Jangan lupa tinggalkan komentar kamu dan jika menyukai cerita ini tolong dukung penulis dengan memberikan vote, terima kasih. Enjoy!
****
Tiara sedang asyik bermain game werewolf bersama teman-teman sekelasnya ketika satpam sekolah menghampiri kelasnya dan membubarkan mereka. Hari sudah sore ketika Tiara berjalan bersama teman-temannya menuju gerbang sekolah dan melihat Dikta bersama dengan guru BK itu. Tiara tahu ini adalah jam pulang guru-guru di sekolahnya.
Dengan cepat, ia berlari menyusul Dikta, meninggalkan teman-temannya di belakang. Ini adalah kesempatan yang sangat jarang bagi Tiara agar bisa pulang bersama Dikta dan mengganggu acara mereka berdua, selama ini Tiara selalu melihat mereka pulang bersama ketika dirinya masih ada pelajaran di kelas.
"Pak Dikta!" Seru Tiara dari kejauhan.
Kedua orang tersebut berhenti dan menoleh ke belakang, mendapati Tiara yang sedang melambaikan tangan lalu berlari ke arah mereka. Begitu Tiara sampai di hadapan mereka, ia langsung berkata. "Pak Dikta, aku ikut dong. Udah hampir gelap, aku takut pulang sendiri."
Dikta sedikit terkejut dengan permintaan Tiara. Dia akui, Tiara memang pernah ia antar pulang. Tapi, bukan berarti Dikta terbiasa jika Tiara meminta untuk mengantarnya pulang. Dan lagi, Tiara memohon dengan manja seperti hubungan mereka sangat dekat di depan Puspita. Dikta menatap Puspita dengan ragu, meminta persetujuannya karena ia sudah mengiyakan ketika tadi siang Puspita mengajaknya makan malam.
Puspita terlihat ragu tetap pada akhirnya tetap mengangguk mengiyakan. "Gapapa, Dikta. Antar Tiara pulang aja dulu."
"Tempat tinggal Tiara dekat sama tempat tinggal saya." Ujar Dikta pelan, mengantisipasi sikap yang akan diambil Puspita. Pasalnya, rumah Dikta lebih jauh dari rumah Puspita dan tidak searah. Jika mereka ingin makan malam, maka sudah pasti Tiara akan ikut juga. Puspita sempat menghela napas jengah sebelum menjawab. "Yaudah, makan malamnya lain hari aja, Dik."
Setelah itu, mereka bergegas untuk memasuki mobil. Tiara dengan cepat membuka pintu depan mobil samping kemudi. Tapi, seketika Dikta yang baru saja akan duduk di kursinya segera berkata. "Kamu duduk di belakang ya, Tiara."
Perkataan itu sukses membuat Tiara cemberut dan berpindah ke kursi belakang sambil menatap Puspita dengan sinis. Dalam perjalanan, keduanya bercengkrama dengan akrab membuat suasana hati Tiara semakin buruk, tapi gadis itu tetap bertahan di dalam mobil demi Dikta sambil memikirkan tindakan apa yang dapat membuat Puspita menjauh dari Dikta.
"Aku pulang dulu ya, Dik, makasih udah dianterin." Pamit Puspita begitu mobil sampai di depan rumahnya, Dikta membalasnya dengan senyum hangat. Dia kemudian turun tanpa berpamitan ataupun menoleh kepada Tiara sekalipun. Tiara kesal tapi dia bisa apa, dia yang telah mengibarkan bendera permusuhan sejak awal.
Dengan cepat Tiara segera berpindah ke kursi depan melalui celah di antara kedua kursi di depannya ketika Puspita telah menutup pintu mobil. Tanpa peduli dirinya yang memakai rok, dia berpindah dengan grasak-grusuk. Untuk sesaat Tiara lupa harus menjaga image-nya di depan pria yang dia sukai.
"Tiara.." Tegur Dikta ketika gadis itu dengan rusuhnya pindah ke depan, kulit paha Tiara yang mulus terpampang jelas di mata Dikta. Dikta adalah pria normal, melihat pemandangan itu sedikit memercikkan api di dalam tubuhnya. Tapi, gadis itu malah mengabaikannya dan langsung duduk dengan tenang.
"Kenapa?" Tanya Tiara dengan polos ketika sudah terduduk dengan nyaman di kursi depan, Dikta hanya bisa menghembuskan napas dalam. Tiara membuat Dikta bingung bukan main sedari kemarin, sikap gadis remaja di sampingnya ini benar-benar seperti anak kecil. "Kan bisa pindah lewat pintu."
"Gak mau, lebih cepet lewat sini." Tiara beralih menurunkan jendela pintu mobil untuk menjalankan misinya. Ia kemudian memanggil Puspita yang tengah berjalan memasuki pekarangan rumahnya. "Bu Puspita, KITA pulang dulu ya! Dadah, sampai ketemu di sekolah besok!"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm All Yours
RomansaWarning: Mature Content, Konten Dewasa (18+) Mereka tahu, hubungan mereka terlarang. Tak seharusnya seorang guru menjalin hubungan asmara dengan gadis yang merupakan muridnya. Tapi, apakah cinta yang tidak bisa mereka kendalikan ini adalah sebuah do...