Chapter 5

49 12 4
                                    

Hari berganti hari. Aku semakin dekat dengan Kak Arga, ternyata dia humoris orangnya.

Posisiku sedang dikantin sekolah, berkumpul bersama Intan dan tentunya Reyhan. Aku tau kok resikonya si jomblo kalau bareng sama pasangan baru. Pasti jadi kacang yang sangat muahal.

Aku duduk didepan Reyhan, sedangkan Intan duduk disamping Reyhan. Jarak Reyhan dan Intan sangat dekat,malah berhimpitan tanpa sela. Aku hanya mendengus malas melihat tingkah mereka berdua.

"Tan, nanti malam jalan yuk! Malam Minggu gitu," ajak Reyhan seraya tersenyum manis ke pacarnya.

"Ehm oke, kemana?" tanya Intan yang masih sibuk memainkan sedotan dari minumannya.

"Ke … Taman Raya," Reyhan menatap Intan meminta persetujuan.

Oke masih aku liatin, belum aku gecek-gecek. Aku melipat kedua tanganku sambil menatap mereka tajam. Tetapi mereka tetap saja tidak melihatku.

"Ah bosen, yang lain kek." Intan merengek bak anak kecil.

"Disini ada obat nyamuk nggak ya?" kataku sengaja mengganggu mereka.

"Ehehe lupa kalau ada lo." Intan meringis dan aku hanya mendengus.

"Iya gue tau kalau jatuh cinta itu dunia memang jadi milik berdua, tapi tolonglah jangan cuekin gue napa?" Aku mendesah kesal.

"Ya maap, makanya nyari pacar sono biar bisa ngerasain enaknya pacaran!"  Intan kembali menyuruhku untuk pacaran.

Oh ayolah, aku juga inginkan itu. Tapi mencari seseorang yang benar-benar mengerti diriku itu susah. "Belom nemu yang pas." finalku seraya menghabiskan sisa es jeruk.

*****

Aku pulang naik angkot, karena hari ini tidak ada tumpangan. Aku melepaskan sepatuku dan seperti biasa mengucapkan salam kepada ibu. Kakakku bekerja, dia hanya libur di Minggu terakhir bulan. Setahuku kakak bekerja sebagai pelayan restoran besar gitu aja, tepatnya di restoran mana sih nggak tau.

Setelah ganti baju, makan dan shalat. Aku duduk diruang tamu, memainkan ponsel.

Kak Arga : Nanti malam sibuk nggak? (14.35)

Nesyaqiela: Nggak sih,ada apa ya kak (14.48)

Kak Arga : Kalau aku ajak jalan mau nggak? Mumpung malam mingguan. (14.48)

Aku tersenyum sumringah membaca chat itu. Tapi tunggu! Aku lupa soal Kak Agatha, kenapa Kak Arga tidak mengajak dia saja. Toh mereka kan sahabat.

Nesyaqiela : Emang kakak nggak sama Kak Agatha? (14.50)

Kak Arga : Aku sudah biasa jalan dengannya, aku ingin mengajakmu. Kamu nggak bisa? (14.51)

Aish sepertinya aku salah berbicara.

Nesyaqiela : Bukan gitu cuma nggak enak aja (14.51)

Kak Arga : Tapi kamu mau kan jalan? (14.52)

Nesyaqiela : Nanti aku izin ke ibu (14.55)

Kak Arga : Oke,aku jemput jam delapan malam ya! (14.56)

Nesyaqiela: Sip👍 (14.56)

Kak Arga : malam ini harus cantik, buat aku! (14.57)

Read/

TENTANG WAKTUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang