Part 11

87 14 0
                                    

Senyumanmu mengalihkan duniaku
Tatapanmu mematikan hatiku
Suaramu merdu buat ku syahdu
Ini nyata apa halu

-Rain-


☯☯☯☯



Pulsek pukul 2 Siang.

Hati Rain berbunga, senyumnya berkembang sepanjang ia masuk kelas. Sinta bergidik ngeri melihat temannya, ia mengecek dahinya.

"Gak panas kok." gumamnya kecil.

Rain acuh tak acuh, pikirannya melayang ke dia yang membuat hatinya bermekaran. Sepanjang makan di kantin. Rain ditemani olehnya. Dia Alvin.

Rain masih tidak percaya, apakah ia berhalusinasi atau tidak. Bagi dirinya yang jauh dari kata sempurna. Alvin itu bagai bintang. Sulit digapai.

Teng tong~

Bubaran sekolah, Rain keluar kelas bersama kawan-kawannya. Tepat di depan kelas. Sinta memekik histeris. Dikarenakan pangeran tampan bersender di tembok. Siapa lagi kalau bukan Alvin, tatapan mereka bertemu.

Pipi Rain merah, ia tak berani menatapnya. Lebih milih buang muka. Sinta menyapa sang pangeran.

"Eh, ada cogans. Cari aku ya." ujar Sinta Pede. Alvin menatapnya datar. Tapi tatapannya jatuh ke dia yang malu.

Sinta mengikuti arahan bola matanya. Sinta berdehem.. "Ekhm, ternyata begitu. Okelah." Sinta nyikut lengan temannya.

Rain menengok, ia natap Sinta heran.

"Ciye, dijemput Pangeran" ledeknya.

Rain jadi salting, Tatapan tajam itu masih menatapnya. Sinta nepuk pundak temannya. "Gue pulang duluan, bye!"

Sinta melengos pergi. Rain masih terdiam di tempatnya. Alvin mendekat terus cubit pipinya. Rain mendongak,

"Apa lantai itu lebih menarik daripada ku"

Rain mengulum senyum. Alvin menyatukan jari-jarinya ke jarinya.

"Ayok, pulang." ajaknya lembut.

Rain mengangguk,

Keduanya pulang bersama.


☯☯☯☯

Rain diperlakukan bagai seorang putri. Alvin begitu perhatian padanya.

Apakah ini mimpi?

Apakah ini imajinasi?

Apakah perasaanku terbalas?


Ku harap dia serius.

Hati ini cuman satu dan ini untukmu.

Di se-pan-jang jalan kenangan.
Kita bergandeng tangan.

Alvin tersenyum tipis.

Dear Alvin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang