S.I.X.T.E.E.N.T.H

2.4K 302 57
                                    

Taeyong CS berjalan menuju lapangan selanjutnya. Tidak ada yang berbicara. Entah karena rasa kepercayaan mereka sudah luntur atau mereka sudah benar-benar lelah untuk sekedar memulai pembicaraan.
Sudah berhari-hari bahkan mungkin berminggu mereka ada di hutan ini. Mereka harus bermalam di perjalanan, atau jika orang-orang kejam itu berbaik hati dan membiarkan mereka tidur di dalam gubuk walau harus makan daging teman sendiri dan beracun. Kadang mereka makan di perjalanan, jika mereka melihat pohon dengan banyak buah, maka mereka akan berhenti sejenak untuk memetik dan memakannya bersama, jika tidak ada maka mereka harus menahan lapar sepanjang hari.

Kadang mereka berpikir, apakah orang tua dan pihak sekolah mencari mereka? mengingat keberadaan mereka di hutan ini melebihi waktu yang ditentukan. Namun, tidak ada tanda-tanda bahwa mereka sedang dalam pencarian. Bolehkah mereka berpikir kalau tidak ada yang perduli pada mereka? nasib sungguh kejam terhadap Taeyong dan kawan-kawan. Tapi, nasib yang mereka alami sekarang bisa saja merupakan karma atas perbuatan buruk yang mereka lakukan.

Kini, mereka telah tiba di lapangan selanjutnya, dan matahari telah terbenam. Akankah orang-orang kejam itu bisa sedikit berbaik hati pada mereka? atau melanjutkan permainan konyol yang selama ini mereka lakukan.

"Kalian sudah tiba rupanya, karena sudah malam, dan kita masih memiliki hati, kalian bisa masuk ke gubuk dan tidurlah, karena besok kita akan bermain lagi"

Haruskah Taeyong dan yang lainnya bersyukur mendengar ucapan orang berpakaian dan berpenutup wajah serba hitam itu? yah, mereka harus mensyukuri hal kecil. Karena walaupun kecil, mereka jarang mendapatkannya.

Mereka semua sudah masuk ke dalam gubuk.

"Huh.... gue laper" keluh Chungha.

"Gue juga, gue harap mereka bisa baik lagi dan ngasih kita makanan" ucap Taehyung.

Taeyong melihat teman-temannya. Tidak ada semangat dalam wajah mereka. Mereka tampak sangat lelah, Taeyong menunduk.

"Sorry.... " ucap Taeyong.

Semua melihat ke arah Taeyong.

"Seharusnya kalian gak usah nungguin gue untuk ambil nilai kepramukaan, seandainya kalian ikut berkemah dengan murid-murid lain, kalian gak bakal menderita kayak gini" ucap Taeyong.

Yang lainnya diam mendengar ucapan Taeyong.

"Lo gak usah nyalahin diri lo sendiri, kita semua udah janji bakalan bersama dalam keadaan apapun" ucap Taehyung.

"Iya, lagian kalau lo kemah sendirian, lo bakal ngalamin hal ini sendirian bukan? dan kita gak tega ngebiarin lo menderita sedangkan kita bersenang-senang" ucap Nayeon.

"Lagian kita harus sedikit bersyukur, walau kita menderita, setidaknya kita bisa mengungkap bahwa banyak penghianat di antara kita, banyak yang bergabung ke grup kita hanya untuk balas dendam" ucap Chungha.

"Coba deh kalau hal ini nggak terjadi, maka kita akan selamanya dibohongi, dan juga para penghianat itu bisa bunuh kita kapan aja dan bisa lolos dengan mudah, tapi di sini kita bisa langsung tau kejahatan mereka bahkan melihat mereka mati sebagai balasan" ucap Chungha lagi.

"Yah, hal itu memang benar, tapi gimana sama teman-teman kita yang tidak bersalah, banyak di antara mereka yang meninggal karena kita salah menduga" ucap Nayeon.

Mereka semua terdiam. Lalu, sekelompok orang berpakaian dan berpenutup wajah serba hitam masuk dengan membawa daging dan sayur.

"Kita datang lagi dengan membawa makanan, dan sama seperti sebelumnya, kalian harus memilih, karena ada yang beracun, untuk  daging kami sendiri yang menaruh racunnya, sementara untuk sopnya tidak beracun, salah satunya mengandung alkohol yang bisa membuat kalian sangat-sangat mabuk, yah sop tidak akan membuat kalian mati tapi bisa membuat kalian berhalusinasi"

Bloody Campsite | 95-97 LinersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang