(Latar tempat di cerita ini udah aku ganti jadi Seol, Korea Selatan) Typo bertebaran.
.
.
.
.
.
.Berita ditemukannya puluhan mayat di dalam hutan menggemparkan seluruh Seoul. Polisi masih menyelidiki pelaku pembunuhan, polisi menduga kasus ini merupakan kasus pembunuhan berantai. Sampai saat ini, polisi belum menemukan pelakunya.
Sementara itu, seorang gadis sedang duduk di tepi ranjangnya. Beberapa hari yang lalu, ia pulang dari kantor polisi. Ia adalah salah satu korban dari kasus yang sedang ramai dibicarakan, tetapi hanya dia yang berhasil selamat. Ya, dia Nayeon.
Selepas dari kantor polisi, kedua orang tua Nayeon membawanya ke Psikiater, sebab keadaan psikisnya sangat buruk. Namun, psikiater menyarankan agar ia dirawat di rumah, ia tidak boleh menyendiri, tidak boleh terisolasi, ia harus kembali ke rutinitasnya sehari-hari, intinya orang di sekitarnya harus membuatnya lupa akan kejadian buruk yang menimpanya, sebab hanya itu yang dapat menghilangkan stressnya.
Seperti hari ini, ia baru pulang dari taman wisata. Semakin hari, keadaannya semakin membaik. Tapi, tanpa mereka sadari, Nayeon cukup sadar dengan apa yang terjadi padanya terakhir kali. Ia sadar saat Yoona membawanya, ia sadar saat Naeun menondongkan pistol ke arahnya, ia juga mendengar bahwa Naeun dibawa ke panti asuhan, tapi entah kenapa ia seakan tidak bisa mengendalikan dirinya. Karena itulah, ia tidak membutuhkan waktu yang lama untuk sembuh dari stressnya.
Tok... Tok... Tok..
"Masuk" ucap Nayeon.
"Nay, ada Eunbi di luar" ucap ibu Nayeon.
"Iya, mah, bentar lagi Nay keluar" ucap Nayeon.
Ia keluar dari kamarnya dan menemui Eunbi, sahabat kecilnya. Melihat Nayeon, Eunbi langsung memelukanya.
"Nay, gue khawatir banget sama lo, lo udah baikan?" tanya Eunbi.
Nayeon mengangguk.
"Tenang aja, gue udah baikan kok" ucap Nayeon.
Eunbi menghembuskan napas lega.
"Syukurlah, ngomong-ngomong gue datang ke sini buat ngajak lo ke mall, lo mau nggak?" tanya Eunbi.
"Mau kok, ayo! gue udah lama gak shopping" jawab Nayeon.
"Yaudah yuk" Eunbi senang.
Sebagai sahabat, ia harus membantu Nayeon membaik.
Beberapa bulan kemudian....
Nayeon sudah menyelesaikan masa SMAnya. Kondisinya yang semakin membaik membuatnya dapat kembali bersekolah. Tidak dapat dipungkiri bahwa ia sangat merindukan teman-temannya. Untungnya tidak ada siswa ataupun siswi yang mengusiknya, mereka cukup segan dengan Nayeon, tentu saja karena kedua orang tuanya sangat berpengaruh.
Nayeon sedang duduk di ruang keluarga sambil menonton televisi. Di layar persegi panjang itu, tertera berita tentang di temukannya kembali mayat anak kecil di sebuah panti asuhan. Sudah tiga minggu, hampir semua stasiun tv menayangkan berita yang sama, yaitu berita ditemukannya mayat anak kecil di sebuah panti asuhan di Seoul. Di panti asuhan yang sama, namun dengan mayat yang berbeda-beda. Mayat-mayat itu juga ditemukan dengan kondisi yang berbeda-beda, ada yang kepalanya hampir putus, ada yang ditemukan tanpa kedua bola matanya, dan lain-lain, bahkan terakhir kali ditemukan mayat seorang suster dengan leher yang terjerat syal.
Nayeon menghembuskan napas pelan. Ia tahu siapa pelakunya, tentu saja gadis yang dahulu menodongkan pistol ke arahnya. Ia berpikir bahwa gadis itu sangat pintar walau usianya sangat dini. Nayeon memikirkan cara untuk menghentikan gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bloody Campsite | 95-97 Liners
Mystery / Thriller[COMPLETED] ( 17+) Bagaimana jadinya jika camping yang harusnya mengasyikkan berubah menjadi menyeramkan?