05. DEBAT

12.8K 804 55
                                    

2/09/2021
Kamis 13.44































Tae Hyung POV

Dia mendesah di sela-sela tangisannya sambil meremas erat sisi bahu ini. Air mata yang terus menetes tepat di dadanya itu terasa asin, namun setelahnya tidak punya rasa lagi.

"Kau tidak seharusnya melakukan ini padaku, ini sudah bukan pelukan ...." Katanya lembut, namun terasa seperti meraung-raung menolak semua ini.

Biar pun terasa seperti itu, suaranya yang lembut itu selalu mampu membuat telinga ini betah berlama-lama mendengarnya bersuara.

"Kumohon berhentilah."

Kuhentikan serangan lembut pada dua bagian terindahnya segera, permintaannya tidak boleh ditolak, wanita ini adalah Dewiku.

"Kau merasa panas?" Bibir ini tiba-tiba berbicara, gugup setelahnya yang terasa dalam diri ini. Ketika tangannya meraih satu jariku sambil mengusapnya lembut seluruh tubuh ini berbunga.

"Kau ingin digenggam?" Sejujurnya sedikit merasa malu telah lancang seperti ini, apalagi ikut memegang tangannya seolah juga ingin, namun sayangnya dia langsung melepas secara mentah-mentah.

"Tidak. Hanya ingin pulang," ujarnya gemetaran. Mendengar itu mata ini segera menatapnya, menggeleng emosi, setelahnya menggenggam tangannya lebih erat.

"Hei, tidak, tidak."

Dia menunduk lagi setelah balasan itu, sambil menghela nafas berat aku berusaha mengalihkan semuanya.

"Kita belum saling mengenal satu sama lain. Nama, umur, juga latar belakang, semuanya belum jelas, jadi tolong tunggulah beberapa saat di sini."

"Roséanne Bae," ucapnya ragu-ragu.

"Kim Tae Hyung. Senang mengenalmu Roséanne, namamu indah," pujiku, dia terlihat mengigit bibirnya, itu sudah lebih bagus sebab dia tidak menangis lagi.

"Kesalahpahaman ini terlalu panjang, jadi maaf atas malam itu, maaf juga atas yang sudah terjadi sepanjang ini. Kau harus tidur sebelum hari pagi lagi."

Dia berdeham, lalu menarik tangannya.

"Kalau begitu tolong pergilah," pintanya, lalu menutup tubuh atasnya yang telanjang.

"Kalau butuh sesuatu turunlah, jangan ragu."

Kutinggalkan ranjang setelahnya. Kemudian berjalan menuju lemari buat mengambil baju putih polos milikku. Lalu pergi setelah meninggalkan ucapan sederhana.

"Selamat beristirahat."

Tae Hyung POV END

***

Kebencian lama yang meluap, sorot mata tajam yang saling berhubungan satu sama lain, hembusan nafas yang mendingin membuat beberapa orang di dalam ruangan lembab ini merinding.

"Apa alasanmu mengambilnya?!" Pria dihadapan Kim Tae Hyung itu mulai bersuara lantang, tanpa mau bertele-tele langsung menuju titik yang ingin dia tanyai.

Awal yang sempurna, menurut Tae Hyung, dia selalu senang jika obrolan dimulai dengan cara seperti ini.

"Karena dia sempurna," balas Tae Hyung santai. Membuat pria itu menggeram.

"Kau sangat mudah melihatnya seperti itu, tapi Yerin? Kau bahkan tidak pernah mau melihatnya semenit pun! Selama ini dia berharap padamu seperti ingin mati rasanya, dia mencintaimu lebih dari mencintaiku, adiknya sendiri! Tapi apa ini?"

"Apa lagi? Itu masalahnya, dia sendiri yang terus-terusan berharap. Kenapa juga dia terus berharap pada yang sulit, bilang padanya, cobalah melihat pria lain yang menunggunya," ujar Tae Hyung sambil mengusap pelipisnya.

OM TAE❜ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang