Part 6

94 18 0
                                    

Ku ngetiknya sambil dengerin lagu BTS yang baru MOTS:7 ! Zero O'clock!

Happy Reading gaes. Hati-hati bertypo!

☣☣☣☣

Seorang pemuda pulang, baru beberapa langkah, dia mendengar suara dari dalam. Suara gaduh dan berisik.

Brukk!

Buaghh!

Gedubraakk!

Tanpa bekicot, dia dobrak tuh pintu. Dia membeku, di dalam terlihat berantakan. Banyak barang berserakan, semua perabotan rumah pada ancur. Dia berjalan ke dalam rumah, meneliti sekitaran. Baru beberapa langkah.

Terdengar suara teriakan, dari arah belakang. Dia berlari cepat dan sampailah ia disana. Dia mengertakan giginya serta mengepalkan tangannya. Menghajar orang di depan itu brutal.

Bughh! Buagh! Bughhh!

Keduanya saling berkelahi, isakan serta teriakan seorang wanita tak mereka hiraukan. Pemuda itu terus meghajar orang itu sampai babak belur.

Dengan terisak, wanita paruh baya itu mendekat, satu tinju lagi mungkin tu orang mati, wanita paruh baya menghentikan aksinya.

"Hentikan,. Jangan sakiti dia lagi. Hiks"

"Kau masih membela dia, setelah apa yang dia lakukan pada anda. Ini memuakkan " makinya kesal.

"Bagaimanapun dia suamiku, sudah cukup" pinta wanita paruh baya yang semakin terisak. Pemuda itu membanting pintu. BRAK!

Matanya tajam dan dingin. Dia natap pria paruh baya itu tajam. Ia berjongkok, menarik dagunya kasar.

"Dasar pengecut, beraninya dengan yang lemah. Kau pikir aku diam, karna ku takut padamu. Ini baru awal. Aku akan balas dendam. Berani melarikan diri, ku bunuh kau" cetusnya kejam dan sadis.

Pria paruh baya itu terdiam, dia sudah sekarat. Wanita paruh baya itu memeluknya erat. Si pemuda itu berdecih,

"Tinggalkan pria sialan ini atau ku bunuh dia di depan matamu" ancamnya.

Wanita itu terus terisak dan menggelengkan kepalanya.

"Aku mencintainya, dia pasti berubah"

Brak!

"Berubah jadi orang gila. Dia tak mencintaimu, dia hanya memanfaatkanmu. Terserah! Sudah ku peringatkan. Kau tak mau dengar. Mulai sekarang. Urus - urusan mu sendiri" Dia keluar rumah dengan amarah berkobar.

Wanita paruh baya itu menatapnya nanar. Dia membawa suaminya kerumah sakit, ruangan itu seperti kapal pecah. Puing-puing memori terhapus. Wanita itu meneteskan airmatanya.

"Maafkan mom, mom sayang Al, tolong jangan benci mom. " gumamnya kecil.

☣☣☣☣☣

Pemuda itu pergi dengan kesedihan mendalam, amarah tak kunjung redup. Ia lelah. Ia berteriak.

"Kenapa kalian pergi. Tanpa ada yang mendengarkan apa yang ku inginkan. Ku benci. Cinta? Cuih, Cinta hanya akan membawa petaka dan kesialan"

Dear Alvin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang