>> 15. Cerita Lama <<

1.8K 172 21
                                    

~Balas Dendam

Pukul 00.30 am

Di kamar yang bernuansa biru laut, terdapat remaja laki-laki berpakaian piyama bewarna biru laut dengan garis-garis vertikal, yang sedang tertidur pulas dengan ditemani boneka paus kesayangannya.

"Kak Ice bangun kak!"

"HAH?!" Kedua bola mata Ice langsung terbuka lebar. Ia menggerakkan matanya untuk melirik ke kanan-kiri, mencari seseorang yang tadi memanggilnya. Namun, hasilnya nihil. Ice pun bangkit dari posisi awalnya menjadi duduk.

Ia menarik nafasnya dalam-dalam. Lalu berdiri dan beranjak dari tempat tidur nya. Ia menghampiri sebuah aquarium kecil yang terdapat ikan hias yang sedang tertidur didalamnya. Ice menatap lekat-lekat ikan hias tersebut. Seukir senyuman tipis tertera di wajah Ice. Selang beberapa detik, tiba-tiba saja setetes air mengalir di wajahnya. Air matanya tidak dapat bendung lagi. Ia benar-benar sangat rindu.

"Hei... Apa kamu tidak rindu dengan kakakmu ini? Aku disini, sangat rindu kepadamu. Hei... kau dengar aku tidak? Aku merindukan mu! Aku mohon... Pulang lah!" Ucap Ice ditengah-tengah tangisnya, lalu ia menyeka air matanya.

Ice berusaha kembali tenang dan menahan air matanya untuk tidak kembali membasahi pipinya. Ia kembali ke tempat tidurnya, untuk kembali beristirahat. Namun saat ia ingin merebahkan dirinya, ia merasa sangat haus. Tanpa membuang waktu lagi, ia langsung beranjak dari tempat tidurnya dan langsung pergi melesat ke dapur.

Ice pergi ke rak aluminium yang ada di sana, lalu mengambil gelas. Setelah itu ia pergi membuka pintu lemari pendingin mengambil air dingin. Dengan hati-hati, ia menuangkan air dingin tersebut ke dalam gelas dan langsung meneguknya. Setelah dirasa cukup, Ia mengembalikan air dingin tadi ke tempatnya semula. Ia segera pergi dari dapur untuk kembali ke kamarnya.

"HAHAHAHA! BAKAR LAGI! BAKAR!"

Saat Ice hendak menaiki anak tangga, ia menghentikan langkahnya saat mendengar suara tersebut. Suara tersebut begitu tidak asing di telinganya. Ia pun membalikkan badannya, berniat mencari sumber suara tersebut.

"BAKAR SEMUA! BAKAR!"

Ice mencoba memperdalam pendengaran nya. Mencoba untuk mengetahui dimana asal suara tersebut.

"Hmm... Belakang rumah." gumam Ice.

Ia pun langsung tersadar dan segera berlari menuju belakang rumah nya. Sesampainya ia di depan pintu belakang rumah nya, ia segera membuka pintu tersebut lebar-lebar. Kedua matanya terbuka lebar setelah melihat apa yang sedang terjadi di hadapan. Ia langsung keluar dari dalam rumah, lalu menemukan siapa pelaku dari peristiwa terbakarnya beberapa pohon yang untungnya sedikit jauh dari pagar rumah nya. Namun sayangnya, ternyata hampir semua tanaman yang berada di sebelah kanannya itu juga terbakar.

"BLAZE! SADARLAH! Bebola air!" Ice mengeluarkan kuasanya, lalu melemparkannya ke Blaze. "Sadar woy! Ntar kalau rumah ikut ke bakar kamu tinggal dimana!"

Blaze yang dilempari dengan air pun langsung tersadar. Ia tak percaya melihat apa yang sedang ia lakukan. Akibat ulah Ice, ia jadi basah kuyup dibuatnya. Ia membalikkan badannya menghadap ke arah saudara nya itu yang masih melempari air ke arahnya.

"Sadar woy! Sadar! Teriak Ice.

"Kamu yang sadar woy! Aku udah sadar ini!" Balas Blaze.

Ice pun menghentikan aksinya. Ia menatap Blaze dengan kesal, begitu pun dengan yang ditatap.

Blaze mengalihkan pandangannya ke tanaman-tanaman yang terbakar. Api nya hampir mendekati rumah mereka. "ICE! RUMAH!" Teriak Blaze kalang kabut.

Ice tersentak kaget dan langsung mengalihkan pandangannya ke tempat yang Blaze tunjuk. "Alamak! Habislah!" Ucap Ice.

In One BondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang