Bab 14

4.1K 331 16
                                    


°

"Bangunlah nak,, ayo,, jangan buat dia menunggu terlalu lama." Wang Yifei mengulurkan tangannya pada putranya, yang di sambut senyum hangat dari putranya.

Langkah Yibo terasa berat, saat sang ibu menuntunnya menuju sebuah pintu ruangan yang sedari tadi tertutup.

"Ibu,, mengapa membawa ku kesini..?" Tanya Yibo tepat saat berada di depan satu pintu lain yang memakan separuh ruang tempat mereka berkumpul tadi.

Yibo merasakan sesak di dadanya lebih menyesakkan, membuatnya susah bernafas. Jantungnya berpacu dua kali lebih cepat dari saat ia memasuki rumah sakit tersebut.

Langkah kakinya terasa semakin berat, entah apa yang membuatnya merasa demikian untuk yang ke dua kalinya di tempat yang sama pula.

"Apa yang terjadi pada ku? Mengapa rasanya sakit sekali,, seperti,,, saat Xiaoxiao pergi.. Tidak, ini hanya perasaan ku saja." Gumam Yibo dalam hati.

"Apa kau siap nak?" Tanya sang ibu yang tak berniat menjawab pertanyaan putranya.

Yibo pula tak tahu apa yang harus ia katakan, pasalnya ia bingung dengan sikap sang ibu.. Ia bingung dengan ibunya yang tiba tiba mengajaknya ke tempat tersebut, tentang ibunya yang mengatakan ingin mempertemukan dirinya dengan Xiao Zhan, tetapi justru membawanya ke ruangan yang entah tempat siapa di rawat.

Tunggu. Xiao Zhan? Yibo seakan tersadar dengan pemikirannya sendiri..
"Tidak.tidak... Tidak mungkin yang ibu maksud adalah Xiaoxiao, yang berada di dalam ruangan ini. Tidak. Itu tidak mungkin. Itu bukan dia."

Yibo mencoba meyakinkan dirinya, dan tetap berpikir positif.. Akan tetapi entah mengapa hatinya semakin merasa tak menentu.

Tubuh Yibo menegang. Jantungnya seolah berhenti berdetak, saat sang ibu menariknya masuk pada ruangan tersebut, menampilakan wajah seseorang yang selama ini dia cari.

Yang begitu sangat ia rindukan, saat ini terbaring lemah di hadapannya, dengan beberapa alat bantu pernafasan menempel pada tubuhnya.

Air matanya kembali menetes tak tak terbendung, ia menangis..

"Tuhan,, apakah kesalahan ku begitu fatal, hingga kau menghukum sedemikian.. Dia sakit dan terbaring lemah disini, tapi justru aku tak mengetahuinya.. Membiarkan dia menanggungnya sendiri. Pantaskah aku mengatakan jika aku mencintainya? Bukankah aku tidak berguna?"

Wang Yifei menepuk bahu putranya, saat menyadari Yibo terdiam bak patung hidup.

"Datanglah nak,, temui dia.. Jangan biarkan dia sendiri, bangunkan dia dari mimpinya.. Hiks,, ibu mohon.. Ibu tak sanggup melihatnya begini.. Hiks,, ibu tak ingin dia merasa nyaman dalam tidurnya dan tak berniat untuk bangun.. Hiks.."

"I.ibu.. Ka..kata.kan pa.daku... A.ap.pa yang ter.jadi pa,pa.danya..?" Tanya Yibo terbata, merasakan sesak yang amat dalam di dadanya, hanya untuk membuka suara saja tersasa sulit.

Yibo tak mengalihkan sedikit pun pandangannya dari Xiao Zhan, ia masih berdiri kaku bagai patung hidup.

"Zhanni... hiks,, dia... Dia koma selama hampir 4 bulan, hiks,, ini.. Se setelah kau me meminta nya pergii..hiks..." Jelas Wang Yifei.

"Lalu ibu,?? Tak mengatakan apapun pada ku? Menjadikan ku orang bodoh selama ini, yang tak tahu apapun?! Mengapa ibu begitu tega? Hiks,, ibu tega membuat ku membiarkan Xiaoxiao sendiri disini.. Hiks.." Pecah sudah tangis Yibo.

"Ibu,,, mengapa ibu merahasiakannya dariku ibu.. Hiks,, mengapa ibu tega...?" Tanya Yibo lirih.

" Maafkan, hiks,, ibu nak... Hiks,, ibu hanya tak ingin kau,, terus menyalahkan dirimu. Setelah kau me.mengetahui nya.. Hiks.. Maafkan ibu.."

Untukmu SelamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang