25/11/2021
Kamis 22.29Atas ulah pujian manisnya yang terlalu manis, Tae Hyung sampai tidak tau sudah berapa lama wanitanya yang cantik diam tanpa mau menatapnya sedikitpun saat perjalanan pulang.
Dia yang terus menunggu wanita itu mau berbicara ikut mengingat ulang seperti apa pujiannya, setelah mengingatnya, dia jadi merasa malu sendiri telah blak-blakan memuji seperti itu. Hal yang satu ini benar-benar tidak dia mengerti sampai ingin tau rasanya mengapa dia jadi mudah memuji seorang wanita, sejujurnya, dia sangat jarang melakukan yang seperti itu.
Kalau saja boleh jujur lagi, Kim Tae Hyung ini benar-benar tidak pernah harus menyetujui dirinya agar seringan itu memuji seorang wanita. Tetapi, saat dia hanya bersama Rosé, semuanya terasa berbeda, dia justru menjadi pria yang ingin terus memuji, mencium, bahkan memeluk wanitanya itu erat-erat. Dia selalu ingin melakukan itu walaupun nafasnya sudah tidak sampai di pagi selanjutnya.
"Apa masih lama?"
Tae Hyung diam, gugup dalam rasa malunya, Rosé mulai berbicara. Sejatinya, Rosé adalah tipe wanita yang tidak mau di tinggal diam setelah dipuji, namun apa boleh buat jika yang mengerti dirinya di situasi seperti ini cuma Jungkook seorang, pria yang sepertinya benar-benar mengerti dirinya itu sudah pasti segera mencari bahan obrolan yang menarik setelah memuji nya.
"Hanya beberapa menit lagi."
Rosé mengusap lengannya lembut, sehabis nya dia menguap, dia sudah sangat ingin terlelap malam ini. Bosan menunggu Tae Hyung yang terus diam saat dia benar-benar ingin dimanja oleh pertanyaan yang tidak jelas.
"Hei, ingin sebuah pelukan? Kau bisa beristirahat dengan nyaman di pelukan ku," tawar Tae Hyung cepat, dalam perasaan gugup yang masih meledak-ledak.
Rosé yang tidak berharap Tae Hyung berbicara sampai seperti itu terlihat sangat senang, seperti dingin nya malam saat salju pertama turun ; dia jadi merasa lebih butuh hangatnya perilaku yang seperti ini daripada perilaku yang seolah-olah (?) mengerti dirinya.
Tanpa mau membalas pertanyaan seperti itu dia segera mendekat. Memeluk leher indah pria itu perlahan, lalu meletakkan pipinya di dekat bahu lebar Tae Hyung sambil tersenyum.
"Hoammhhh ... ini sangat nyaman."
Tae Hyung meremas ujung jas nya, tubuhnya gemetar, Rosé yang berbicara sambil menguap seperti itu di dekatnya terasa sangat mengelikan.
"Q-queen?" panggilnya lembut.
Rosé sedikit melepas pelukannya, lalu menatap mata pria yang memanggilnya dalam-dalam.
Setelahnya dia sedikit tersenyum, "Apa pelukan yang seperti itu terasa tidak nyaman?"
Tae Hyung menggeleng sambil mengigit bibirnya, dia masih gemetaran, wanita yang terang seperti rembulan itu saat ini masih menatapnya tanpa ragu, tangan yang cantik itu pun masih memeluk lehernya. Dia merasa malu, tidak sepantasnya dia yang terlalu merah semerah tomat ini ikut menatap wanita yang dia rusak kemarin tanpa rasa malu seperti ini. Dia juga merasa tidak pantas merasa senang seperti ini tanpa rasa malu.
"Kau memanggilku seolah ingin berbicara sesuatu yang penting, namun setelahnya malah diam," gerutu Rosé.
"Kalau masih diam seperti ini apa artinya? Apa artinya tidak masalah jika pelukan seperti itu?"
Tae Hyung menunduk, dia ingin menangis, wanita ini, benar-benar segalanya. Dia tidak mau melepasnya, jiwa manis ini adalah miliknya, dia ingin memilikinya secara sah hari ini juga. Tae Hyung tidak tau sudah selama apa dia ingin memiliki sesuatu sampai seperti ini, dia benar-benar belum bisa bernafas lega sebelum memiliki yang satu ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
OM TAE❜
Fanfiction[M] Karena malam itu, semuanya jadi seperti ini. ©31 DES 2019