Part 1

249 28 7
                                    

#Perkenalan Singkat

Hy namaku Raina Syakira. Anak XI IPS 2. Aku punya sebuah rahasia, rahasia yang ku pendam sejak dulu. Saat pertama kali aku melihatnya diriku langsung jatuh hati. Dia berbeda dari yang lainnya.

Disaat semua kaum Adam menatapku memuja. Dia tidak. Saat dia lewat di depanku. Aku malu. Saat dia tersenyum aku terpesona. Apa pun yang dia lakukan, aku menyukainya. Dia Alvin.

Akan kah dia tau? aku ingin mendekatinya tapi aku takut. Takut dianggap aneh. Tiba-tiba datang seorang gadis nembak. Sksd banget kan. *Alvin notice me..* dalam hati Raina berharap, ada sebuah keajaiban.

-kantin-

Raina dkk masih syok, sejak insiden di kelas tadi. Karna dapat berita yang tak terduga, Raina hanya tersenyum sumringah saat ini. Akhirnya mereka sudah sampai di kantin. Dan pastinya rame. Tanpa terkecuali, anak kelas sepuluh dan dua belas.

Mendadak Raina berhenti, matanya menangkap sosok yang tak asing. Seorang cowok tinggi menatap lurus ke depan, beserta rombongan. Yang tidak lain adalah anak XI IPA. Ya salah satu di antara mereka ada Alvin. Raina mematung. Matanya menatap Alvin.

Teman-teman Raina pun sadar akan ketidakhadiran Raina. Mulai menengok sana-sini, eh ternyata Raina sedang mematung ditengah keramaian. Salah satu dari mereka menghampiri dan mengejutkankannya.

"Dooor, ngapain sih lo melamun gitu . kesurupan setan buriq ya. Hahaa," ledek Sinta. Raina tersentak kaget.

"Ngagetin ajah lu, untung gue sehat."

"Ya lagian lu liat apaan sih?" tanyanya sambil celingukan ke depan. Penasaran apa yang dilihat temannya itu. Tapi nihil, dia tidak mendapat jawaban.

Raina kembali menatap Sinta, menggelengkan kepalanya. Menarik lengannya, mengajak Sinta menyusul teman-temannya.

*****

Alvin in the genk sudah sampai di kantin. Awalnya ia tak mau, tapi seorang teman memaksanya. Alvin malas berdebat. Akhirnya di sinilah ia berkumpul dengan yang lainnya. Mengabaikan ocehan temannya itu ia lebih fokus ke hpnya yang sedari tadi berdering. Salah satu dari mereka menginterupsi.

"Makan apa nih kita," ucap Andre riang gembira. Yang lain sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Begitupun dengan Alvin yang sibuk dengan hpnya.

Braakkk... Andre menggebrak meja, auto pada nengok semua. Arga menatap Andre sinis. Yang lainnya menatap Andre datar. Andre cengengesan.

"Diem-diem bae. Kuy pesen."

Andre berinisiatif jadi waiter. Ia mulai mencatat pake hpnya. Menatap teman-temannya dan mulai bertanya.

"Lang, Vin, Ga, mau pesen apa? Ke kantin tuh makan. Buruan pesen laper nih gue," ujar Andre tak sabaran.

Mereka berdua menatap Andre sebentar. Sok sok'n mikir. Padahal mah lola.

"Gue---," ucap Gilang, Arga gantung.

"Ah lamaa deh. Vin lo mau apa?" tanyanya ke Alvin. Alvin mendongak. Ia bangkit dari duduknya dan pergi. Andre terheran-heran.

"Mau kemana lu?" tanya Andre kepo.

"Perpus," jawabnya singkat. Alvin pergi begitu saja tanpa kata. Andre menatap kedua temannya. Gilang dan Arga mengangkat bahu cuek (tidak tahu). Andre menghela napas.

"Yaudalah, biarin ajah. Nanti juga kalo lapar, dia makan sendiri. Gue bakso Ndre," Gilang berseru.

"Lo apa, Ga?" tanya Gilang ke Arga.

Dear Alvin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang