"Yooshh.. Semangat wan! Gue dukung," kata Randy dengan mengangkat tangannya yang mengepal.
Awan pun tersenyum. Ia bahagia temannya merestuinya. Suka orang tapi ga direstui temen itu ga enak woy.
"Gue saranin lo langsung ngomong deh,wan," kata Randy tiba-tiba.
"Gilaakk.. Masa langsung ngomong? Mana bisa? Gue ga tau caranya"
"Nunggu apa lagi sih,wan? Nunggu dia direbut orang lain lagi? Iya? Gitu?" kata Randy ngegas sambil berkacak pinggang. "Tembak gih.."
"Mati nanti.."
Randy hanya membalasnya dengan wajah datar. Terserah lah Awan mau bicara apa. Orang itu memang kadang menyebalkan. Kadang saat Randy mengajak bercanda,Awan malah menganggap serius. Begitulah sebaliknya. Ketika waktunya serius Awan malah bercanda.
Tak lama kemudian,Randy akhirnya pulang. Ia menepuk pundak Awan. "Yo semangat bro," katanya menyemangati. "Jangan sampe Nona Langit direbut orang lain"
"Hah? Langit?"
"Au ah masa ga paham"
Awan hanya menggeleng. Pikirnya, Randy menyebutnya begitu karena dipasangkan dengan Awan.
"Yaudah.."
Setelah Randy pulang,kini Awan sendirian di trotoar. Sedari tadi tidak tampak sosok Elsa. Ya,mungkin saja dia sudah pulang. Awan hanya bisa berharap ia bertemu dengannya di waktu pulang sekolah seperti ini.
Matanya kembali menelusur sekeliling. Kepalanya bergerak cepat. Senyumnya mengembang ketika ia melihat gadis penyuka hujan itu berjalan sambil membaca novel. Awan pun berdiri dan menghampirinya.
Elsa mengentikan langkahnya. Matanya yang menatap ke bawah melihat sepasang pasang sepatu. Ia pun mengangkat wajahnya,tampak Awan sedang berdiri tepat di depannya. Elsa segera menutup bukunya.
"Loh wan,belom pulang?" tanya Elsa ramah.
"Biasa,nunggu bus dateng"
Kedua nya saling menatap, muncul perasaan canggung. Awan berusaha mencairkan suasana.
"Mau ke Indoapril?" tanya Awan asal menawarkan.
"Ayuk," jawab Elsa sumringah. Tak Awan sangka reaksinya akan seperti ini. Ia pikir gadis ini akan menolaknya.
Mereka berdua berjalan beriringan menyebrangi jalan. Elsa tampak cerewet mengajak Awan berbicara tanpa henti. Namun Awan mendengarkannya dengan senang hati. Sahabatnya ini pasti selalu senang bercerita.
"Mau beli apaan wan?"
"Gatau deh.. Kamu?"
Elsa berdeham. Matanya menelusur rak yang ada di depannya. Kini pandangannya beralih pada kulkas yang ada di samping rak itu. Elsa berjalan mendekatinya,membuka pintunya,lalu mengambil sekotak yogurt.
"Kamu suka yogurt?" tanya Awan.
"Suka"
Awan menggangguk paham. Lumayan,ia dapat informasi tentang gadis itu. Tentunya ia tidak mau melewatkan kesempatan untuk menggali informasi lebih dalam lagi.
"Trus suka apa lagi?" tanya Awan tanpa ragu.
"Kamu"
"Heh?" Awan terkejut dengan jawaban Elsa. Seriusan? Beneran kah itu?
"Haha.. Bercanda elah"
Awan mengacak-acak rambut Elsa dengan gemas. "Ga lucu," katanya.
"Ehhh berantakan wan." Elsa pun menepis tangan Awan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Troposfer : Awan & Langit [HIATUS]
Teenfikce"Aku awan dan kamu langit Kamu menyukai hujan. Dan aku,awan yang akan membawa hujan itu padamu. Apakah jika aku membawa hujan untukmu,kamu juga akan menyukaiku?" - Awan Devananta - *** "Aku langit dan kamu awan Langit akan kosong tanpa awan. Sama se...