0.3

189 33 0
                                    


24 Feb 20**

'0325. Gue bener-bener gak main-main soal ini. Jangan abaikan gue. Jangan bertingkah seolah lo gak takut, Yiren. Camkan!'














Yiren menghela nafas kemudian memasukkan asal surat tersebut kedalam tas.

Dia masih tak habis fikir. Orang kurang kerjaan mana yang selalu mengiriminya surat setiap hari?

Menganggu saja.

Sebenarnya Yiren tak takut sama sekali dengan ancaman-ancaman yang selalu tertulis dalam surat, makannya dia mengabaikannya.

Gadis itu selalu berpikir positif kalau itu cuma ulah orang iseng.

Yiren pikir dengan dia tak menggubris sama sekali surat itu, orang yang selalu mengiriminya surat akan jengah dan berhenti.

Tapi ternyata tidak.

Orang itu seakan tak peduli dan malah semakin gencar mengancam dirinya.







"Yiren, kenapa bengong?"

Woobin datang dengan dua buah minuman kaleng dingin. Kemudian memberikan satu untuk Yiren.











Yiren menghela nafas, membuat pemuda yang baru saja datang itu menyerit bingung.

"Ada masalah?"

Apa mungkin Yiren harus memberitahu perihal surat-surat itu pada Woobin?

"Woobin..."

"Kenapa?"

"Lo pernah dapet surat misterius gak?"

Woobin tampak berfikir sejenak, "surat cinta gitu maksudnya? Pernah lah. Sering malah"

Yiren menggeleng kemudian menyunggingkan seulas senyum. Yiren lupa kalau Woobin ini termasuk murid terkenal disekolah. Tentu saja pemuda Seo itu pernah mendapatkan surat misterius seperti dirinya.


Bedanya yang Woobin dapatkan adalah surat cinta dari para penggemarnya, bukan surat macam terror seperti yang selalu dia dapat.

"Bukan surat kayak gitu" dengus Yiren.

"Terus?"

"Kayak...surat aneh"

Pemuda Seo menyerit, "aneh gimana?"

"Aneh pokoknya"

"Gak pernah sih kalo surat aneh. Emang kenapa?" tanya Woobin.

Yiren kembali menggeleng. Sekarang sepertinya bukan waktu yang pas untuk memberitahu Woobin.

Yiren pikir akan memberitahu Woobin semuanya dirumah saja. Jadi gadis itu hanya tersenyum, kemudian menepuk lengan atas kiri Woobin.

"Gapapa. Balik sekolah aja gue cerita semuanya. Lo kerumah gue ya" ujar Yiren, Woobin mengerutkan dahinya heran.

"Cerita apa? Kenapa gak sekarang aja?"

Yiren menggeleng, "nanti ajaaaa. Lagian mepet waktunya, sebentar lagi masuk"

"Yaudah ..."














🖇














"Lo udah dapet surat aneh itu dua minggu yang lalu dan baru ngasih gue sekarang?!"

Yiren menghela nafas. Dia sudah menduga reaksi Woobin bakal kaget begini.

Pasalnya Yiren selalu cerita pada Woobin tentang semua hal yang dia alami. Dari mulai kejadian yang menurutnya menarik, menakutkan, bahkan hal-hal yang sepatutnya tak perlu dibicarakan.

Jadi wajar saja pemuda itu sedikit marah sebab Yiren tak cerita padanya sejak awal. Yiren memang menganggap masalah itu sepele —pada awalnya— namun menurut Woobin ini hal yang cukup serius mengingat sudah dua minggu lamanya Yiren mendapatkan surat-surat itu dalam lokernya.

"Gue sebenernya udah mau cerita dari dulu. Cuma gapernah nemu waktu yang pas" balas Yiren.

"Tetep aja, Yi. Lo seharusnya cerita ke gue dari dulu. Ini udah kayak teror, bukan masalah sepele lagi" Woobin menghela nafas, kemudian menggeser duduknya mendekat pada si gadis.

Menurut Woobin itu surat memang sengaja mau menerror Yiren. Pasalnya setelah dia baca puluhan surat itu, rata-rata berisi ancaman.

"Gue tau. Awalnya gue pikir orang iseng jadi gue diemin aja. Tapi makin kesini makin ngerasa kayak aneh gitu. Gak mungkin orang iseng seniat itu kasih gue surat setiap hari"

"Lo dapet surat ini setiap hari?"

"Iya,"

Woobin mengusap wajahnya frustrasi. Bagaimana dia sampai tak tahu Yiren begini selama dua minggu belakangan.

Pasti gadis itu khawatir, dan bodohnya Woobin baru tau sekarang.

"Besok kalo ada surat ginian lagi, langsung buang aja. Gausah disimpen kayak gini buat apaan coba?"

"Gue simpen karna mau gue tunjukin ke elo bin"

Woobin menghela nafas, kemudian mengangguk.

"Karna gue udah tau, kalo dapet ginian lagi langsung buang" ujar Woobin, Yiren mengangguk patuh.

Woobin tersenyum kemudian menepuk puncak surai legam Yiren. "Mulai sekarang gausah peduliin surat itu lagi. Kalo ada apa-apa langsung kasih tau gue"

Yiren mengangguk, "iya bin"

"Sekarang lo gausah takut. Selama ada gue gaada yang bisa sakitin lo" ujar Woobin membuat Yiren terharu,










Dengan sahabat baiknya itu.






Yiren salah karna tak memberitahu Woobin sejak awal.

Dia lupa kalau dia punya sahabat macem Woobin yang siap membantunya kapan saja.

Tak perlu cemaskan surat tak jelas itu. Yiren yakin Woobin akan selalu menjaganya.

Annonymous | Seo Woobin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang