Dakocan

14.4K 1.3K 167
                                    

     Jungkook termenung, bersandar pada mobil patrolinya sambil melihat kendaraan yang kini berlalu lalang. Ya, semenjak pandemi corona kini ia sibuk bekerja diluar. Membantu para tenaga medis di posko cek rapid dan terkadang mengawal mobil yang membawa bahan logistik.

   Taehyung masih ada di rumah sakit, Seokjin yang menjaganya selama empat hari terakhir. Ia tak pulang, terlalu takut bahkan untuk menyentuh si manis bahkan seujung kuku.

    Dan yang pasti, ia merindukan macan kecilnya.

    Namjoon yang menyuruhnya pulang, maka ia segera merendam pakaiannya dengan alkohol, dan kemudian menyiapkan alkohol yang ia campur dengan sabun untuk membilas badan.

    Ibu tirinya tak pernah menggertaknya lagi dan menyudutkannya seperti terdahulu, mungkin masih menyusun rencana atau memang sudah menyerah, Jungkook tak tahu. Ia menatap dirinya di kaca kamar mandi, "Tidakkah aku masih cukup tampan sampai menunggu Tata besar nanti?"

....

    "Ammm..." Seokjin menyuapi Taehyung dengan pisang yang dikerok halus. Bayi macan itu mengeluh tenggorokannya sakit dan giginya berdenyut. "Cudahhh..." rengeknya saat Seokjin hendak menyuapnya lagi.

   "Dih, nanti perut gembulnya hilang. Ayo sayang makan lagi," bujuk Seokjin. Taehyung menggeleng, "Mamau am am. Cakit," adu Taehyung pada Seokjin.

    "Mama," panggil Taehyung.

    "Hn?"

    "Daddy nda cini?" Seokjin menghela nafas, ini kesekian ratus kalinya Taehyung bertanya, dan ponsel Jungkook mati sejak pagi tadi. Namjoon bilang Jungkook pulang dan sudah selesai tugas, mungkin nanti ia akan kesini.

    Seokjin tersenyum, "Sabar ya, sayang, nanti daddy datang," kata Seokjin. Taehyung hanya mengangguk, mengusel pada dada berisi Seokjin, kode minta susu. "Sudah tiga botol, loh? Kurang?"

    "Cucu ih, mama!"

    "Oke, sayang, oke."

    Sementara seorang pria dengan pakaian yang serba hitam sedang keluar dari minimarket dekat rumah sakit. Ponselnya mati sejak pagi dan saat menyala, ada 66 misscall dari Seokjin. Tata merindukannya. Iya, dia tau.

    Cklek

    "Ssshhh..." Seokjin mengkode Jungkook untuk diam saat ia masuk ruangan Taehyung. "Dia baru saja tidur," kata Seokjin.

    Jungkook tersenyum, kemudian meletakkan plastik berisi makanan ringan yang ia beli untuk Taehyung dimeja. "Dia rewel mencarimu," kata Seokjin sambil menyerahkan Taehyung yang tadi ada dalam gendongannya.

    Bibir merah Taehyung mengerucut lucu, dan mungkin terusik saat membentur dada bidang Jungkook yang terasa keras, bukan empuk seperti milik Seokjin. "Aku takut aku membawa virus untuk Taehyung, tau sendiri kerjaku ada diluar belakangan ini," kata Jungkook.

    "Tidak masalah, Kook. Kau sudah pakai antiseptik diluar, kan?" tanya Seokjin. Jungkook hanya mengangguk. "Soal pernikahanmu..." Seokjin menatap Jungkook.
 
     Jungkook menatap yang lebih tua, lalu tersenyum tipis sambil kembali menatap Taehyung, "Aku tidak akan menikah, hyung. Tata sudah cukup untukku."

     "Bagaimana Ibumu?"

     "Entahlah, dia tidak penting."

     Berisik, maka ekor dan telinga Taehyung sedikit bergerak, diikuti rengekan karena merasa terganggu. Mungkin sebentar lagi Taehyung akan menangis, karena ia tak suka tidurnya terganggu. "Sshhh...berisik ya, sayang? Bobo lagi, ya?" Jungkook menimangnya.

    "Daddy..." panggilnya setengah sadar, kemudian mengemut jempolnya dan mengusel pada dada Jungkook. Lucu.

    "Aku pulang dulu, Kook. Jemuranku belum terangkat dan aku belum masak," kata Seokjin. Jungkook mengangguk, "Terima kasih, hyung. Mulai besok aku akan ambil libur untuk menjaga putraku dulu."

HybriTaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang