Love at first sight

2.6K 318 15
                                    

Orang-orang bilang ketika kau jatuh cinta, rasanya bagaikan ada ribuan kupu-kupu beterbangan dan menggelitik diperutmu. Namun yang dirasakan Jaehyun saat ini terasa jutaan kali lebih hebat. Amat banyaknya hingga kupu-kupu itu menghalangi jalur nafasnya.

"Chogiyo, kau tidak apa?"

Seingat Jaehyun, pagi tadi sang kakek mengajaknya pergi ke firma hukum Taebaek untuk menemui pengacara yang akan mengurus segala legalitas hak asuh atasnya serta kepindahan kependudukannya kembali ke korea. Tapi kenapa ia justru bertemu dengan pria tampan bak supermodel? Apa ia salah masuk ke kantor agensi bukannya kantor firma?

"Hey, apa aku melukaimu terlalu parah? Kau tidak akan pingsan kan?" Pria tampan itu mengibaskan tangannya beberapa kali dihadapan Jaehyun.

"A-aku oke." Ahhh Jaehyun merutuki sifat enggan bicaranya.

Disaat seperti ini harusnya ia bisa tampak lebih bersahabat. Jaehyun yakin bahkan saat ini wajahnya pasti terlihat sangat datar dan bodoh. Beruntung tadi sebelum berangkat ia sedikit berdandan dan memakai riasan seperti yang selalu ibunya pakaikan meski sebenarnya ia merasa tak nyaman. Setidaknya ia masih punya sedikit point plus didepan pria tampan ini, kan?

"Perlukah ku antar ke klinik? Kantor ini memiliki ruang kesehatan kalau kau merasa pusing atau apapun."

Bukannya menjawab, Jaehyun justru menunduk sembari mengucapkan terimakasih. Menyembunyikan wajahnya yang sudah bisa ditebak pasti akan jadi sewarna buah peach. Dalam hati menyesali kemampuan sosialisasinya yang buruk. Sebelum Jaehyun sempat niatnya berjalan menjauh terlaksana, pria tampan itu kembali bersuara.

"Tunggu dulu sebentar-

Jaehyun mengamati pria tampan itu merogoh saku celananya dan mengambil selembar kertas kotak berukuran kecil

-tampaknya benturannya cukup keras. Wajahmu memerah, jika nantinya itu menjadi memar atau ada luka sekecil apapun dan kau butuh pertanggung jawabanku, kau bisa menghubungiku. Nomorku tertera disitu."

"E..um, okay-

Jaehyun menatap lamat-lamat kertas yang baru saja menyentuh telapak tangannya yang menengadah. Membaca untaian huruf yang tertera disana. Bukankah ia sangat beruntung, tidak hanya nama tapi Jaehyun juga mendapat nomor ponselnya.

-gumawo, Seo Johnny-ssi"

Johnny menanggapi seadanya "Maafkan aku atas kejadian tadi. Aku buru-buru, aku harus menjemput adikku. Jadi permisi."

Jaehyun mematung selama sepersekian menit hingga pria itu tak tampak lagi di jangkauan pandangnya. Jantungnya hampir saja meledak hanya karna afeksi kecil yang bila dipikirkan lagi itu adalah hal yang sepantasnya memang dilakukan si Johnny itu. Mengingat kejadian diantara mereka beberapa menit yang lalu.

Jaehyun mengusap dahinya dan tanpa ia sadari membuat kedua sudut bibirnya terangkat. Setibanya ia di Firma Hukum Taebaek beberapa menit yang lalu, ia minta izin pada sang kakek untuk ketoilet dan akan menyusul ke ruangan pengacara yang akan menangani urusannya. Tapi siapa sangka ketika hendak memasuki ruangan tuan Seo, seseorang lebih dahulu membuka pintu dan berakhir dengan dahi Jaehyun yang terantuk cukup keras.

"Ahh, seharusnya tadi aku juga memperkenalkan namaku." Gerutu Jaehyun.

"Oh, Jaehyun-ah, kenapa berdiri didepan pintu. Kemarilah ini tuan Seo yang akan mengurus semuanya." Tegur sang kakek yang tengah duduk berhadapan dengan pengacara yang masih cukup tampan diusianya itu.

"Annyeonghaseyo." Sapa Jaehyun sopan.

"Annyeonghaseo, Jung Jaehyun-ssi. Wah tuan jung, aku tak menyangka cerita anda tentang betapa manisnya cucu anda ternyata bukan hiperbola." Ucap pengacara Seo.

My Twin [[JOHNJAE, SEUNGYUL]] End. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang