Pulsek Alvin mengajak Aurel ikut bersamanya. Tentu saja Aurel dengan senang hati. Alvin masih mengingatnya. Sebelumnya Alvin sudah izin pada Raina, awalnya Rain tak ingin Alvin pergi berdua dengan Aurel. Tapi ia tak boleh egois.
Perempuan itu sudah lama ada bersamanya. Sebagai pacar yang baik. Ekhem, belum deh :( hubungan keduanya masih abu-abu. Belum ber-rainbow.
Rain mengiyakan, kan karna dirinya juga mengusulkan untuk menyelesaikan permasalahannya. Rain pulang bersama teman-temannya. Alvin pergi dengan Aurel.
☯☯☯
"Rel." Alvin menatap Aurel. Aurel tersenyum pahit. "Iya. Kenapa?"
Alvin mengatur napasnya. Matanya menatap ke dia yang juga menatapnya. Aurel memperhatikan gerak-geriknya.
"Sebelumnya makasih, sudah ada untukku. Sudah menemani hari-hari ku yang kelam. Namun, untuk sekarang kau tidak usah peduli lagi, padaku."
Plak!
Aurel menampar pipi Alvin, Aurel meneteskan air matanya. Alvin menatapnya datar.
"A-apa karna sudah ada orang lain. Kau melupakanku dan membuangku."
"Aku akan selalu menyayangimu, tapi hanya sekedar teman atau pun adik."
Aurel tercekat, cairan bening terus turun. Alvin menyeka air matanya.
"Kenapa, Vin? KENAPA LO GAK PERNAH LIAT GUE -gue cinta sama lo. Tapi KENAPA LO JADIANNYA SAMA ORANG LAIN." Aurel mengeluarkan semuanya.
Hatinya sudah tak bisa bertahan lagi.
Alvin mendengarkan semuanya, "Maaf."
Aurel memukul dada Alvin, ia menangis dalam pelukannya.
"Lo cewek yang baik, Rel. Lo pantas bahagia tapi bukan sama gue."
Aurel menatap Alvin sendu.
"Tapi gue cintanya sama lo, nggak ada yang lain. Dan gak ada yang seperti lo."
"Ada Rel, tapi lo selalu tutup mata dan hati. Lo terlalu fokus sama gue. Sampai-sampai orang yang benar-benar cinta sama lo tak terlihat," jelasnya.
Aurel memegang tangan Alvin.
"Tidak bisakah kau membalas perasaanku," ucap Aurel lirih, Alvin memeluknya erat.
"Gue gak bisa, hati gue udah dimilikin dia, Rel. Gue cinta dan sayang sama dia." Alvin menjelaskan semuanya.
"Dia, orang baru Vin, dia gak akan mengerti lo. Cuman gue yang ngerti lo."
"Lo salah, dia terima gue apa adanya."
Aurel mendorong Alvin, ia menyeka air matanya sendiri. "Apa gue berarti dalam hidup lo?" tanyanya. Aurel ingin memastikan hal ini. Alvin terdiam.
Aurel menangis pilu, "Gue udah digantikan. Gue terlupakan. Lo satu-satunya yang gue punya, akhirnya meninggalkan gue sendiri."
"Lo.. sangat berarti dalam hidup gue. Tapi, bukan segalanya. Lo bagian dari setengah jiwa gue, Rel. Tapi dia itu cinta sejati dan belahan jiwa gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Alvin [END]
Fiksi Remaja[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Kisah tentang seorang pemuda biasa yang ingin dicintai dan mencintai. Tapi takdir berkata lain. Begitu banyak cinta dan rahasia. Bertahan atau Menghilang? Adapun kisah seorang gadis yang menyukai seseorang, akahkah ia tahu...