1.9

85 14 0
                                    



































"Kayaknya bener Felix, deh"

Yiren menoleh, dahinya berkerut menatap pemuda di sampingnya yang sedari sibuk mengaduk-aduk mie ayam di mangkuk tanpa berniat memakannya.

"Kenapa tiba-tiba?"

"Apa?" sahut pemuda Seo.

"Kenapa tiba-tiba curiga sama Felix?" ulang Yiren. Woobin terlihat menghela nafas.

"Bener kata lo. Tadi pagi gue liat Felix masuk kelas terus masukin sesuatu kedalam loker lo. Lo juga pernah bilang kan kalo lo ngerasa kayak ada orang lain di rumah lo? Gue juga beberapa kali liat Felix jalan-jalan kayak orang aneh depan rumah lo" jelas Woobin.

Yiren hanya menyimak. Selama ini kecurigaannya pada pemuda Lee itu memiliki alasan. Yiren tak akan menuduh seseorang kalau dia tak punya alasan.

Mengingat tadi pagi Woobin berangkat ke sekolah lebih awal karna akan ada pertemuan anggota klub basket, cerita Woobin sangat dapat di percaya.

Tapi apa sekarang Woobin jadi mencurigai Felix, sama sepertinya?

"Sekarang lo percaya 'kan kalo gue gak boong waktu itu?" tanya Yiren, Woobin mengangguk.

"Jadi selama ini Felix ...?"

Yiren menggeleng. Diapun sebenarnya belum seratus persen yakin. "Gue gamau nuduh sebenernya, tapi tingkah dia itu bener-bener aneh. Gimana gue gak suudzon coba?"

"Tapi kalo emang Felix, alesan dia ngelakuin semua ini apa?" tanya Woobin.

Yiren menggedikkan bahu, "mana gue tau. Lagian gue gak pernah ada urusan sama dia"

Woobin menghela nafas, kemudian pemuda itu mendorong mangkuk mie ayam, menatapnya tanpa minat.

Masalah yang Yiren hadapi cukup rumit. Sampai sekarang dia tak habis fikir, kenapa gadis itu bisa sampai punya masalah seberat ini?

Sebagai teman yang selalu ada disaat Yiren sedih ataupun senang, Woobin dapat merasakan kegelisahan yang Yiren rasakan selama ini.

"Sekarang sebaiknya lo jaga-jaga aja. Kemungkinan kalo Felix pelakunya masih belum tentu. Bisa aja kita salah dan bukan Felix. Itu bisa buat kita lengah sama pelaku sebenernya"

Yiren menunduk lesu kemudian mengangguk, membuat tangan kanan Woobin terangkat untuk mengusak puncak kepala si gadis.

"Gue bakal selalu ada disisi lo kok. Jangan takut. Gue bakal bantu lo sampai akhir, dan temuin pelaku sebenernya"















🖇


























Yiren merasa tak nyaman dalam duduknya. Pasalnya, sedaritadi ada sepasang mata yang terus saja menatapnya.

Lee Felix.

Yiren tak bodoh untuk menyadari pandangan pemuda itu daritadi tertuju padanya.

Sepertinya bagi pemuda itu memandangi Yiren lebih menarik ketimbang mendengarkan materi yang bu Wendy jelaskan.




















"Lo kenapa sih Yi? Kayak gelisah banget" bisik Aisha yang sedari tadi mencuri padang dan memandang aneh sahabat sekaligus teman sebangkunya itu.

"Eh? Gapapa kok Sha"

"Lo tuh pinter banget boong, Yi"

"Tapi serius gue gapapa"

Aisha mendengus kemudian kembali fokus pada bu Wendy. Tak menyadari bahwa Yiren tengah gelisah antara memberitahu Aisha atau tidak.

Gadis Wang menggigit pipi dalamnya.

Pada akhirnya,


Yiren menyikut gadis di sampingnya.

"Apa?"

"Liat pojok. Lee Felix"

Aisha menyerit bingung, namun tetap saja menengok kearah pemuda yang kini masih bergeming menatap Yiren.

"Dia ngeliatin lo?" tanya Aisha, setengah berbisik.

"Gatau. Gak nyaman gue daritadi sumpah tu orang ngapain sih?" gerutu Yiren.

"Lo daritadi gak nyaman karna dia?" tanya Aisha, Yiren mengangguk.

"Serem gak sih? Dia natepnya tajem banget"

"Felix emang gitu, Yi. Kayaknya dia suka deh sama lo"

Yiren melotot kemudian memukul lengan Aisha pelan. "Ngaco!"

Membuat Aisha terkekeh, kemudian gadis tinggi itu menawarkan diri untuk bertukar tempat duduk dengan Yiren.

Dan pada akhirnya setelah meminta izin kepada bu Wendy, keduanya bertukar tempat duduk.

Yiren sedikit lega karna sekarang pandangan Felix pada dirinya terhalang tubuh tinggi Aisha.

"Gausah mikirin Felix. Dia emang gitu"

Yiren mengangguk, dan memilih fokus mendengarkan materi.







Walau tak bisa.

Annonymous | Seo Woobin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang