I Love You

15.3K 1.3K 125
                                    

    "Tata... Nak, bangun," Jungkook berlari di koridor rumah sakit, berteriak memanggil para dokter dan suster. "ANAKKU SAKIT, SIAPAPUN TOLONG!"

    Malam tadi, saat Jungkook hendak mengecek apakah si kecil sudah tertidur, yang ia temui malah si kecil yang menggigil karena suhu badan terlalu tinggi, serta darah memancar dari pergelangan tangannya. "D–daddy...."

    "Anda tunggu disini," maka ruangan IGD segera tertutup, membuat Jungkook kini terpaksa menunggu diluar. Ia terus berdoa, menangis pilu, dan menyesal membuat anaknya terpuruk seperti sekarang.

     Ia butuh Tata yang ceria.

     Ia butuh Tata yang nakal.

     Ia butuh Tata yang suka menggigitnya.

     Bukan Tata yang sedih karena dirinya. Bodoh. Maka tangannya meraih ponsel, mengetik nomor seseorang, dan meneleponnya.

     "H–hyung, Tata sakit..."

....

     "Daddy?" pipi itu merasakan dingin tangan yang membelainya. Perlahan, matanya terbuka saat dirasa sinar matahari masuk melewati jendela. "Selamat pagi," senyum manis dari si rambut blonde, tampak tak asing namun Jungkook tak pernah melihatnya belakangan.

     "Sarapan dulu, atau aku dulu?"

     Pandangannya terfokus pada paha mulus dibalik kemeja tipis yang menutupi tubuh pria didepannya. "Tata?" tebak Jungkook masih tak percaya.

    Si blonde terkekeh, "Iya, kenapa hm?"

    Cantik sekali. Lebih cantik dari aktris favorit Jungkook. "Kenapa...kenapa bisa? Berapa umurmu sekarang?" tanya Jungkook. Taehyung terkekeh, "Sebulan lalu umurku delapan belas tahun. Kenapa daddy?"

    "T–tidak."

    "Apa aku menikah?" tanya Jungkook melihat sekeliling. Ini masih dirumahnya. "Entahlah, kita ada dimasa yang berbeda," jawab Taehyung sambil menarik Jungkook mendekat.

    "Kau pernah melukaiku dimasa lalu. Lantas, apa kau mau melukaiku dengan membahas pernikahan lagi dimasa sekarang?" tanya Taehyung sambil membelai rahang sang dominan.

     Tata tumbuh menjadi nakal dan penggoda rupanya. Jungkook mencekal lengan si manis, mengecupnya dengan sayang, "Maafkan aku," kata Jungkook.

    "Kau tahu, Dad? Aku tidak lebih dari sekedar anak kecil yang tidak bisa mengungkapkan bagaimana sakitnya saat kau mengatakan akan menikah. Karena kau hanya menganggapku sebatas anak, dan kau menganggap dirimu ini hanya sebatas Ayahku," Jungkook menggeleng. Tidak, sebenarnya tidak seperti itu.

    "Tapi aku mencintaimu, Dad..."

    Hatinya berdesir, atmosfer sekitarnya berubah menjadi dingin. "Apa kau mencintaiku, Dad?"

    "T–tentu saja,"

    "Lebih dari Ayah dan anak?" Jungkook terdiam, membawa Taehyung dalam pangkuan dan mengelus pipi yang dulu berisi sekarang menirus. "Aku mencintaimu," kedua belah bibir mereka bertemu, saling melumat tanpa nafsu, pada awalnya.

     Hingga akhirnya Taehyung jatuh dalam kungkungan sang dominan yang menatapnya penuh nafsu. "Dad..."

     "Hm?"

     "Aku milikmu–"

     "–dan kau milikku. Selamanya."

.....

     "Jung, bangun! Tata mencarimu daritadi!" Jungkook merasakan seseorang menepuk pipinya. Punggungnya terasa sakit, rupanya karena ia tertidur di kursi dengan bantal dari jaket yang ia lipat.

     "Jimin hyung?" tanya Jungkook kemudian mendudukkan dirinya. "Tata mencarimu, aku sudah memberinya cairan infus. Dia kelelahan dan kekurangan cairan tubuh. Tampaknya ada sesuatu yang membuatnya sedih?" tanya Jimin.

    "Y-ya, kami ada sedikit masalah.." jelas Jungkook singkat. Jimin mengangguk, "Kook, dia sensitif. Kumohon jaga perilaku dan ucapan saat kau ada didekatnya. Dan kau tau? Dia mencakari pergelangan tangannya untuk bunuh diri."

    "Terima kasih, hyung. Aku akan menengok Tata dulu," kata Jungkook sambil tersenyum. "Sudah tugasku. Aku akan kembali besok sore," ujar Jimin.

    Ia melangkah ke ruangan IGD, membuka pelan knop pintu, disambut tangisan pilu dari Taehyung yang berada dalam dekapan Seokjin. "Daddyy....daddyyy...hikss..." meraung-raung meraih udara kosong, Jungkook yang melihat putra manisnya segera berlari dan mendekap erat-erat si manis.

   "Daddy hult..." si kecil menunjukkan pergelangan tangannya yang dibalut perban. "Sshh... Sudah, biar sembuh dulu, hm?" Seokjin tersenyum, "Tenangkan dia, Kook. Akan aku belikan makanan dulu dengan Namjoon."

   "Iya, hyung,"

   "Daddy, hikss..." Jungkook menggendongnya, mengelus si kecil dan menimangnya sambil menitikkan air mata. "Daddy minta maaf, jangan begini," bisiknya lembut.

   "Sakit, hm?" diciuminya pergelangan tangan berbalut perban itu, lalu di kening tempat plester penurun panas ditempel. "Daddy anan pelgi..." bisik si kecil serak.

    "Iya, daddy disini sayang..."

    "Tata mau bubu cama huks...daddy... Peyuk peyuk huks... bial tata nda dinginan aghiii" kata si kecil sambil memainkan kaos sang Ayah dengan sesenggukan. "Pulang~" rengeknya.

    "sshh disini dulu, ya?"

    "Permisi, Pak. Saya ingin memberitahu ruang rawat inap milik Ananda Taehyung. Anda bisa mengikuti saya," kata seorang perawat.

    "Ah, tentu."

    Sambil berjalan mendorong infus, Jungkook menahan beban tubuh Taehyung yang mulai oleng karena mengantuk. "Terima kasih, sus.."

    "Daddy bubu..."

    "Iya, kelon?" tanya Jungkook. Taehyung lalu mengangguk, "Daddy anan kelonin capa-capa. Nda boleh..."

    "Iya, sayang..."

    Hatinya menghangat melihat wajah memerah yang kini mulai tenang dalam dekapannya. Dan suara dengkuran halus menandakan jika putra kecilnya itu sudah terlelap dalam mimpinya.

    "Benar, kau punya daddy, dan daddy punyamu. Selamanya. Mimpi indah, macan kecil," kata Jungkook sembari mengecup kening Taehyung.

....

     "Aku berubah pikiran. Aku menolaknya," kata Jungkook datar. "Apa?! Kenapa tiba-tiba?!" tanya sang Ibu marah.

    "Cinta dalam keterpaksaan bukanlah sesuatu yang indah, Bu. Berpikirlah kedepannya jika aku memperlakukannya tidak sesuai harapanmu," kata Jungkook mendesah kesal diakhir ucapannya.

    "APA INI SEMUA KARENA MACAN PELIHARAANMU ITU?"

    "DIA BUKAN PELIHARAAN!" dilemparnya vas bunga kuat-kuat hingga menghantam dinding oleh Jungkook. "Sekali kali Ibu menyebutnya peliharaan, kupecahkan kepalamu seperti aku memecahkan vas milikmu," ancam Jungkook sambil menodong pistol.

    "Ayahmu pasti akan kecewa."

    "Hah, aku berpikir mengapa Ayahku mau menikahi orang sepertimu. Ya, awalnya aku menerimamu. Tapi lama-lama kau yang seolah mengaturku," Jungkook tersenyum licik. "Dan, perjodohan ini sebenarnya Ayahku tidak memaksa, kok. Kau saja kebelet punya menantu dari kalangan konglomerat," lanjutnya sambil mendekat pada sang Ibu.

    "Dengar, ya, Nona Jieun. Umur kita tidak terpaut jauh dan kau menjadi istri baru Ayahku pun baru 7 bulan. Kau, hampir saja membunuh permataku," bisik Jungkook rendah.

    "Kau, hanya Wanita simpanan yang naik pangkat. Aku permisi,"

    .....

Tbc

Gausah marah lah wak, Tata gapapa kok:(

Mau di chapterin apa oneshoot aja wak?

HybriTaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang