Chapter 16

23 7 0
                                    

Hari ini adalah hari pengambilan raport semester ganjil. Aku menunggu di rumah dengan bimbang.

"Assalamualaikum," Bias suara itu membuatku langsung berlari ke pintu utama.

"Waalaikumsalam Bu, hasilnya gimana?" Aku menatap Ibuku dengan penuh tanda tanya.

Ibu tersenyum simpul, lalu menggiringku ke dalam. Kita duduk di kursi tamu. Aku masih menunggu informasi dari Ibu.

"Nes, ibu bangga sama kamu ... Meskipun kamu...," Ibu menggantungkan kalimatnya.

"Meskipun aku apa Bu?" tanyaku tak sabar.

"Selamat ya kamu peringkat dua," Ibuku tersenyum lebar.

"Beneran, Bu?" Aku memastikannya lagi.

Ibuku mengangguk kecil, mendengar itu Aku langsung memeluk ibu dengan gembira.

"Akhirnya aku bisa jadi lebih baik, meskipun bukan jadi yang pertama," kataku lirih.

Meskipun begitu ibuku tetap mendengarnya, toh dia kan ku peluk, "Inipun sudah bagus buat Ibu, tapi kamu harus janji sama ibu! Setidaknya semester berikutnya kamu bisa lebih baik dari ini, atau minimalnya sama dengan ini."

"Insyaallah, Bu, akan ku usahakan dengan senang hati," Aku tersenyum di pelukan ibuku.

Ibu menguraikan pelukannya lalu menatapku lembut.

"Sekarang kamu harus mengucapkan terimakasih dengan Arga juga Sandy! Bagaimanapun juga mereka telah membantu kamu belajar. Terutama Arga," Ibu mengulas senyum tipis.

Aku mengangguk kecil. "Iya, Bu, tentu saja nanti aku hubungi mereka."

Ibu mengelus rambutku, dan pergi keluar untuk membuka warungnya.

Aku membawa raport ku ke kamar dan menyimpannya di lemari. Senyum terus tercetak di wajahku.

Aku mengambil ponsel yang tergeletak di atas meja belajarku. Menggeser layarnya dan mencari sebuah nama di kontak.

"Halo?"

"Kak, aku mau ngucapin terima kasih ke Kakak," Aku masih menggila, dari tadi senyum tak luput dari wajahku.

"Hm, makasih buat apa ya?"

Ah kenapa Kak Arga bertanya? Apa dia lupa? Atau dia berpura-pura? Ah sudahlah.

"Buat belajarnya,"

"Oh itu, iya sama-sama. Gimana hasilnya? Memuaskan nggak?"

"Kurang memuaskan sih, tapi menjadi yang kedua untuk saat ini tak apalah," Aku mendengus.

"Maaf ya belum bisa buat kamu jadi yang pertama, Selamat yah!! Nanti semester depan kalo ada kesempatan lagi aku bakal buat kamu yang pertama,"

Jika boleh menebak pasti Kak Arga sedang tersenyum lembut disana. Dan sekarang pipiku sudah blushing.

"Kak ini pun aku udah bersyukur banget, Kakak nggak perlu minta maaf. Harusnya Aku yang minta maaf karena ngrepotin Kakak,"

"Kamu nggak ngrepotin kok, tenang aja!"

"Btw Kakak dapet peringkat berapa?"

Suara tawa terdengar lalu dia berkata
"Ya satu lah, gitu aja tanya."

"Kayaknya aku salah kasih pertanyaan deh, buktinya sana udah sombong aja." Aku memutar mata jengah.

"Ngambek yah? Ya maaf kali aura sombongnya keluar tanpa permisi nih. Nanti Aku marahin deh,"

TENTANG WAKTUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang