"Elsa! Awas!" teriak Awan lantang dari tengah lapangan.
DUKK!!
Untunglah Elsa menangkisnya dengan tangannya,sehingga bola tidak mengenai wajahnya.
"Waduh.." gumam Awan lirih. Ia pun segera berlari ke tepi lapangan.
"Sa,kamu gapapa?" tanya nya tampak khawatir.
"Gapapa kok"
"Maaf ya"
Elsa hanya mengangguk lalu melemparkan bola itu kepada Awan. "Tendangan bagus," katanya.
Awan pun menerima bola itu. "Tangkisan bagus," kata Awan sambil tersenyum. "Ikut pencak silat aja". Awan segera berlari meninggalkan Elsa dan membawa bola itu ke tengah lapangan.
Elsa tersenyum. "Mana mungkin.."
Pertandingan pun dilanjutkan lagi. Tentu saja Dea memperhatikan dengan semangat. Rey ada di tengah lapangan sana. Mana mungkin ia menyia-nyiakan waktu untuk memandanginya sangat lama.
"GOOOLL!!!" Sorak sorai terdengar sangat lantang.
Tampaknya kelas pujaan hati Dea memenangkan pertandingan. Wajah Dea tampak sumringah. Ia melonjak kegirangan. Elsa hanya bisa terkekeh melihat tingkah sahabatnya ini.
Awan sedang mengatur nafasnya setelah berlari. Matanya pun beralih ke arah Elsa. Ia tersenyum. Elsa yang menyadarinya pun mengacungkan jempolnya. Entah bagaimana tapi Awan merasa sedikit senang.
***
Bersenang-senang dahulu,bersakit-sakit kemudian.
Ya,itulah keadaan murid-murid SMA Dwinata saat ini. Setelah jam kosong seharian yang diisi dengan pertandingan,lusa mereka harus menghadapi ujian. Yakin deh semua murid ga ada yang suka ginian. Tentunya ini juga siksaan bagi Elsa dan teman-temannya.
"Duhh lusa udah ujian ya? Males banget ah," kata Agni bersungut-sungut.
"Belajar.. Jangan nyontek mulu"
"Dih gue tuh orang nya jujur"
"Ruangan masih sama kaya semester lalu?" tanya Lia.
"Iya deh kayaknya. Nanti liat yuk"
Semua pun mengangguk. Setelah pulang nanti mereka akan melihat daftar ruang ujian.
***
"Sama aja noh.. Ruang 19 lagi," kata Elsa sambil menunjuk kertas yang ditempel di papan pengumuman.
"Yah.. Jauh sama Rey." Wajah Dea tampak memelas.
Beberapa murid lainnya ikut melihat papan pengumuman itu. Begitu juga Awan. Ia setengah berlari dengan Randy dan segera mencari nama mereka.
"Selisih satu ruangan lagi"
"Yah gue bakal kangen sama lo," kata Randy berusaha memeluk Awan. Namun Awan mengelak dan berjalan mundur hingga akhirnya menabrak Elsa.
"Loh sa? Maaf ya," kata Awan cekatan.
Elsa mengangguk sambil tersenyum. "Ruangan mana?"
"Ruang 5.. Lantai bawah"
Elsa manggut-manggut.
"Bukannya samping kelasmu ya?" tanya Awan basa-basi.
"Absen 1-16. Aku di lantai atas"
KAMU SEDANG MEMBACA
Troposfer : Awan & Langit [HIATUS]
Teen Fiction"Aku awan dan kamu langit Kamu menyukai hujan. Dan aku,awan yang akan membawa hujan itu padamu. Apakah jika aku membawa hujan untukmu,kamu juga akan menyukaiku?" - Awan Devananta - *** "Aku langit dan kamu awan Langit akan kosong tanpa awan. Sama se...