gelisah. Ia merasa sedih tanpa alasan hingga tak bisa tidur sampai pagi menjelang.
Suara bel yang berdering mengalihkan atensinya, Jaehyun berpikir sejenak siapa gerangan yang datang sepagi ini. Hanya kakek, nenek, Krystal dan Jongin yang tau tempat tinggalnya. Dengan langkah gontai ia melangkah ke arah pintu sambil menepuk-nepuk piyama yang dikenakannya supaya tak terlalu kusut. Tak berniat berkaca ataupun mencuci muka dahulu, toh paling hanya salah satu anggota keluarganya yang datang.
“Selamat pagi Jaehyun-ssi, oh apa aku membangunkanmu?”
Jaehyun merutuki dirinya yang tak melihat interkom terlebih dahulu. Ia tak tahu apa yang harus dilakukannya sekarang. Ia pasti terlihat lusuh sekali saat ini. Mana semalam ia tak sempat tidur, ia berharap tak ada lingkaran hitam dimatanya. Dan semoga saja ia tak bau badan karna demi Tuhan, ia bahkan belum sempat mandi.
“Ahh ani, aku sudah terbangun sejak tadi Johnny-ssi. Masuklah!”
Jaehyun menyajikan sebotol air mineral karna memang perabotan rumahnya belum sempat ia pasang. Ia juga belum sempat mengira akan memperoleh tamu di hai keduanya di apartemen ini. Ia bahkan belum mengenal orang lain di negara ini kecuali keluarganya, Johnny dan juga tuan Seo.
“Jika boleh tau, Ada perlu apa Johnny-ssi datang kesini pagi-pagi?” Jaehyun membuka pembicaraan setelah mengamati Johnny yang menenggak minumannya sedikit tergesa-gesa.
“Aku sedang mencari adikku, semalam ia menginap di unit depan apartemenmu. Ini sudah hampir masuk jam kuliahnya tapi adikku belum juga pulang dan tak bisa dihubungi. Aku sudah mengetuk pintu dan menekan bel berkali-kali tapi sepertinya tempat itu kosong. Apa kau mungkin tahu kemana penghuni unit depan?”
Sedikit ada rasa kecewa karena kedatangan Johnny yang ternyata bukan untuk menemuinya. Tapi untuk apa juga Johnny berniat menemuinya sepagi ini. Terkadang Jaehyun sendiri tak mengerti dengan ekspektasinya yang terlalu tinggi.
“Mian Johnny-ssi, tapi seperti yang kau tahu aku baru saja pindah. Jadi aku belum mengenal tetanggaku.”
“Oh, kalau begitu maafkan aku sudah mengganggu pagimu. Aku permisi Jaehyun-ssi. Terimakasih atas minumannya.”
“Tunggu, Johnny-ssi.”
“Ne?”
“A-ku ingin membantu. Tapi sepertinya tak mungkin juga, aku belum tahu tempat-tempat disekitar sini.”
“Its okay, Jaehyun-ssi. Lebih banyak mata lebih baik bukan. Lagipula aku akan sulit mencari saat menyetir, jadi sepertinya aku memang butuh bantuan.”
“Eum, apa tak keberatan jika aku mandi sebentar.”
“Ya, aku akan menunggu.”
Johnny benar-benar menunggu Jaehyun bersiap. Pria tinggi itu masih duduk di ruang tamu Jaehyun dengan ponsel yang digenggamnya. Sudah puluhan kali rasanya ia mencoba menghubungi sang adik namun belum dibalas juga. Tak banyak teman yang bisa ditanyainya karna Johnny juga belum lama tiba dari Amerika. Dalam hati ia sudah merapalkan jutaan umpatan ditujukan kepada kekasih dari adiknya.
Johnny mencoba untuk tetap tenang meski tak bisa dipungkiri kekhawatirannya sampai membuat kepalanya dan hatinya berdenyut sakit. Perasaannya memang kurang baik sejak semalam. Ia sudah mencoba mensugesti diri bahwa itu mungkin hanya ketidak relaan seorang kakak karna adiknya menginap bersama sang kekasih. Tapi dengan Hangyul yang sampai tak ada kabar lewat dari jam kuliahnya, lebih dari cukup untuk membuat Johnny panik bukan kepalang.
“Johnny-ssi. Kita pergi sekarang?”
“Ah, geurae kaja!” Ucapan Jaehyun membuyarkan lamunan Johnny.
Pria yang lebih muda itu tampak sudah rapi dengan pakaian kasualnya. Ia kemudian mengikuti Johnny turun ke dari apatemennya ke lokasi parkir. Memasuki Kia Sportage merah yang Jaehyun asumsikan adalah milik Johnny setelah sang empu membukakan pintu kursi penumpang untuknya. Johnny segera memutari mobilnya dan duduk di kursi kemudi.
“Johnny-ssi, itu.. eh.”
“Wae? Oh dan panggil saja aku hyung. Sepertinya dari data kemarin kau lebih muda dariku. Itupun jika kau tak keberatan Jaehyun-ssi.”
“Aniyo, okay hyung. Apa kau punya foto adikmu hyung? Eum .. itu.. aku belum tahu bagaimana wajah adikmu. Jadi untuk mencarinya aku perlu gambaran untuk mengenalinya.” Johnny menepuk jidatnya, bisa-bisanya ia melupakan hal sepele seperti itu.
Pria kelebihan kalsium itu kemudian merogoh sakunya, lalu mengutak-atik ponsel yang dikeluarkannya dari sana. Mencari foto sang adik yang tentu saja tak sulit karna memang ia menyimpan banyak diponselnya. Mencoba memilih satu yang paling jelas supaya Jaehyun mudah mengenalinya.
Jaehyun menutup mulut dengan kedua tangannya ketika Johnny menunjukkan foto dari ponselnya. Netra pria manis itu tampak bergerak-gerak gelisah dan berkaca-kaca. Sosok yang diperlihatkan Johnny mengingatkannya pada seseorang yang tengah dicarinya selama ini. sosok yang terlihat sangat mirip dengan dirinya sendiri. Membuat Johnny kebingungan dengan reaksi yang ditunjukkannya.
“H-hyung, si-siapa nama adikmu?”
“Hangyul, namanya Seo Hangyul.” Ujar Johnny membuat airmata yang sudah Jaehyun coba bendung, mengalir begitu saja..
..
...
....Mau share sesuatu, aku coba2 bikin fanart setelah bertahun-tahun berhenti dari dunia gambar menggambar hehehe :D
tapi yah, bisa ditebak hasilnya noob sekali :o tanganku perlu latihan dan pemanasan lagi..
KAMU SEDANG MEMBACA
My Twin [[JOHNJAE, SEUNGYUL]] End.
FanfictionJaehyun dan Hangyul tak pernah menyangka bahwa mereka akan dipertemukan kembali. Setelah segala drama perpisahan orang tua mereka yang mengharuskan keduanya hidup dalam neraka yang berbeda. Namun pada dasarnya mereka tetaplah satu, sedarah, sempat b...