Janji Suci

3.2K 99 0
                                    

Waktu masih menunjukkan pukul enam lewat lima menit namun aku dan seluruh keluargaku sudah siap siap menuju gereja yang tak jauh dari rumahku."sayang... ayo keluar" suara lembut bunda yang baru saja masuk kedalam kamarku membuatku beranjak dari tempat dudukku."berangkat sekarang bun?" tanyaku memastikan."hemm sekarang saja dari pada terlalu mepet" ucap bunda menghampiriku."baiklah..."Bunda menuntunku menuju mobil sementara kak Agil dan kak Adnan membantu mengangkat ekor gaunku yang menjuntai menyapu lantai. Ku lihat ayahku dengan senyuman lembut membuka pintu mobil untukku. Dengan perlahan aku masuk ke dalam mobil duduk di bagian kursi penumpang diikuti kemudian bundaku yang duduk di kursi penumpang bersama ku. Sementara ayah duduk di samping kursi kemudi."Sudah siap kan?" tanya ayah menoleh kebelakang."pak ayo berangkat" ucap ayah kepada sopir yang berada di kursi kemudi.Mobil yang di kendarai oleh seorang sopir pribadi ayah berjalan pelan menuju gereja di iringi bebera mobil di belakang mobil yang kami tumpangi. Bunda membawaku ke sebuah bilik ruangan yang berada di dalam gereja untuk merapikan penampilan sembari menunggu kak Rakai dan keluarganya datang.Tak lama kemudian ayah memberi intrupsi untuk bersiap karena acara segera di mulai. Pukul tujuh lewat lima belas menit ayah menuntunku menuju Altar disana sudah ada kak Rakai yang nampak begitu tampan dengan setelan jas berwarna putih. Aku melihat kak Rakai menatapku dengan intens, detik selanjutnya kak Rakai mengulurkan tangannya bersiap menggenggam tanganku yang di ulurkan oleh ayahku.Seorang pendeta mulai memimpin jalannya upacara pemberkatan pernikahan. Usai melaksanakan beberapa liturgi, Pendeta meminta mempelai untuk saling berhadapan dan saling berpegangan tangan untuk mengucap janji suci pernikahan."Angel Pradipta, aku mengambil engkau menjadi istriku, untuk saling memiliki dan menjaga dari sekarang sampai selama-lamanya, pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum Allah yang kudus, dan inilah janji setiaku yang tulus." ucap kak Rakai mantap."Rakai Sailendra, aku mengambil engkau menjadi suamiku, untuk saling memiliki dan menjaga dari sekarang sampai selama-lamanya, pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum Allah yang kudus, dan inilah janji setiaku yang tulus." ucapku sembari menitikan air mata.Sesaat setelahnya Pendeta mengesahkan mereka sebagai sepasang suami istri dan meminta si suami untuk memberika ciuman kepada sang istri."Mulai sekarang kalian adalah sepasang suami istri yang sah di dalam agama serta negara""Pengantin pria di persilahkan memberi ciuman sayang kepada sang istri" ucap Pendeta tersebut memberikan intrupsi.Begitu intrupsi itu selesai kak Raka merengkuh pinggangku hingga merapat dengan tubuhnya. Netra kami saling beradu menyiratkan perasaan bahagia yang sedang kami rasakan. Detik berikutnya kak Rakai dengan kilat menempelkan bibirnya tepat di atas bibirku yang kemudian bergerak lembut menyesapnya membuatku memejamkan mata. Hanya sepersekian detik saja tautan bibir kami terlepas diiringi riuh tepuk tangan dari para tamu yang datang."Kamu cantik sekali sayang" bisik kak Rakai sembari mengecup pipiku dengan gemas.Usai acara pemberkatan kami sekeluarga pulang dan akan melanjutkan acara nanti malam yakni makan bersama keluarga. Sebuah mobil mewah berhiasaskan bunga dan pita pita telah terparkir tepat di depan gereja sebagai mobil pengantin untukku dan kak Rakai. Kal Rakai menuntunku memasuki mobil tersebut.Suasana nampak cangkung semenjak insiden ciuman yang kami lakukan beberapa menit lalu. Aku diam menunduk sementara kak Rakai terlihat bersenandung mengikuti alunan lagu yang berbutar di dalam mobil."selamat datang pengantin baru" goda Kak Agil kepada kak Rakai dan juga aku."Selamat bro... gak nyangka lo akan jadi ipar gue" Kali ini kak Adnan membuka suara sembari memberikan pelukan kepada kak Rakai.Sementara kak Rakai berbincang dengan kak Agil dan kak Adnan aku memilih meninggalkan mereka menuju kamar. Ku lepas sepatu hak tinggiku lalu berjalan cepat menuju ruangan kamarku. Aku membelalak mata kala melihat ruangan kamarku di desain apik layaknya kamar kamar pengantin lain. Aku memilih duduk di sofa panjang sembari bersandar. Memijat mijat betisku terasa sedikit pegal karena terlalu lama memakai sepatu hak tinggi."aw ssh" keluhku ketika aku memijat mijat bagian betis.Aku segera menyudahinya, berjalan menuju meja rias mencoba menghapus make up serta melepas beberapa asesoris yang terpasang di rambutku. Menyisir rambutku agar rapi dan menuju ke ruang ganti. Aku meraih sebuah piama bergambar karakter doraemon kesukaanku lalu mengenakannya.Aku melangkahkan kaki menuju kamar mandi membersihkan sisa sisa make up dengan mencuci muka menggunakan facial foam hingga bersih. Pada step terakhir aku memngeringkan wajahku dengan handuk lantas kembali menuju kamar."Kak Rakai mana sih?" gumamku pelan."pasti lagi ngobrol sama kak Adnan di bawah""Sebaiknya aku istirahat saja"Aku membaringkan tubuhku di ranjang tanpa menyingkirkan kelopak bunga yang bertaburan di sana. Wangi Aroma mawar yang menguar di ruangan kamar membuatku tenang. Seketika aku menutup mata merasakan ketenangan dari wangi mawar yang menusuk indra penciumanku.***ToktoktokPintu kamar diketuk keras dari luar.ToktoktokSeseorang kembali mengetuk pintu kamarku, dengan terpaksa aku bangun. Aku membulatkan mata kala sebuah dada bidang berbulu tipis berada tepat di depanku."Kyaaa" teriakku sembari menutup mata.Kak Rakai yang terkejut pun langsung bangun dan panik mendengar teriakanku."Sayang kau kenapa?" tanya kak Rakai khawatir."um... K-kak tolong pakai baju... um Angel em itu ngggg" seketika aku gugup ketika melihat kak Rakai mensekatiku.ToktoktokSuara ketukan kembali terdengar kali ini dengan intensitas ketukan yang lebih sering."Sayang... kamu kenapa? kenapa teriak teriak? apa terjadi sesuatu?" teriak bunda dari balik pintu."Tidak bun, gapapa kok tadi itu Angel hanya kaget lihat um kak Rakai tidur di samping Angel bun" ucapku yang saat ini sudah berdiri tepat di depan bunda."oh ya ampun, bunda kira kamu jatuh atau melihat kecoa" ucap sang bunda sembari terkekeh."ini sudah hampir jam lima sore sebaiknya kamu segera mandi dan bersiap... nanti akan ada perias yang datang mendandanimu""iya bun"Aku kembali menutup pintu lantas pergi menuju ke kamar mandi menerobos masuk begitu saja sembari melepas bajuku. Aku lupa jika ada kak Rakai di dalam kamar mandi yang sama denganku saat ini. Aku pun segera menarik handuk yang tergantung di sampingku untuk menutupi tubuhku sebelum kak Rakai melihatnya..

My Little WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang