Mentari mulai memancarkan sinarnya lewat sela-sela gorden yang hanya menutupi setengah dari jendela. Suara alarm yang berasal dari ponsel lagi-lagi berbunyi dan kali ini berhasil membangunkan sang pemiliknya. Gadis itu meraih telepon genggamnya dengan setengah mengantuk ia mematikan alarm tersebut.
Setelah beberapa menit ia tetap terbaring di kasur. Tiara akhirnya terbangun dan berjalan menuju kamar mandi. Hari ini, hari senin adalah hari yang paling ia dan beberapa orang di dunia benci.
Kemarin, Tiara baru pulang jam 3 subuh dari club bersama teman-temannya. Semenjak dirinya 'legal' menjadi warga negara, Tiara sering sekali pergi ke club. Entah itu diajak teman sekelasnya, maupun senior yang ia kenal. Kepalanya masih terasa sedikit pusing akibat alkohol.
Walau begitu Tiara sedikit bersemangat kali ini, karena dia sekarang sudah naik ke kelas dua belas yang mana ia akan memiliki suasana kelas yang baru, guru pengajar baru, dan pastinya teman sekelas baru. Di sekolahnya memang setiap kenaikan kelas, murid akan diacak sehingga murid dapat memiliki beberapa teman sekelas yang berbeda dari sebelumnya dan bisa menambah teman.
Padahal Tiara sudah mengenal semua teman seangkatannya bahkan kakak kelasnya hampir semua mengenal Tiara, jadi teman sekelas yang baru bukan hal baru lagi baginya. Tapi, tetap saja Tiara senang. Apalagi saat tadi malam Tiara melihat jadwal pelajaran di galeri grup chat kelas yang belum sempat ia pindahkan ke kertas, ia melihat hari ini ada pelajaran sejarah yang akan diajar oleh guru yang sejak setahun lalu ia idolakan. Hal itu membuatnya semakin semangat karena Tiara sudah menunggu lama sampai hari ini datang.
Pasalnya, selama setahun kemarin Tiara hanya bisa melihat orang itu ketika berpapasan di koridor ataupun di ruang guru karena kelasnya tidak diajar olehnya. Selama itu, Tiara hanya bisa menjadi penggemar rahasianya. Dan sekarang pria itu menjadi guru Sejarah untuk kelasnya. Akhirnya Tiara memiliki kesempatan untuk bisa sedikit lebih dekat dengannya, ia bisa menikmati pemandangan yang indah (wajah tampan sang guru) itu selama pelajarannya nanti.
Karena minggu ini adalah minggu kedua sejak Tiara naik kelas dan kegiatan belajar mengajar sudah mulai aktif kembali sejak kamis kemarin. Tiara berencana untuk membolos dan hanya masuk ketika pelajaran Sejarah yang diajar oleh Pak Dikta.
Semenjak ia duduk di bangku SMA, Tiara sudah memutuskan untuk tinggal sendiri. Dengan beralasan ia tak ingin tinggal bersama nenek dan keluarga kecil tantenya lagi karena takut merepotkan mereka, akhirnya ayahnya pun setuju dan membelikan apartemen yang berlokasi dekat dengan sekolahnya.
Selama itu pula, Tiara bisa hidup bebas, apalagi semenjak ia mendapatkan kartu tanda penduduk miliknya untuk pertama kalinya. Gadis itu menjadi semakin liar, suka mabuk-mabukan, sering pulang malam dan sebagainya.
Orang tua Tiara memang sudah becerai sejak ia kecil. Tiara hanya memiliki sedikit memori tentang ibunya yang sekarang entah berada di mana. Sementara ayahnya, jarang sekali pulang ke kota tempat ia tinggal dan menghabiskan waktu bersamanya. Pria tua bangka itu lebih sibuk menghabiskan waktu bersama istri baru dan keluarganya. Ditambah bisnis ayahnya yang berpusat di ibukota membuatnya jarang sekali menemui Tiara di sini.
Neneknya sangat menyayangi Tiara, dia lah yang membesarkan Tiara dan memberikan kasih sayang yang seharusnya orang tuanya berikan. Sementara ayahnya hanya mengirimkan uang setiap bulannya. Untung saja ayahnya masih menjalankan tanggungjawabnya, walau hanya memberikan uang. Jika tidak, Tiara benar-benar akan membencinya dan tidak menganggapnya sebagai ayah lagi.
Tiara tidak terbiasa sarapan di rumah, jadi setelah ia berdandan dan berpakaian ia segera berangkat menuju sekolah saat jam sudah menunjukkan pukul 7 lewat dengan sangat santai memesan ojek online terlebih dahulu. Seakan telat sudah menjadi kebiasaannya dan hukuman adalah makanan sehari-harinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm All Yours
RomanceWarning: Mature Content, Konten Dewasa (18+) Mereka tahu, hubungan mereka terlarang. Tak seharusnya seorang guru menjalin hubungan asmara dengan gadis yang merupakan muridnya. Tapi, apakah cinta yang tidak bisa mereka kendalikan ini adalah sebuah do...