1.8

84 13 3
                                    

































Sampai sekarang Yiren sama sekali tak faham atas alasan apa 'orang itu' selalu mengganggunya. Kalaupun dia punya salah pada seseorang, bukannya membalas gadis itu seperti ini sangat keterlaluan?

Pasalnya ini bukan hanya mengganggu ketenangannya. Tapi juga telah sedikit berdampak buruk pada mentalnya.

Yiren yang memang dari dulu membenci darah berubah menjadi ketakutan acap kali melihat benda merah kental itu.

Sungguh, dari dulu Yiren sama sekali tak pernah sedikitpun memikirkan hal seperti ini.

Terlalu menyeramkan ....




























Unknown

| gpp?

lo sinting?|

|hm ... Maybe Yes

please berhenti ...|

gue gak tahan lagi|

|klo gamau?

Gue ada salah apa sebenernya sama lo?|

Lo keterlaluan|

|salah? tntu ada. tp lupain. salah bkn alasan gue gangguin lo

Terus apa?|

Lo mau apa? Bilang. Bakal gue kasih|

Tapi please berhenti ...|

|gue mau lo, Wang Yiren

😞|

|so cute ...














Yiren menghela nafas. Menaruh ponsel dengan sedikit membanting keatas meja kemudian menelungkupkan wajahnya pada lipatan tangan.

Mengabaikan Mrs. Irene yang tengah menjelaskan materi bahasa inggris di depan kelas.




"Yi, lo sakit?" bisik Aisha. Gadis tinggi itu mengelus surai Yiren. Tampak sekali guratan cemas di wajahnya. Akhir-akhir ini gadis itu tampak tak sehat.

Yiren hanya membalas dengan gelengan, tanpa mengangkat wajah.

"Kalo sakit di UKS aja. Gue izinin kok. Dari pagi muka lo pucat banget"

"Gue gapapa kok, Sha" Balas Yiren lirih.

"Gapapa gimana? Muka lo pucat gitu. Badan lo juga anget" sergah Aisha. Yiren menghela nafas.

"Gu—"

Ucapan Yiren terputus karna Aisha segera mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Mengundang atensi seluruh penghuni kelas, termasuk Woobin yang sedari tadi tertidur.

"Permisi Miss" ujar Aisha. Mrs. Irene menghentikan penjelasan materinya sejenak.

"Kenapa?"

Annonymous | Seo Woobin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang