1 | Kawan Lama

93 12 26
                                    

Sepi.

Itulah suasana kelas saat ini. Hanya terdengar suara goresan bolpoin di atas kertas. Kedua mata wanita berusia 40 tahun-an menatap seisi ruangan lekat-lekat. Sesekali ia melirik jam tangannya.

"Sudah belum?" ia pun melontarkan pertanyaan.

"Belum,bu," balas seisi kelas hampir bersamaan.

Wanita itu menghela nafas,tampak menahan sabar untuk menunggu murid-muridnya yang sedari tadi belum selesai mengerjakan soal yang ia berikan. Sesekali ia melirik jam tangannya lagi,lalu kembali menatap murid-muridnya.

KRIIINGGG

Sontak seisi kelas menghentikan aktivitas menulisnya. Sang guru pun tampak membereskan buku-buku di meja nya,lalu memasukkannya ke dalam tas. Beberapa murid tampak tersenyum kegirangan.

"Ya sudah,bel nya sudah bunyi. Lanjutkan di rumah saja tugasnya,besok dikumpulkan," perintah sang guru.

"Ya,bu," jawab seisi kelas kompak.

Suasana kelas pun menjadi gaduh. Beberapa murid berdiri sambil memasukkan buku- buku mereka ke dalam tas. Ada yang sambil bercakap-cakap pula.

"Elsa.." panggil seorang teman Elsa,Dea.

"Hm?" jawab Elsa singkat sambil mengambil bukunya yang ada di laci meja.

"Ayo,pulang"

"Iyaaa,tunggu bentar"

Keduanya berjalan beriringan disambut dengan murid-murid yang ramai di depan kelas. Langit tampak gelap. Sepertinya akan turun hujan. Entah mengapa terlukis senyum kecil di bibir Elsa. Ya,ia selalu menunggu-nunggu datangnya hujan.

"Eh,sa! Tuh si Dika ngeliatin kamu terus.." kata Dea sambil menunjuk-nunjuk kearah seorang laki-laki yang ada di seberang mereka.

Senyum Elsa pun semakin mengembang. Tampak Dika yang ada di seberang juga ikut tersenyum. Dea hanya bisa menjadi penonton kejadian itu.

"Aduh,ga kasian sama aku gitu? Sini ga ada pasangannya tau," kata Dea menyenggol Elsa.

"Ya carilah.." jawab Elsa singkat.

Dea hanya geleng-geleng kepala.

Yap,Dika adalah pacar Elsa. Well,dia baik,humoris,dan romantis. Tapi banyak yang bergosip kalau Dika buaya! Entah karena pacarnya atau bagaimana,Elsa tidak percaya dengan itu. Semoga saja tidak.

Dika pun berlalu. Elsa mendongak ke atas menatap langit yang sepertinya siap menurunkan hujan.

"AWAN!" tampak seorang laki-laki berlari memanggil nama itu.

Elsa yang merasa kenal dengan nama itu pun menoleh ke sumber suara.

"Dea,yang namanya Awan yang mana,sih?" tanya Elsa sambil mencari-cari dari kejauhan.

"Loh,bukannya kamu kenal ya?"

"Iya,kenal sih. Tapi sampe sekarang gatau yang mana orangnya"

"Yeee,sapa juga yang kenal di medsos doang. Padahal udah akrab kan kalian"

"Dulu.. Sekarang udah nggak"

"Itu lho orangnya,yang baru bawa wadah HP kelas," kata Dea sambil menunjuk.

Elsa pun menyipitkan matanya. Yap,tampak seorang laki-laki dikerumuni teman-temannya yang berdesakan mengambil ponsel mereka di wadah yang dibawa orang itu.

"Dia petugas yang ngumpulin HP?" tanya Elsa.

"Ya mana ku tau.. Iya kali," jawab Dea asal.

Elsa hanya manggut-manggut. Ia kembali melihat langit,kini tampak titik-titik air berjatuhan. Elsa pun tersenyum. Akhirnya yang ia nanti-nanti datang juga.

Troposfer : Awan & Langit  [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang