21/09/2021
Selasa 21.25Wanita selembut sutra itu menangis lagi di atas ranjang yang sama setelah beberapa saat yang lalu dia melihat pria di atasnya ini mengisap dadanya.
"Kim Tae Hyung ...."
Dengan suara parau seperti itu dia memanggil Kim Tae Hyung yang masih mengisap dadanya.
"Bangunlah sialan!" Merasa putus asa, Rosé lantas menjerit sambil menarik geram tangan panjang Tae Hyung yang memeluk erat pinggangnya.
Namun tetap saja tidak ada perubahan apapun, Tae Hyung masih memeluk pinggangnya. Rosé akhirnya memilih diam, dia tidak tau lagi ingin berbuat apa. Pilihannya yang seperti itu sama persis seperti pilihannya saat bulan mulai tenggelam, saat dia yang sendirian mulai dikelilingi rasa tidak tau.
Hidupnya benar-benar hilang tujuan selama lima bulan ini, dia tidak tau apa alasannya masih berjalan setelah orangtuanya pergi menuju surga. Yang dia jalani selama ini adalah menulis, lalu berharap tulisan yang dibuatnya berpengaruh besar terhadap hidup orang-orang yang hidupnya hampir sama seperti miliknya.
Tanpa suasana yang nyaman dia hidup sendirian di dalam tubuhnya. Tetapi, saat ini, suasana yang seperti ini benar-benar membuatnya merasa nyaman, dia merasa sangat gila namun juga sangat senang atas lidah yang sibuk di dadanya, aliran seperti sengatan yang beredar di seluruh inci tubuhnya, juga pelukan yang mendamba agar tidak lepas.
Rosé mulai mendesah, dia tidak munafik, dia benar-benar senang atas ini tanpa tau apa alasannya.
"Kau mendesah?" Tae Hyung menatapnya antusias, nyatanya pria itu sudah lebih dulu bangun tanpa Rosé tau.
Rosé yang melihat tatapan antusias itu dibuat gelagapan. Dengan mata yang basah dia menatap mata tajam yang cantik itu.
"Bagaimana ya? O ya, tadi itu—"
"Apa? Ayolah Roséanne, jangan terlalu munafik. Bilang saja jika menikmatinya," ucap Tae Hyung senang, lalu terduduk, dia juga menyelimuti tubuh sempurna itu sebelumnya.
Rosé mulai menangis lagi, dia menggepalkan tangannya, ucapan seperti itu benar-benar melukainya.
"Bajingan sepertimu memangnya tau apa! Kau tau apa?!"
Tae Hyung menatap wanita itu, dia merasa bersalah. Nafasnya perlahan berhembus panjang, dia hanya sangat senang tanpa tau ucapannya terlalu melukai.
"Bajingan!"
"Ayolah, tolong jangan menangis seperti itu. Kau malah terlihat seperti lautan yang di selami gurita tua, tau?"
Rosé mengusap air matanya cepat lalu menutup seluruh tubuhnya dengan selimut, Tae Hyung yang melihat itu mulai panik. Dia pikir wanita itu tambah menangis di dalam sana.
"Hei itu—"
"Kalau bicara jangan melantur seperti itu, jangan berbicara lucu seperti itu. Kau jadi lucu tau, tidak ada seram-seramnya lagi."
Rosé tertawa terbahak-bahak, dia benar-benar tidak pernah mendengar atau mendapat penenangan lewat ucapan yang aneh seperti itu sebelumnya. Dia sangat tergelitik, tidak tau jika pria ini pintar membuat lelucon juga.
"Kau?!"
"Hahahahaha ...."
Rosé mengintip sedikit, dia sangat penasaran seperti apa raut sebal pria itu. Tae Hyung yang melihat hal itu segera menatap yang lain, dia pura-pura terlihat sebal. Rosé yang tambah antusias mulai tersenyum manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
OM TAE❜
Fanfiction[M] Karena malam itu, semuanya jadi seperti ini. ©31 DES 2019