3. Kecupan

8.6K 120 1
                                    

Bel pulang sekolah berbunyi sudah sejam yang lalu, tapi di sini lah Tiara. Di balik kubikel, duduk bersebrangan dengan Dikta. "Karena kamu sudah terima lipstick kamu, sekarang bawa buku-buku ini ke perpustakaan dan gantiin Bu Lina merapihkan perpustakaan."

Dikarenakan jam sekolah telah berakhir dan beberapa guru sebentar lagi juga akan pulang, Akhirnya Dikta memutuskan memberi hukuman yang lumayan ringan tapi bisa membuat gadis itu jera yaitu dengan menyuruh Tiara membereskan perpustakaan, menggantikan tugas Bu Lina (penjaga perpustakaan).

Setelah mendapat perintah, Tiara segera menuju perpustakaan sambil membawa buku-buku yang tadi diserahkan Dikta padanya. Sesampainya di sana, Bu Lina yang sudah dikabari oleh Dikta segera mengarahkan Tiara semua tugas yang harus ia lakukan setelahnya ia pergi meninggalkan Tiara sendiri.

Dengan kesal Tiara menyusun buku-buku yang habis di pinjam ke dalam rak. Dia sudah mengerjakan ini sejak satu jam yang lalu, tapi tumpukan buku yang belum dirapihkan masih tidak habis-habis. Tiara tadinya berpikir bahwa hukuman ini sangat mudah untuk dilakukan. Maka dari itu, ia dengan sukarela mau menerima hukuman 'membantu penjaga perpustakaan itu'. Tapi ternyata, hukuman ini lebih melelahkan dari membersihkan toilet.

Jam sudah menunjukkan pukul lima sore ketika Tiara selesai menyusun semua buku di rak dan mencatat buku-buku di daftar buku yang sudah dikembalikan. Tugas terakhir, ia harus menyapu perpustakaan yang terlihat masih bersih ini. Tapi, Tiara terlalu lelah dan malas untuk itu dan berniat kabur.

"Ah, ngapain juga gue bersihin perpus, keliatannya udah bersih kok. Orang udah jam segini, Pak Dikta juga pasti udah pulang." Oceh Tiara dengan kesal sambil mengambil tas miliknya dan juga kunci perpustakaan yang tadi ditinggalkan Bu Lina di meja. Tiara segera keluar dari perpustakaan dan mengunci pintu dengan kesal.

"Udah selesai?"

Tiara tersentak kaget dengan suara itu dan segera berbalik. Di hadapannya, Dikta berdiri dengan lengan kemeja yang ia gulung hingga siku dan memegang tasnya, menampilkan lengan kekar milik Dikta. Penampilan itu terlihat sangat seksi di mata Tiara hingga membuat gadis itu bergerak gugup.

"Pak Dikta belum pulang?"

Gadis itu mengalihkan pandangan ke sekitar, ternyata sekolah terlihat sudah sepi dan langit terlihat mulai gelap. Sepertinya ia terlalu lama di sekolah hingga semua murid dan guru sudah pulang duluan. Dikta sedikit menyesal kepada Tiara, dia tidak tahu jika merapihkan perpustakaan akan memakan waktu selama ini. Maka dari itu, Dikta sedari tadi gelisah menunggu Tiara di depan perpustakaan.

"Belum. Udah selesai kan?"

"Udah. Pak Dikta nungguin saya?"

"Sudah malam, masa saya biarkan murid saya pulang sendiri. Apalagi kamu perempuan, bahaya kalau pulang malem sendirian." Ujar Dikta yang membuat Tiara menunduk tersipu malu. Pipi Tiara yang memerah membuat Dikta sedikit tertegun, ternyata seorang Tiara yang ia kenal tomboy dan suka membuat onar dapat bertingkah menggemaskan.

"Lagipula, saya yang buat kamu pulang malam kaya gini, jadi saya harus tanggung jawab. Saya minta maaf, jujur saya gak tau kalau bersihkan perpus akan memakan waktu selama ini." Lanjut Dikta sambil berbalik dan berjalan pelan diikuti Tiara.

Tiara tidak menyalahkan Dikta. Sebaliknya dia senang mengetahui Dikta ternyata belum pulang lantaran pria itu khawatir dan merasa bersalah padanya. "Gapapa, Pak. Bu Lina juga tadi udah ngasih tau karena dia kemarin gak masuk, jadi banyak yang harus dibersin."

"Kamu pulang naik apa?"

"Naik ojek online." Jawab Tiara yang membuat Dikta mengerutkan dahinya heran. "Saya anterin pulang aja."

"Gak usah, Pak. Makasih banyak, takut ngerepotin." Tolak Tiara. Sebenernya gadis itu senang setengah mati dan jika saja dia sedang tidak bersikap jaim, dia pasti sudah dengan cepat mengiyakan ajakan Dikta.

I'm All YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang