After Time Skip - 1

2.5K 327 39
                                    

Sore yang cerah, mungkin. Hanya saja rasanya Jungkook baru saja mendudukkan bokongnya setelah seharian ini dirinya bekerja. Pulang cepat merupakan hal yang jarang–bisa dibilang sebuah keajaiban–untuk Jungkook lakukan.

Ia melirik jam dindingnya. Satu jam lagi putranya akan pulang. Jungkook menyisir rambutnya yang diwarna coklat tua beberapa bulan yang lalu itu dengan jarinya, kemudian menatap sebuah bingkai foto yang tergeletak di meja dekat sofa.

Si manis, entah kemana sekarang hilangnya bocah dengan pipi tembam yang selalu merengek minta digendong itu. Dirinya tersenyum, mengingat bahwa sekarang dirinya hanyalah pria yang sudah berkepala tiga dan hampir jompo karena tugas lapangannya.

"Kau benar-benar tumbuh dengan cepat," kata Jungkook. Meskipun hybrida merupakan makhluk yang jarang dan dianggap sebagian orang mengerikan, syukurnya Taehyung tak mendapatkan banyak masalah ketika mulai memasuki bangku taman kanak-kanak.

Sifatnya yang supel membuatnya disukai baik guru maupun rekannya. Sayangnya hanya satu, sifat yang membuat senyum seorang Jeon Jungkook berubah menjadi helaan nafas panjang.

KRINGGGG...

Telepon rumahnya berbunyi, maka dengan cepat ia melangkah untuk mengangkatnya. "Halo?" Jungkook mulai bersuara dan terdiam beberapa saat.

"Oh, kau Suho-ssi. Baiklah, aku akan tiba disana dalam lima belas menit," katanya sambil menutup telepon secara sepihak.

....

Disinilah ia sekarang, bersilang dada sambil menatap datar pada putranya yang berdiri di sebelah Suho–salah satu polisi yang bertugas di pos polisi dekat SMA Hybe– yang sedang mengetik informasi-informasi yang sempat ditanyakan pada Taehyung.

"Hanya itu?" tanya Suho memastikan. Taehyung mengangguk, tampak kacau dengan bibir sedikit robek dan memar di pelipisnya. Baju robeknya tak luput dari pandangan sang ayah.

"Aku serahkan dia kembali padamu, Jeon Jungkook-ssi," lanjut Suho sambil memberi hormat pada Jungkook yang sebenarnya berpangkat jauh diatasnya. "Ayo pulang," kata Jungkook.

Taehyung mengambil tasnya dengan cepat, melangkah mendahului Jungkook untuk masuk ke dalam mobil. Bocah lucu dengan logat cadel yang disukai semua orang sudah tak ada, hanya bocah urakan dengan sifat terlalu supel yang membuat Jungkook selalu darah tinggi. "Dimana ayah harus membelikanmu baju baru?" tanya Jungkook sambil melepas rem tangan dan memundurkan mobilnya.

"Tidak tahu," kata Taehyung.

"Ya sudah, bugil saja ke sekolah," ucap Jungkook tak acuh. Taehyung membola, meskipun tahu itu hanya candaan, tetap saja ia kaget. "Haruskah ayahmu ini mendapat telepon setiap hari karena ulahmu, Jeon Taehyung?" Jungkook menekankan kata ayahmu sebagai sindiran pada Taehyung.

"Aku bahkan tidak tahu kau menganggapku apa. Kadang kau bersikap layaknya ayahku, tapi kau juga bersikap seperti kau menyukaiku. Katakan, Jeon. Apa karenaku kau belum menikah sama sekali?" tanya Taehyung. Hubungannya memang menjadi renggang sejak masuk SMA. Taehyung yang sudah dewasa memilih untuk berpaku pada dunianya sendiri, meninggalkan Jungkook yang masih memperlakukan Taehyung layaknya Tata, hybrid kecil yang selalu manja padanya.

"Aku tidak perlu menjawabnya," mobil mereka berhenti di lampu merah. "Lagipula kau yang selalu melarangku untuk berdekatan dengan siapapun. Apa kau lupa, Tata?" tanya Jungkook.

Panggilan yang membuat Taehyung merinding. Meskipun semasa kecil dulu ia layaknya seorang uke atau sub yang minta dibelai karena lucu, sifat urakan dan cenderung liar setelah menjadi remaja hampir membuat Seokjin dan Namjoon jantungan ketika beberapa bulan yang lalu Taehyung masuk rumah sakit karena jatuh saat melompat dari pagar untuk bolos sekolah.

HybriTaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang