05 ● filosofi sendal swallow

971 182 13
                                    

[ EGIS POV ]

"KALIAN NGAPAIN!!!"

gue sama jay serempak nengok ke arah seruan yang menyela kita. aura di sekitar gue langsung berubah seketika pas ngeliat eksistensi jake dengan tatapan tajam dan dahi mengerut, sedang berdiri tak jauh dari kita.

sejak kapan jake berdiri di situ?

lagian gue bego banget! kenapa tadi gue diem aja pas wajah jay sedeket itu dihadapan gue? tapi beneran gak tau kenapa, cara mata kelam jay natap gue tadi benar-benar membuat gue seperti patung yang gak bisa bergerak. tubuh gue seakan mati rasa. jay seperti punya kemampuan hipnotis.

jay menoleh ke arah jake yang sedang menatapnya tak bersahabat. "cewek lo berisik!!" jawab jay singkat. sudut bibirnya menyunggingkan senyuman miring walopun terlihat samar ke arah gue.

tak lama, jay melangkah cepat pergi gitu aja, meninggalkan gue yang sedang mengamati kepergian punggung cowok itu yang kini semakin menjauh.

gue terlalu sibuk mengutuknya dalam hati, sampai gue gak sadar dari tadi jake masih natap gue dengan tatapan tajam. sedangkan gue cuma bisa ngatupin bibir rapat-rapat dengan mata terarah menatap jake yang berjalan pelan menghampiri gue.

"gue liat tadi jay kaya mau nyium lo."

gue mengeleng heboh. "apaan sii jake, yang lo liat tadi ngga kaya gituu!!"

jake menghela napas. "lo bisa tunggu di sini? gue mau keluar bentar." perintah jake datar memutar badan seperti akan meninggalkan gue.

lantas, gue memegang tangannya berusaha mencegahnya pergi. "mau kemana? jangan tinggalin gue," ucap gue merajuk. "gak kangen apa? baru aja ketemu, lo udah mau ninggalin gue gitu aja."

pupil matanya terasa berat dan dingin ketika dia natap ke arah gue lagi. "sebentar doang," katanya sambil ngelepasin genggaman tangan gue pelan.

"jangan tinggin gue, lo gak boleh pergi!" gue terus merengek, walopun jujur gue jijik banget denger suara aleman gue sendiri.

"gue mau beli gula dulu, katanya lo pengen bikin jus apel."

"gue ikut lo aja gimana?" tangannya gue tahan lagi, gue memohon kek orang bego. karena serius gue gak mau ditinggal sendirian, apalagi ini rumah si jay.

jake mengela napas pelan. "tungguin gue di dapur aja. dari sini lurus belok kanan cari pintu sliding warna biru motif floral, nah itu dapurnya. masuk aja tunggu gue di situ."

jake ngusak rambut gue dengan sayang seraya tersenyum setelah dibales anggukan nurut dari gue. kalo jake udah senyum kaya gini, beeehhh manis, dia makan potas apa, ya? kayaknya gue bisa mati cuma ngliat senyum simpulnya itu.

setelahnya, gue tersenyum tipis natap punggung lebarnya yang melangkah menjauh itu. cowok yang katanya bakal nemenin gue seharian tapi baru ketemu malah langsung ninggalin gue gitu aja.

ternyata bener, janji cowok itu gabisa dipegang! tapi ada yang lebih susah dipegang selain janji manis cowok yaitu...
1. landak
2. belut
3. lidah uler cobra
4. iPhone 15

gue terdiam memperhatikan seisi ruangaan, dimana ini adalah rumah dari jay. kaki gue tergerak melangkah pelan mendekati sebuah bingkai foto yang terpajang di dinding ruangan. dalam foto itu ada 3 orang tersenyum cerah.

Uncle's Girlfriend | Jay EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang