2 | Kertas

62 9 2
                                    

Elsa berlari masuk ke kelasnya. Bel masuk sudah hampir berbunyi. Beberapa murid yang ada di teras menolehkan pandangannya kepada gadis itu. Hampir setiap hari ia berlari karena hampir terlambat.

"Ya elah sa,baru dateng masa," kata Yoga,ketua kelasnya yang sedang berdiri di depan pintu.

"Lo kan tau rumah gue jauh," kata Elsa sambil berjalan ke tempat duduknya. Ia pun menaruh tasnya.

Elsa melirik ke arah keempat sahabatnya. Mereka tampak serang memperbincangkan sesuatu. Penasaran,Elsa pun berjalan ke arah mereka untuk ikut bergabung.

"Yeee,pagi-pagi udah pada gibah," kata Elsa membuat mereka sedikit terkejut.

Dea,yang sedang berbicara pun langsung menghentikan ceritanya. Ketiga temannya pun saling bertatapan.

Elsa yang melihat hal itu pun bertanya, "Kenapa?"

"Umm,bahasnya nanti aja kali ya,hehe. Udah mau masuk,nih," kata Dea berusaha menyembunyikan sesuatu.

"Loh,kok gitu? Kalian bahas aku?" tanya Elsa agak curiga.

"Ya nggak lah,sa. Nanti aku ceritain tapi jangan sekarang,ya.. Sekarang kita ngumpulin HP,terus ke lapangan,oke?" kata Dea sambil merangkul Elsa.

"Tapi beneran ga bahas aku kan? Beneran nanti kalian ceritain aku yang sebenarnya kan?" tanya Elsa sambil mengelak dari rangkulan Dea.

"Iya,sa. Sumpah!" sahut Tiara,sahabat Elsa yang lain.

"Oke," jawab Elsa singkat. Ia percaya,sahabat-sahabatnya tidak akan membicarakannya di belakang. Tapi,kenapa harus nanti? Memangnya kenapa? Apa ia tidak boleh tau sekarang? Semua rasa penasaran Elsa itu hanya bisa ia pendam.

"Ayo,HP nya cepetan dikumpulin! Ntar telat dimarahin guru BK lagi," kata Bagas,siswa yang bertugas mengumpulkan HP di kelas itu.

Setelah semua urusan kelas selesai,penghuni kelas XI E itu segera menuju ke lapangan untuk mengikuti pelajaran olahraga. Pelajaran olahraga hari ini cukup membahagiakan bagi siswa-siswi kelas Elsa. Ya,guru olahraga mereka,Pak Petrus,sedang berhalangan hadir. Mereka bebas melakukan apapun,asalkan tidak mengganggu kelas lain.

Seperti biasa,saat jamkos seperti ini siswa laki-laki memilih untuk bermain sepak bola. Kalau siswa perempuan,sih memilih untuk menonton atau berkumpul untuk melakukan ritual mereka,gibah.

Elsa memilih untuk duduk bersama sahabat-sahabat nya sambil melihat teman-teman mereka yang bermain sepak bola.

"Kelas XI D lagi pelajaran apa,ya?" tanya Dea.

"Kenapa kok nanyain kelas sebelah?" tanya Elsa penasaran.

"Lo lupa atau gimana sih,sa?"

"Ha?" tanya Elsa dengan gaya orang paling cengoh sedunia.

"Ya ampun,sa.. Halo,pujaan hatinya Dea ada dimana,ya?" kata Tiara memberi kode.

"Ohh iyaaa.. RE—" seketika Tiara menutup mulut Elsa.

"Iiihhh bego bego bego! Kenceng banget sih,sa," kata Dea tak segan-segan gemas mencubit Elsa. Diikuti teman-temannya yang lain menabok-nabok Elsa.

"Aduh,sakit tau"

"Makanya ati-ati kalo ngomong"

Elsa meniupi tangannya yang panas karena dicubit Dea. Mereka berlima pun kembali ngobrol seperti biasa. Memang seru rasanya berbagi cerita bersama teman-teman.

Tiba-tiba seorang laki-laki keluar dari kelas XI D sambil membawa gelas plastik. Ya,Awan. Elsa yang melihat sosok laki-laki itu pun langsung tersenyum ke arahnya.

Troposfer : Awan & Langit  [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang