Cincin

334 20 0
                                    

"Wanita dinikahi karena 4 hal: hartanya, nasabnya, kecantikannya, dan agamanya. Pilihlah yang memiliki agama, maka kalian akan beruntung."
(H.R. Bukhari)

###

Ada secercah harapan dibalik waktu dhuha yang Allah anjurkan untuk menunaikan sholat. Well, ini gold time untuk bermesraan dengan Sang Khaliq, bermunajat dengan kalimat kalimat romantis, melalui lafadz lafadz doa yang bermakna. Aku lebih tenang! Ini yang ku alami saat segala kegundahan menyapa lalu memilih aktifitas sholat sebagai pembentengannya.

Ku percepat langkahku tak ingin untuk bertemu siapapun saat ini, karena tujuanku hanya menginginkan segera sampai pada ICU tempat Rachel dirawat, Berharap ada kesadaran setelah sekian lama menjalani masa patung.

" Itu um si Achanya, "

Aku terdiam seketika, Menatap dua insan yang perlahan melangkah mendekatiku. Sesegera mungkin kucium punggung tangan wanita paruh baya berkerudung hitam, mataku menyelidik pada anak lelaki di sampingnya, seperti ada keperluan yang akan disampaikan.

"Gimana mba perkembangan Rachel? "

"Masih sama um, cuma dari tadi pagi Acha baru sekali ke ruangannya, itu pun karena hal mendesak. Masih dalam perawatan serius. "

"Ouh gitu, ya udah nanti sore pulang bareng umi ya"

"Pulang um? Rachel siapa yang ngurusin? "

"Nanti InshaAllah ayahnya kesini, tadi ngabarin umi udah dijalan"

"Iya um, Umi ada disini sejak kapan? "

" Sejak tadi jenguk Orhan, kan semalem dia yang jadi korban"

"Terus gimana um kondisinya? "

Sedikit ku melirik kewajah Royyan, tapi sama saja tiada hasil. Wajahnya masih sama, datar tanpa bentuk

"Alhamdulillah nanti sore boleh pulang juga"

Ada yang melega hanya dengan sebuah kabar, Hati ini benar benar tenang. Janji Allah memang benar akan memudahkan segala urusan hambaNya di kalau hamba itu selalu mengingatNya. Aku tersenyum penuh syukur

"Ya udah umi sama Royyan duluan ya! "

"He em"

Kembali kucium punggung tangan wanita itu, setelah itu membiarkanya berlalu pergi

Langkahku terhenti menatap tiga anak yang tengah berjalan menuju koridor. Tunggu, sepertinya aku tak asing dengan gamis yang mereka pakai. Sengaja ku buntuti mereka tanpa sepengetahuannya diam diam mengendap seperti maling yang sudah mengintai mangsa, sebisa mungkin kujaga langkahku agar tak bersuara, agar decitan sepatu yg bergesekan dengan lantai tak menimbulkan perhatian. Aku yakin mereka adalah santri santri ku karna jelas sekali gamis yang dipakainya, cuman aku belum terlalu mengenali wajah wajah itu hanya wajah Kamila saja yg kutangkap. Apa yang mereka lakukan disini?

"Maaf ini rumah sakit mba, bukan lapangan untuk kucing kucingan, mba ini bukannya saya suruh buat jagain si Rachel knp malah keluyuran? "

Apalagi ya Allah, kenapa selalu saja aku bertemu dengan dokter itu? Dan selalu saja aku yang disiram teguran..? Ciptaan yang sempurna.

Allohuakbar CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang