Fasbir Shobron Jamiil

325 16 0
                                    

"Angin tidak berhembus untuk

menggoyangkan pepohonan, melainkan

menguji kekuatan akarnya."

(Ali bin Abi Tholib)

###

               Gema adzan masuk menelisik hati nurani menggugah jiwa jiwa perindu syurga, wajahku masih basah dengan bekas bekas buliran bening yang jatuh berselimut pilu, masi belum ada perubahan pada Rachel. Nyatanya kami sendiri terlambat membawanya kemari, sehingga menyebabkan dia harus merasakan kesendirian dalam menjalani masa koma.

              Kulangkahkan kakiku mencari sebuah tempat peraduan yang syahdu, mencurahkan segala rasa pada Sang Pemilik Jiwa, mengadah penuh rasa hina. Allohummagfirlii ya Rabb 

Kepalaku mendongak menatap langit fajar dipelataran masjid rumah sakit, ada miliaran doa yang kini terangkat kelaangit untuk diperdengarkan malaikat, ada harapan besar semoga doaku cepat Allah ijabahi. Kututup kedua manik mataku, kembali berdoa meminta segala kebaikan pada Penguasa Arsy

" Fasbir shobron jamiil cha, "

Sebuah kalimat terlontar dari seorang pria yang berada dibelakangku, ada yang bergetar tapi sulit dirasa, ada yang tersanjung tapi bukan pada haknya, dan ada rasa yang telah berjuang untuk dilupakan

Aku menoleh menatap sumber suarasuara,  dia masih tenang menatap langit dengan wajah teduhnya mendongak, cepat cepat kukembali pada tatapan awalku, tapi rupanya yang kulihat bukan langit fajar lagi akan tetapi wajah pria itu. Iya wajah RoyyanRoyyan,  wajah itu tak bisa hilang dri pengedaran ku, masih saja mengikuti disetiap lemparan pandanganku. Astagfirullohaladzim, rupanya tak tik setan memang telah sukses meracuni pandanganku.

"Dia godaan cha, dya uda milik orang lain" Hatiku berorasi

     Sesegera mungkin ku langkahkan kakiku untuk pergi tanpa meresponnya, membiarkan dia tenggelam dalam lamunan dimensinya dari pada aku harus kembali menata hati untuk kesekian kalinya.

    Perlahan mataku memberat sepertinya aku mengantuk, bahkan aku telah menguap yang kesekian kalinya, seluruh badan merintih kelelahan, kulakukan upaya senam tangan untuk mengurangi rasa kantuk yang telah merajai ini

" Mba, yang ngurusin Rachel kan? "
Satu lagi penghalangku untuk segera menuju ICU, lelaki berjaz dokter lengkap dengan masker dan stetoskop yang terlingkar dilehernya.

"Iya dok,? "
" Saya sudah menghubungi ayah Rachel, beliau masih di luar negri bukan? Jadi saya amanah kan Rachel pada kamu"
"Sebelum dokter Dzaki Afif bilang pun saya sudah mengetahuinya"
Jawabku memalas, kembali ku langkahkan kakiku untuk melanjutkan perjalanan
"Kalau menguap tolong ditutup, apa perlu saya bacakan hadistnya,  saya rasa km lupa, saya bacakan

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: (( التَّثَاؤُبُ مِنَ الشَّيْطَانِ، فَإِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَرُدَّهُ مَا اسْتَطَاعَ ))

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Menguap adalah dari setan, oleh karena itu apabila kalian menguap maka tolaklah semampunya.” hadist riwayat bukhori muslim gimana? Udah tau kan? "

    Aku cengoh dengan lelaki dihadapanku ini, sungguh! Dibalik kesibukannya dia juga faham akan adab bahkan hingga menuturkan hadistnya, benar benar membuat ciut nyaliku. Sungguh, aku sangat malu dengan perlakuanku ini.

Allohuakbar CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang