Part 3

135 23 17
                                    

Hyhy diriku kambek, masih adakah yang baca atau sekedar lihat! Langsung saja cus. Tiati banyak typo beterbaran.

Happy Reading Gaes..

Alvin membuka matanya perlahan, sorot matahari hampir membuatnya buta. Bangkit dengan semangat mengerjakan rutinitasnya. Usai bersiap diri Alvin keluar kamar. 1 kata yang menggambar ruangan itu SEPI.

Alvin berjalan ke arah dapur dan mempersiapkan makanannya seorang diri. Usai memasak nasi goreng ala dirinya. Ia mulai menyantap makanan tersebut.

Tring.. Ponselnya berbunyi. Auto buka~

Bukan Cowok Biasa

Andre: goodmorning eprybadeehhh👐👐

Arga: morning too.😪😪😪

Andre: bangun lo kebo, molor ajah.

Arga: SSG😒

Gilang: brsk! 😠

Andre: Napa lo, pms😂😂

Gilang: 👊👊 kagak datang bulan gue😒

Andre: 😂😂😂 jangan lupa sarapan ya para ke zheyeng'n akuuu.😙😙😙😙

Arga, Gilang is writing a message...

Arga: Najeeez. Zizik anjer

Gilang: iyain kasian😝

Alvin terhenyak. Hanya chat unfaedah. Ia pun memasukkan ponselnya ke saku celana. Melihat jam sudah menunjukkan pukul 06.45. Usai makan ia membersihkan semuanya. Dan pergi.

---

Rein masih tertidur pulas.

Tok..tok.. Ceklek..

"Rein sayang, ayo bangun"

Bahu Rain terguncang, Rein terus berguling mencari posisi wenak. Guncangannya semakin heboh. Rein melotot kaget. Bunda tersenyum manis

"akhirnya, bangun juga."

"iih, bunda gangguin tidur Rein ajah deh", ucapnya sambil menguap panjang. Bunda menggelengkan kepalanya, mengusap kepala putrinya lembut.

"ini udah siang, ayo bangun"

"siang?" Rein melirik jendela. Matahari sudah terbit, matanya juga melirik jam. Melebarkan matanya. Buru-buru Rein masuk ke kamar mandi dengan berlari

"bunda, Rein kesiangan... Huwaa"

"sudah mandi buruan, bunda tunggu dibawah ya." bunda keluar kamar dengan terkikik geli

Fiuh~ Rekor pertama, Rein mandi cepat. Jam sudah menunjukkan pukul 07.15. Mampuuus.. Sudah telat.

Rein memakai seragamnya dan memasukkan buku-bukunya. Menyisir rambutnya dan Rein tersenyum pada dirinya. "Semangat"

Rein turun kebawah. Mencium pipi bundanya dan duduk. Bunda nya memberikan bekal yang sengaja dibuatnya. Rein meneguk susu hangatnya dan pamit.

"assalamualaikum.." pamitnya.. Rein melengos pergi dengan berlari keluar komplek. Tepat dijalan raya. Ia menunggu ojek bahkan angkot. Tapi sialnya gak ada yang lewat.

Rein terpaksa berjalan kedepan. Dengan semangat, pantang menyerah Rein sampai di halte. Melihat jam tangannya. Jam nya terus bergerak. Rein bergerak gelisah.

Tak lama, Rein mendengar deru motor di dekatnya. Rein jadi was-was. Ia mengeratkan tas ranselnya. Berkomat-komat *jangan sampe kena begal.

Tin...Tin...

Dear Alvin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang