Calon Apa?

2.5K 102 0
                                    

Hari ini hari minggu aku memutuskan untuk pergi kerumah Tita dan mengajaknya berdiskusi masalah tempat bimbel yang telah ia usulkan tempo hari. Sebenarnya bisa diskusi lewat chatting atau telepon sih tapi aku lebih memilih bertemu langsung dengan Tita karena aku juga butuh teman untuk diajak curhat.Aku melajukan motorku perlahan menikmati semilir udara segar pagi ini. Rasanya sejuk dan menyegarkan otak ini. Aku memarkurkan motorku di depan rumah Tita yang super megah dan mewah lantas melangkahkan kaki menuju ke arah pintu utama. Aku memencet bel, tak lama kemudian seorang wanita berseragam pelayan datang untuk membukakan pintu, ia tersenyum ramah kemudian menyuruhku masuk kedalam.Tingtong"selamat pagi non Angel..." sapa Bi A'at ramah."Pagi bi A'at""Tita ada bi?" tanyaku kepada Bi A'at."ada non di kamarnya...""ya sudah aku keatas dulu ya bi""mangga neng..."Aku berjalan ke arah kamar Tita dan tanpa sengaja berpapasan dengan kak Reka yang sepertinya hendak menuju ruang olahraga. Aku berusaha menyapa kak Reka dengan ramah meski aku tahu konsekuensinya adalah diabaikan."Pagi kak...""Pagi..." ucap Kak Reka dengan ramah yang membuat Angel tak percaya."ehh yang itu tadi beneran kak Reka bukan sih? tumben dia ramah gitu... lagi kesambet kali ya... hahaha"Aku membuka handle pintu kamar Tita dan menerobos masuk begitu saja. Aku menarik paksa selimut Tita kala ia melihat sang sahabat masih tertidur pulas di bawah selimut tebalnya."ish kebangetan ni anak sudah hampir jam delapan masih aja molor" ucapku sembari menarik paksa selimut Tita."Woy bangun woy... anak gadis jam segini belom bangun" seru Angel yang membuat sang empunya terbangun."apa sih Ngel... masih pagi juga""eh buset dah.., coba deh lihat sekarang jam berapa""hehe ya habisnya aku ngantuk banget Ngl semalam habis maraton lihat drama korea"Seharian ini aku dan Tita hanya tiduran dikamar Tita sembari asik mengobrol kesana kemari masalah cowok yang disukai Tita dan bercerita masalah kak Rakai karena Tita penasaran sekali tentang gaya pacaran om Tampannya itu.Ku lirik ponselku bergetar tanda sebuah pesan masuk aku cepat cepat melihatnya berharap dari kak Rakai namun setelah ku baca ternyata Bunda mengirimi pesan dan memintaku untuk cepat pulang.BundaCepat pulang Angel... sekarang!!Kira kira begitulah isi pesan bundaku yang membuat menghembuskan nafas kasar dan mau tak mau harus segera pulang."Ta... gue pulang duluan ya""lah kenapa?""biasa ibu negara suruh gue cepetan pulang""astaga... tante butuh bantuan kali""ish mana mungkin... you know lah gue kan bar bar mana mungkin bunda minta gue bantuin dia apalagi soal urusan dapur"Sepulang dari rumah Tita aku kaget melihat dua buah mobil mewah terparkir didepan rumahku yang ku pastikan itu bukan mobil ayahku."mobil siapa ya?""yang jelas ini bukan mobil ayah atau kakak kan" gumamku pelan.Tak biasanya rumah seramai ini pikirku heran namun cepat cepat ku tepis karena aku berfikir itu tamu kedua orang tuaku. Aku sengaja berjalan lebih cepat kearah tangga karena tak ingin terlibat dengan perbincangan orang orang dewasa yang tak ku ketahui topiknya. Baru saja aku melangkah kearah tangga ayah sudah memanggilku terlebih dahulu. Ayah memintaku duduk disampingnya dan aku pun terpaksa menuruti perintah ayah dan menyapa beberapa tamu ayah dengan senyuman yang ku buat semanis mungkin. Salah seorang dari tamu ayah bertanya kepadaku tentang umurku dan kelas berapa aku sekarang seolah dia denganku sebelumnya."Sore tante... om... ngg kak..." sapaku kepada tamu ayah."Oh hai... sore sayang... kamu Angel kan?" Tanya seorang perempuan paruh baya yang ku ketahui namanya Vina kepadaku."Iya tante saya Angel" ucapku tersenyum kearahnya."Angel umur berapa sekarang? Dan kelas berapa ya kalau boleh tante tau?" Ucap tante Vina lembut.Tante Vina benar benar terlihat cantik dan modis meski umurnya sudah tak muda lagi aku benar benar kagum dengannya."Umur Angel sembilan belas tahun bulan depan tante... sekarang Angel kelas 3 SMA " ucapku sembari terus mengagumi kecantikan tante Vina."Orang tuanya ganteng dan cantik pasti anak anaknya juga tak kalah menarik" ucapku dalam hati."Oh berarti sebentar lagi lulus ya" ucapnya yang ku balas dengan anggukan."Oiya Angel tante boleh minta nomor ponselmu?" Tanyanya lagi sembari menyodorkan sebuah ponsel."Iya tante boleh kok" ucapku sembari menulis nomor teleponku diponsel tante Vina."Jeng kita semua pamit dulu ya... kita bicariin lagi kalau anakku sudah setuju... bagaimana? " ucap tante Vina yang membuatku sedikit penasaran tentang arah pembicaraannya."Tante sama om pulang dulu ya nak sampai jumpa lain waktu" pamit tante Vina lembut kepadaku."Ya ampun cantik banget seperti bidadari... udah cantik baik lagi" gumamku pelan."Kak aku juga pamit ya" ucap dua orang lelaki kepadaku yang membuatku heran."Mengapa mereka memanggilku kak? Usianya kan jauh lebih tua dariku" tanyaku dalam hati."Ahh panggil saya Angel saja kak" pintaku."Mana bisa kakak kan calon...." ucap salah seorang diantara mereka yang sepertinya sengaja dipotong oleh tante Vina."Maaf kak... kami harus pergi senang berkenalan dengan kakak... panggil aku Rifki dan dia Rizki" ucapnya lagi sebelum melangkah pergi."tunggu... kamu tadi ngomong apa? calon apa?" tanya Angel sedikit berteriak.Semua yang di sana menoleh ke arahku namun Rifki dan Rizki tak mau berhenti, ia hanya tersenyum menanggapi pertanyaanku. Sementara ayah dan bunda sudah pasti akan memakiku karena aku bersikap bar bar dengan berteriak seperti tadi kepada Rifki dan Rizki."Astaga... calon? calon apa sih" tanyaku penasaran."bikin penasaran saja deh""ahh bodo amat" ucap Angel berlalu pergi."Angel... apa kamu tidak bisa tidak teriak teriak seperti tadi?" ucap bunda dengan nada kurang suka."iya iya maaf... Angel gak sopan dan Angel ngaku salah... next time Angel gak bakal ulangi lagi" ucap Angel santai."untung saja mereka sudah kenal kamu dan keluar kita kalau belum sudah pasti mereka akan ilfil""Angel sudah minta maaf bun... jangan ulangi lagi lah pusing kepala Angel kalau bunda ngulang ngulang terus kek gitu, Angel capek mau istirahat dulu" ucapku kesal sembari berlalu pergi.Aku membanting tubuhku ke atas ranjang lantas mengumpat kesal karena kejadian tadi. Sesaat setelahnya aku meraih ponsel dan menelpon Kak Rakai untuk bercerita. Namun niatku urung ketika kak Rakai lebih duu menelponku.

My Little WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang