Kesanggupan

308 14 8
                                    

Sesungguhnya tiap tiap bani adam pasti akan Allah timpakan ujian dengan berbagai macam musibah, namun semua telah Allah atur sesuai takaran kesanggupan, Karna Allah yakin kita mampu untuk menjalaninya.

###

Allah telah berfirman dalam Al Quran bahwa Dia tak akan membebankan hambaNya diluar batas kemampuan. Pertanyaannya, mengapa banyak orang yang lebih memilih jalan bunuh diri untuk menyelesaikan ujiannya? Karena ia tak memiliki keimanan, tak yakin bahwa Allah memberikan jalan keluar pada tiap ujian.

Seringkali manusia berpikir cetek hanya untuk hasil saat ini saja, tak memandang dengan jarak pandang jauh untuk kedepannya. Bisa di bayangkan jika hidup hanya berakhiran dengan bunuh diri apa dia berfikir jika kelak di akhirat justru akan menyulitkan nya? Secara umur itu adalah suatu kenikmatan maka jika kita menyia nyiakannya kita bisa tergolong kufur nikmat. Astagfirullohaladzim naudubillahimindalik!

Aku tergolong masi beruntung, meski hakikatnya juga sangat menyedihkan harus menyaksikan perpisahan antara kedua orang tuaku, namun itu semua tak ada bandingannya dengan keadaan Royyan yang harus mengalami ujian terberatnya yaitu perpisahan hakiki di dunia dengan istrinya. Wajar bila dya begitu sedih, badai pasti akan berlalu, akan ada kebahagian si balik kesedihan. Laa tahzan! Innalloha maana.

Sudah semingguan setelah kepergian Arsyila menghadap Rabbnya, bahkan sampai saat ini pun aku masih tak menyangka dengan taqdir yang datang menjemputnya, yang aku fikir sekarang mba Arsyila sedang dalam perawatan intensif saja.

Sore ini free untukku karena anak anak sedang mempersiapkan untuk ifthornya nanti. Seperti biasa me time ku, kugunakan untuk berkelana dalam kehaluan. Mencelupkan imajinasi untuk dilukis dalam naskah karya mandiri.

Hembusan angin perlahan menjahili kerudung pasmhinaku membawa sedikit terbang ujungnya. Benar senja seperti ini cocok untuk dinikmati di alam luas menatap hamparan  sawahan yang berwarna hijau penuh gelora semangat. Ah ini memang tempat yang menakjubkan. MashaAllah

Lahan perlahan tanganku menari nari diatas keyboard laptop, membentuk sebuah paragraf bernuansa hangat, memaksa mata untuk terpikat agar irodah semakin besar terikat.

Satu part ku tekuni berharap segera selesai karna permintaan readers membludak berprotes ria kapan akan di lanjutkan untuk penulisan cerita? Pertanyaan itu sebagai penggugah semangat yang kadang memudar tapi juga kadang kala menjadi momok dikala job menumpuk meminta untuk dipertanggung jawabkan.

"Ya Allah kenapa harus Arsyi yang lebih dulu pergi? "

Suara bazz hampir hampir membuyarkan imajinasiku, disusul dngan beberapa kali hantaman kepalan tangan yang memukul pelepah pisang dengan kencang

"Astagfirullohaladzim"

Wajah lelaki itu pucat, lebih parah seperti tiada harapan akan hidup, kurasa ia belum bisa menerima ketetapan Allah atas hidupnya.

"Arsyi!! Balik sayang!! Kita belum ngerasain manisnya pernikahan!! Kenapa km lebih dulu pergi?! "

Aku hanya mampu terdiam menatap Royyan yang tengah meratap, sebenarnya lelaki itu sadar atau tidak bahwa perbuatannya sangat berlebihan? Bahwa ia belum bisa ikhlas? Aku tak ingin menghakimi karna mungkin ini semua juga berasal atas ke spontanitas nya atas bawah sadarnya. Semoga Allah lebih bisa mentabahkan hatinya agar lebih menerima semua ketetapan

Allohuakbar CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang