CHAPTER 14

24 3 0
                                    

Sementara itu di dunia Manusia.

Lucifer sedang membuat dua porsi nasi goreng dan dia bersin dengan keras."Hachuu. . . Hiks . . ."

"Kamu tidak apa-apa?" Ucap seorang pembeli kepada Lucifer.

"Tidak apa-apa, hidungku hanya kemasukan aroma bumbu."

Kembali lagi kedalam dunia iblis. 

Levithan dan beberapa temannya masih berada di ruangan itu. Mereka semua masih ingin berbincang bersama. Lalu Levithan menepuk kedua pahanya. 

"Aku ingin tahu kenapa kalian suka berada di dunia akhirat ini apa tidak ada niat untuk pergi dari sini?"

Beel tersenyum paksa. "Sejujurnya di alam akhirat ini sangat membosankan Levithan, kami semua ingin pergi dari sini namu bagaimana mungkin tugas kita di sini, tuhan membuat setiap makhluknya dengan tugasnnya masing-masing."

"Kalau begitu langgar saja perintahnya."

"Tidak semudah itu. Sama seperti manusia di alam dunianyannya kalau mereka langgar perintan Tuhan mereka akan kena balasnanya di alam akhirat nanti, kita pun sama seperti para manusia."

Levithan mengangguk pelan tanda mengerti. "Ada yang ingin aku tanyakan namun sepertinya tidak pantas aku tanyakan."

Milctlantecuhtli mengangkat satu tangannya mempersilahkan Levithan bertanya. "Katakanlah."

"Apa kalian mempunyai seorang Ibu?"

"Beberapa dari kamu ada yanga punya ada yang tidak."

"Siapa saja itu?"

Beel menunjuk Ifrit dan Celtic. "Aku,Ifrit dan Celtic kami tidak mempunya ibu kami di lahirkan oleh yang Maha kuasa."

"Lalu Milctlantecuhtli"

"Aku ada, Ibuku meninggal saat aku melahirkan aku." Jawabnya dengan singkat.

Tidak lama terdengar suara jeritan, jeritan yang sangat keras Levithan menoleh kebelakang menatap pintu portal itu. "Suara apa itu?"

Beel meluruskan kakinya. "Jeritan para Arwah manusia yang tidak taatan kepada Tuhan"

Levithan terlihat sangat cemas dia menoleh kearah Beel. "Apa seharusnya kita tolong?"

"Tidak Levithan mereka pantas mendapatkan itu, itu semua ulah mereka di dunia." potong Celtic.

"Bukankah itu sangat kejam?"

Ifrit menghelangkan nafasnya. "Tidak Levithan mereka pantas mendapatkan itu. Peraturan Tuhan saja di larang apa lagi dengan yang lainnya. Kalau tidak seperti itu mereka akan saling berkuasa."

Wajah Levithan masih snagat masam, keningna berkerut dia sangat cemas. Beel memeluk dirinya. "Tenang saja Levithan Tuhan itu maha adil dan dia baik, dia baik kepada arwah mulia dia atas sana dia baik kepada semuanya."

Levithan menghilangkan rasa cemasnnya tidak alma dia bersemangat. "Bagaimana kalau kita main ke dunia manusia? aku ingin mengajak kalian kesana."

"Aduh Levithan kamu tidak paham juga ya, kamu tahukan apa yang di katakan Balor kepada kita. kita harus tetap di sini."

"Ah banyak sekali larangannya." Levithan mengembungkan pipinya dia terlihat sangat kesal.

"Hahaha, kamu ini menggemaskan. untuk sementara kalian bertiga di sini dulu aku dan Celtic akan mencari informasi ke dunia manusia."

Levithan memasang wajah memohon yang snagat imut. "Milctlantecuhtli bisakah kamu membawakan makanan dan minum di dunia manusia untuk aku? aku sangat lapar di sini tidak ada makanan dan minuman selain batu danlahar panas."

Manusia Titisan Iblis (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang