Can't Handle

60 3 0
                                    






***


Diangkatlah telapak tangan Vei yang telah menyatu dengan jari jemari Jungkook, suatu komposisi yang pas seakan tangan Vei  dibuat hanya untuk pria ini.

*Cukup permainannya Jungkook.*


Setan dalam diri Jungkook memaksa keluar disaat empunya mulai lepas kendali.

Jungkook membiarkan matanya berkelana lebih dalam tanpa malu-malu ke wajah dan tubuh Vei, terasa Jungkook telah memancarkan aura penuh kuasa atas dirinya.

Sedangkan Vei berkutik dengan pemikiran tidak jernihnya, terbius akan sebuah mantra hingga lupa bagaimana cara melindungi diri yang akan diremukan.



    *You're Mine.*

Aku Jungkook dalam hatinya.

Sadar bila dia sudah berfikir berlebihan, Jungkook menghela nafas berat sebelum mimik Arogan nya kembali terlihat dimana Vei.


   "Kau tau apa melodi yang kusuka? aku menyukai disaat aku menyayat kulit seseorang. dan ia merintih lalu memohon ampun dengan menyebut namaku, itulah melodi favorit ku. "

   Pupil mata Vei membesar, mencerna penuturan diluar kendali Jungkook semakin menunjukkan jati dirinya bukan sebagai sosok arogan saja.

Jungkook mengusap pergelangan tangan wanita ini yang menunjukan beberapa nadi bewarna hijau kebiruan, seakan siap untuk disantap.

    *Psycho*

Iyalah Jungkook dimata Vei sekarang,  wanita ini berkelahi dengan pemikiran diri sendiri.


    *Jangan terlihat takut Vei, dia akan merasa menang .*


Vei menyunggingkan senyum seiring melawan tajamnya tatapan lawan bicaranya,


     "Lakukan saja jika itu membuatmu puas. "

Tutur Vei tanpa rasa takut sekali pun.

     "Sesuai permintaanmu. "

      Di masukkan nya tangan ke kantung celana bagian belakang untuk mengambil sebuah pisau kecil. Membukanya tepat di depan kedua mata Vei,


    *Clack.*


Darah Vei berdesir seiring bulu di tangan nya mulai berdiri, tak disangka Jungkook serius akan hal ini.

Ujung pisau membelai bibir bawah Vei, Jungkook suka memainkan alat itu disana. Ditambah ia mengetahui Vei meneguk saliva, So sexy.

     "Mulutmu terus saja melawan, dan aku membencinya. "

     "Karena mulut diciptakan untuk berbicara. "

     "Berbicaralah lagi bila ingin ujung pisau ini menggores bibirmu. "


Benar, Vei melirik kearah bawah dan pisau itu masih stay membelai bibirnya.

    

    "Uh pergi kau."


Thabitha memukulkan bekas wadah tacos dari sterofom pada area kepala RM dan sekarang rambut itu penuh sisa saos.


     "Wow, kalian belum melihat ini!." ucap Jhope mendekat.

Bad Boys Is A Good Monsters [JUNGKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang