>> 18. Musuh Baru <<

1.6K 153 30
                                    

Jari-jemari Solar mengetuk-ngetuk meja yang ada dihadapannya. Hampir setengah jam ia menunggu seseorang yang akan membantunya menjalankan misi rahasianya tetapi satu orang pun tidak ada yang datang.

Solar pun hendak pergi keluar untuk mencari Ayahnya sekaligus orang yang akan membantunya nanti. Namun baru saja Solar ingin beranjak dari tempatnya, pintu ruangan terbuka lebar menampilkan satu orang laki-laki dewasa, dua orang remaja laki-laki yang mengenakan penutup sebagian wajahnya, satu orang remaja perempuan yang juga mengenakan penutup sebagian wajahnya dan satu robot berbentuk seperti bola berwarna merah.

"Lama aku tunggu!" Ucap Solar kepada orang-orang tersebut.

"Maaf-maaf..." Balas laki-laki dewasa tersebut a.k.a Amato.

Mereka semua berjalan mendekati Solar, lalu duduk menepati tempat duduk masing-masing. Solar pun kembali duduk ditempatnya, ikut merencanakan misi rahasia nya.

"Oke Solar. jadi pertama-tama, kamu harus merubah tampilan mu dulu." Ujar Amato.

"Kenapa?" Tanyanya.

"Kamu 'kan ingin melakukan misi rahasia, jadi penampilan mu harus dirubah dulu." Jawab Amato.

"Haihh... Terserah deh.." ucap Solar pasrah.

Amato menarik kacamata orange yang dikenakan Solar, dan juga melepaskan topi kesayangannya, yang menjadi ciri khas Solar.

"Koq dilepas?! Ayah aku ga bisa lihat!" Desis Solar yang tidak terima kacamata orange miliknya diambil.

"Separah itukah mata mu?" Tanya Amato.

"Iya ngga buta juga kali Yah, maksudku itu aku gabisa lihat benda yang jauh. Nanti gimana aku bisa menjalankan misinya." Jawabnya.

"Karena itu kacamata, topi, dan pakaian mu itu merupakan ciri khas kamu, jadi harus diubah." Balas Amato dengan entengnya.

"Huftt... Tidak apalah, yang penting aku tetap ganteng." Ucapnya dengan dirinya sendiri.

"Tidak, justru semakin ganteng." Ucap si remaja perempuan, membuat semua yang ada di sana melongo.

Solar merasa jika dirinya sedang terbang bebas di angkasa. Sudah lama ia menantikan kalimat tersebut terlontarkan dari mulut saudaranya, akhirnya kalimat tersebut keluar walau bukan saudaranya yang mengatakannya.

"Hehehe... Aku gitu loh..." Ucap Solar yang semakin meningkat rasa kepedeannya.

"Orang yang ngga kamu kenal aja di puji, masa aku tidak!" Ucap remaja laki-laki yang memiliki rambut hitam.

"Ahahahah... Ayo dong, masa gitu aja marah..." Si remaja perempuan tersebut mencubit pipi remaja laki-laki itu. "Kamu ngga kalah ganteng koq..."

Membuat Solar yang mendengarnya, serasa terjatuh dari langit ketujuh. Lebay emang.

"Sudah. Lebih baik kita susun dahulu rencananya." Ucap si remaja laki-laki berambut hitam-kecoklatan yang sempat bertemu dengan Solar tadi. 

Semuanya pun langsung berubah menjadi serius. Si remaja laki-laki berambut hitam-kecoklatan ini sangat pintar dalam menyusun strategi mengingatkan Solar akan kedua saudaranya yang ada di bumi a.k.a Gempa dan Ice. ia memberikan penjelasan tentang strategi yang akan mereka lakukan nantinya dengan mudah dimengerti.

Sedangkan si remaja laki-laki berambut hitam dan remaja perempuan berambut cokelat yang diikat tersebut, hanya mengiyakan semua ucapan temannya itu namun tetap terlihat serius.

Hingga pada akhirnya, mereka sudah siap untuk melakukan misi rahasia 'itu'.

.

.

In One BondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang