Prolog

14.6K 159 2
                                    

Gadis itu mendesah dengan suara tertahan di bawah kasur dalam kungkungan seorang pria yang lebih tinggi darinya. Mendengar itu, sang pria semakin semangat menghisap dan meremas kedua buah dada miliknya.

Setelah puas bermain dengan dada yang cukup besar untuk ukuran anak SMA. Pria itu beralih ke bagian bawah, ia menurunkan tangannya perlahan menyikap rok abu-abu selutut yang gadis itu kenakan. Menyelipkan jemarinya ke sela-sela celana dalam dan menyentuh bagian tubuh paling sensitif darinya.

Jemarinya dengan sangat lihai membelai milik gadis itu yang masih ditutupi celana dalam dengan pola memutar. Ia melakukannya tanpa melihat ke bawah dan hanya berfokus pada perempuan di bawahnya yang sekarang tidak bisa diam merasakan gairah yang memuncak.

"Ah, Kak Dikta.."

Dikta tidak mengalihkan tatapannya sedikitpun dari Tiara yang berada di bawahnya, dia tak ingin melewatkan ekspresi yang ditunjukkan oleh Tiara. Gadis itu tidak bisa berhenti mendesah, matanya terpejam dan wajahnya memerah sarat akan gairah, membuat bagian bawah pria itu semakin mengeras.

Sebelum Dikta bertindak semakin jauh, seketika kenyataan menampar keras dirinya, membuatnya tersadar bahwa gadis yang berada di bawahnya ini masih seorang pelajar dan dia harus berhenti sebelum ia kehilangan kendali. Dikta menghentikan pergerakannya dan segera bangkit dari posisinya lalu terduduk di samping Tiara.

"Kenapa berhenti?" Tanya Tiara yang kemudian ikut terduduk di ranjang dengan keadaan kemeja yang telah terbuka kencingnya dan bra yang sudah tidak pada tempatnya. Ia menatap pria di sampingnya dengan cemberut, perasaannya campur aduk antara bingung dan sedih.

Sementara yang ditanya malah melarikan jemarinya ke sela-sela rambutnya, meremasnya karena ia hampir saja kehilangan kendali atas dirinya sendiri. Walaupun Dikta sangat menginginkan gadis itu, dia tidak bisa melakukannya. Belum saatnya. Dikta ingin menunggu sampai Tiara benar-benar siap, paling tidak setelah gadis itu lulus.

"Maafin aku ya, Sayang." Jawab Dikta kemudian beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi. Tapi, Tiara menahan tangannya.

"Aku gak menarik ya? Gak seksi?" Perkataan Tiara membuat Dikta kembali duduk di sampingnya. Gadis itu terlihat sedih dan kecewa. Dikta segera meraih lembut dagu Tiara dengan jemarinya.

"Bukan gitu, aku gak mau ngerusak kamu. Aku mau tunggu sampai kamu bener-bener siap." Dikta mencoba memberi pengertian kepada Tiara, tapi gadis itu tetap terdiam. Mereka terdiam beberapa menit sampai Dikta berniat menyudahi keadaan sunyi itu dengan mencium kedua pipi Tiara dengan penuh kasih sayang.

"Jangan ngambek lagi ya?" Ujar Dikta sambil menatapnya penuh pengertian. Ia tidak ingin gadis yang ia cintai bersedih hanya karena sesuatu yang tidak benar.

Dikta tak ingin menyentuh Tiara bukan karena ia sudah tidak mencintainya, hanya saja gadis itu masih anak sekolah, dia tak ingin menodainya. Dikta akan merasa sangat bersalah jika sampai ia merebut keperawanan gadis itu. Dengan ia menjalin hubungan terlarang ini saja, dia sudah merasa cukup bersalah pada Tiara.

Tetapi, tanpa diduga Tiara dengan cepat mendorong Dikta hingga ia terbaring dengan kaki masih menjuntai di bawah kasur dan gadis itu langsung duduk di atasnya. Dikta sedikit terkejut dengan tindakannya tapi berbeda dengan Tiara, ia malah tersenyum nakal padanya.

"Kalo Kak Dikta gak mau lanjut, biar aku yang lanjutin." Ujar Tiara yang membuat Dikta terkejut. Ia tahu Tiara terkadang bisa sangat nakal, tapi jika bersamanya gadis itu berubah menjadi gadis penurut. Ia tak menyangka Tiara akan seberani ini.

Tiara segera memanfaatkan keterkejutan Dikta dengan melumat bibir pria itu berkali-laki. Ia lalu berpindah ke leher pria itu, mencium dan menggigit pelan kulit putih dan halus tersebut menyisihkan warna merah kecoklatan di sana. Tangannya tak tinggal diam. Tiara dengan sensual membuka ikat pinggang dan resleting celana Dikta membuat kejantanan pria itu semakin mengeras, meminta untuk dikeluarkan.

"Are you ready?" Tanya Tiara yang tersenyum menggoda sambil mengusap-usap sesuatu yang sudah sangat keras di balik celana dalam yang dikenakan Dikta dengan sensual.

I'm All YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang