Haiiiii......
Nothing i can say but sorry
Lama update kaya biasa :")
Gadapet2 feel mau nulisnya.
Semoga masih nyambung yaaa
Selamat membacaaaaaa..............Johnny tampak sumringah melihat Jaehyun yang muncul dari balik tirai kamar pas di butik milik salah satu temannya. Jaehyunnya tampak berkali-kali lipat lebih indah dengan tuxedo sewarna lazuardhi yang membungkus tubuhnya. Ahh, Jaehyun memang sudah indah dengan pakaian apapun.
“Hyung, apa pakaian ini tidak berlebihan?”
“Hyung!”
Jaehyun menyenggol lengan Johnny yang sedang menopang dagunya. Kesal karena calon suaminya itu justru melamun alih-alih menjawab pertanyaannya.
“Ah, aniya. Itu sangat pas, kau cantik.”
“Aku ini masih pria hyung.”
“Baiklah, kau tampan. Tapi juga cantik. Terlalu bersinar sampai mataku sakit.”
Astaga, telinga si pria manis serupa buah persik itu rasanya mendidih hingga tampak memerah. Sudut bibirnya tersungging apik membentuk senyum malu-malu yang teramat menggemaskan.
“Apa kau merasa nyaman dengan pakaian itu?”
“Ne, hyung. Ini terlihat sedikit berlebihan, tapi aku menyukainya.”
“Kau ingin mencoba desain yang lain? Pilihlah selagi kita masih disini. Pastikan kau memilih apapun yang kau suka, aku tidak keberatan dengan jumlah dan harga.”
“Ani, hyung. Aku akan membayar untuk milikku.”
“Kau tanggung jawabku, aku hanya ingin membuktikannya sayang. Boleh kan?”
“Baiklah hyung. Aku suka dengan setelan ini, kurasa Hangyul juga akan suka.”
“Kalau begitu aku ambil dua pasang tuxedo ini, dan satu pasang yang kucoba tadi.” Johnny memberi perintah pada pramuniaga yang melayani mereka.
Tidak tidak, mereka bukan sedang fitting busana untuk pernikahan mereka. Melainkan sedang memilih busana yang akan mereka pakai untuk menghadiri pertunangan Rowoon dan Mingyu.
Kalian tidak salah baca kok. Pasca menyerah dengan perasaannya pada Jaehyun, Rowoon sempat berkelana ke berbagai negara untuk mengejar mimpinya. Menjadi seorang seniman dan pengamat budaya.
Sekembalinya ia ke Korea, Mingyu adalah orang pertama yang ditemuinya. Sama-sama pernah ditolak oleh sikembar, membuat keduanya mudah dekat. Kebetulan si namja berkulit tan itu bekerja sebagai seorang model. Dan tanpa diduga, aura maskulin namun menggemaskan dari si namja serupa puppy itu mampu menjadi ‘muse’ bagi Rowoon untuk mencipta karya-karyanya.
Dengan jiwa petualang yang tersembunyi dalam diri Mingyu, mereka akhirnya pergi untuk melakukan satu seri trip bersama. Mengikuti arus yang membawa mereka dalam perburuan adrenalin menyenangkan yang tanpa sengaja menenggelamkan mereka dalam sebuah roman picisan. Berkat setiap cerita yang saling mereka bagi, berkat setiap tempat yang menjadi saksi, berkat malam-malam yang mereka lewati, dan berkat hati yang sama-sama butuh pengisi.
Hingga di satu malam ketika milky way menghiasi galaksi, tangan mereka bertaut diantara tubuh yang mereka rebahkan bebas diatas rumput. Keduanya tak mengalihkan pandang pada jutaan bintang bak lukisan itu. Rowoon yang memulainya, ia tak bisa kehilangan untuk kedua kalinya.
Si raksasa itu berdeham, menarik atensi Mingyu untuk sepenuhnya ia sita. Memasang seluruh keyakinan dalam dirinya untuk disorotnya lewat mata pada yang lebih muda.
“Jadilah milikku, Kim Mingyu. Egoku tak mengizinkanmu untuk menolak.”
Dan begitulah hingga kahirnya mereka terlibat rasa cinta yang semakin kentara. Hingga kini tinggal menunggu dalam hitungan jam, kedua cincin pertunangan akan tersemat di masing-masing jari manis mereka.
.
..
...
....
.....
Jaehyun dan Hangyul hadir bersama Johnny diantara mereka. Ada Seungwoo juga disana, seorang sepupu jauh keluarga Jung yang akhir-akhir ini memang ditugaskan menjaga Hangyul. Bukan dalam konteks sesama pria, hanya karna mereka adalah keluarga.
Jaehyun tampak begitu cantik dengan stelannya, begitupun Hangyul dengan baju yang sama namu menguarkan aura yang berbeda. Jika aura yang ditebarkan Jaehyun tampak begitu manis dan lembut, Hangyul lebih menonjolkan aura tajam dan seksi. Pun dengan Johnny dan Seungwoo yang tampak bak pangeran berkuda yang gagah rupawan.
Mereka berempat berjalan kearah siempunya pesta. Raut bahagia benar-benar terlukis diwajah keduanya. Membawa virus tersenyum pada siapapun yang juga ikut melihatnya. Dan Hangyul maupun Jaehyun tak kuasa menahan rasa canggung didepan kedua pria yang pernah menyatakan perasaan pada mereka. Terlebih Hangyul pada Mingyu yang kini jadi berstatus sama.
“Tidak adil. Ini pestaku, tapi rasanya kalian lebih banyak menarik perhatian.”
“Jangan bercanda, kau tampak mengagumkan malam ini Mingyu-ya.”
“Ya, tak pernah kusangka juga sebelumnya jika aku akan menjadi seseorang istri. Kukira aku akan menjadi suami seseorang, tapi Rowoon memang berasal dari dunia berbeda. Dia mengejutkanku dengan segalanya, sampai pada arusnya yang membawaku menjadi pendampingnya.”
Mereka semua tertawa bahagia atas gurauan sederhana yang Mingyu dan Johnny lontarkan. Seolah tak pernah ada masa-masa pahit yang sempat ada diantara mereka. Hangyul tersenyum, rasanya ia ingin saat-saat seperti ini berlangsung selamanya. Dimana tak ada seorangpun yang bersedih, terutama karenanya.
“Jaehyunie, aku akan bertemu teman-temanku. Aku akan kembali jika pesta selesai nanti.” Pamit Hangyul ketika Jaehyun tampak bingung harus memberi atensi padanya atau Jaehyun.
“Eum, hati-hati gyulie-ya. Jangan sampai ponselmu mati, okay.” –Johnny.
Yang diperingati mengangguk patuh dengan senyum yang terpatri di wajah menggemaskannya.
Jaehyun juga mengiyakan, toh memang Hangyul adalah pribadi yang supel. Mingyu dan Rowoon pun sudah sejak dulu mengenalnya. Pastilah banyak kenalan kembarannya itu dipesta ini. Seungwoo yang tadi bersama mereka pun juga entah sudah berbaur bersama orang-orang yang tak banyak Jaehyun kenal.
Tapi tidak, Hangyul bukan ingin bertemu teman. Ia Hanya ingin memberi ruang bagi Johnny dan Jaehyun sebagai pasangan. Jadi ia memutuskan untuk mencari udara segar disisi lain lokasi pesta yang sedikit lebih tenang. Tema garden party yang diusung siempunya acara membuat Hangyul tak butuh waktu lama untuk mendapat spot untuknya menyendiri.
Hangyul mendudukkan dirinya di bangku bawah pohon maple. Daun-daunnya sudah menguning dan beberapa helainya jatuh sambil menari diudara karna tertiup angin. Hangyul tersenyum, namun airmatanya mengalir. Ia merasa bahagia, namun sesak selalu datang entah darimana.
Diujung sana, hangyul melihat danau cantik yang tampak begitu tenang. Kaki-kakinya mendorong Hangyul berjalan mendekat. Masih dengan senyum yang terlukis di wajahnya, Membayangkan orang-orang disekitarnya dengan kebahagiaan di wajah mereka. Sayup-sayup Hangyul mendengar suara Seungyoun ditelinganya. Bersama dengan kelebat ingatan tentang kebersamaan mereka.
“Ah, sepertinya aku benar-benar sudah gila. Sekarang aku bahkan berhalusinasi.” Katanya sambil menyeka airmata yang tidak mau berhenti mengalir dari sudut matanya.
Hangyul tak merasakan apapun kecuali kakinya yang terus melangkah. Hingga rasa dingin sudah merasuk sampai sebatas dada. Tiba-tiba ia merasa tubuhnya ditarik dan dibalik paksa. Rasanya begitu familiar, seseorang memeluknya seolah tubuhnya bisa remuk saat itu juga. Hangyul mendongak, pandangannya buram sebab air matanya berlinang.
“K-kak S-seungyoun.”
Tubuh Hangyul dibawa paksa keluar dari danau. Meski tanpa perlawanan, tapi langkah mereka terseok sebab air danau juga punya massa.
“Kau pikir apa yang kau lakukan, JUNG HANGYUL!!”
Aneh, orang itu meneriakinya, namun ia juga memeluknya posessif seolah Hangyul adalah satu-satunya yang ia butuhkan didunia. Hangyul masih bergeming dalam pelukannya. Dengan senyumnya yang belum luntur Hangyul bersuara.
“Semua orang sudah bahagia, aku tak ingin merusaknya.”JANGAN LUPA STREAM ALBUM BARU SEUNGYOUN YAAAAAAAAA....
SALAM DARI DEDEK GYUL
KAMU SEDANG MEMBACA
My Twin [[JOHNJAE, SEUNGYUL]] End.
FanfictionJaehyun dan Hangyul tak pernah menyangka bahwa mereka akan dipertemukan kembali. Setelah segala drama perpisahan orang tua mereka yang mengharuskan keduanya hidup dalam neraka yang berbeda. Namun pada dasarnya mereka tetaplah satu, sedarah, sempat b...