Meratap

248 18 4
                                    

Haruskah ada kata kehilangan di setiap kehidupan, Mengapa? Karena sebagai bentuk kecil pembelajaran bahwa dunia dan isinya ini fana!

Allohuakbar cinta 🥀

###

Aku mencari kesibukan baru agar tak selalu memikirkan perihal jodoh, tapi mengenai doa selalu ku usahakan. Dua hari lagi akan diadakan lomba menulis cerpen untuk semua kalangan. Lomba itu bersifat umum bahkan sudah banyak tersebar di segala akun medsos.

Sekali lagi ini adalah kesempatan emas! Kapan lagi? Karna kesempatan tak datang untuk boomerang! Kesempatan hanya datang sekali men. So jangan sekali kali berani untuk menyia nyiakan.

Aku terperanjat kaget ketika kedua kakiku telah sempurna masuk kedalam kantor. Rupanya di sana ada seorang lelaki dengan rambut acak acakan menyandarkan dagunya dengan tangan. Matanya sembab, pasti sudah banyak air mata yang jatuh. Lelaki satu ini unik, bahkan yang kutau sifat lelaki adalah tegar dan kuat tapi untuk diri Royyan tak kudapati sifat itu.

"Assalamualaikum"

Bahkan lelaki itu tak merespon salamku, atau ia tak mengetahui keberadaanku disini? Mungkin mencobanya lagi tak masalah

"Assalamualaikum"

"Assalamualaikum! "

Lengkap salamku 3 kali untuk memperjelas bahwa aku menunggu responnya.

Kedua tanganku masih memeluk erat map yang berisi data data penting rekapan hasil meeting kemarin.

Dia sepertinya memang tak menyadari keberadaanku. Aku semakin bingung pasalnya tugasku yang seabrek belum terkelarkan.

"Assalamualaikum! "

Tegas ku sskali lagi.

"Aku udah yakin syi kalau ini semua cuma prank kan?.. Arsyi.. Tolong lah jangan kaya gini! Aku udah frustasi parah tau ga!?! "

Wajahnya kini berubah ceria seperti ada aliran darah yang kembali mengalir ke dalam jiwanya.

Ia keluar dari tempat duduknya dan berjalan mendekatiku dengan muka yang berseri seri.. Astagfirullohaladzim.. Hampir saja aku terbawa suasana!

"Roy!!.. Ini Acha.. Bukan Arsyi"

Segera ku pertegas bahwa diriku bukanlah wanita yang di dalam sangkaannya..

"Astagfurulloh.. Maaf cha. Sory sory.. "

Allah. Aku benar benar tak tega melihatnya seperti ini. Royyan menyandar di dinding sambil memilin keningnya. Wajahnya kembali pucat pasi.

"Ikhlaskan Roy, istrimu biar tenang di surga sana.. Perbanyak doa, kamu tau kan semakin banyak km meratap semakin kasian istrimu di sana"

"Berat cha.. Bahkan sampai saat ini aku belum bisa mengikhlaskan.. Arsyi cinta pertama ku cha.. Dan dia baru saja menikah denganku, kita belum menjalani hidup berkeluarga cha..! "

Tangannya mengepal memukul tembok dengan keras. Aku sedikit terkejut

Entah sejak kapan Royyan memberanikan diri untuk berbincang panjang padaku. Bisa kurasakan betapa sakitnya hati Royyan saat ini. Tapi selain lagi penawar untuk hal ini adalah dengan mengikhlaskan.

Allohuakbar CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang